Merayap, Buaya Bunting Sebesar Drum Menggelepar Melompat Lalu Sambar Ikan di Kolong Kapal
"Waktu air meluap, buaya tiba-tiba muncul. Panjangnya sekitar dua hingga tiga meter. Buaya terlihat merayap ke atas, ke daratan dekat pemukiman ..."
Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Satu dari tiga ekor buaya yang menampakan diri di Kolong Kapal Hakok-Sinjay Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), diduga sedang bunting. Perut buaya paling besar di kolong ini menurut warga, menyerupai drum.
Baca: Ups Terpesona, Ivanka Trump Kepergok Curi-curi Pandang dengan Pria Ini
"Buayanya pendek, buaya kodok, warnah hitam putih, perutnya besar, kayak drum, besar," kata Ajung (45), warga yang berdomisili dekat Kolong Kapal Hakok-Sinjay Sungailiat, Selasa (14/2/2017).
Baca: Inilah Tanda-tandanya Kalau Pacar Anda Sudah Tidak Perjaka Lagi
Menurut Ajung, buaya pertama kali muncul kemarin, sekitar pukul 07.00 WIB. Kemudan buaya muncul lagi beberapa kali.
Baca: Ketahuan Selingkuh, Istri Damprat Suami di Tempat Umum, Netizen Malah Anggap Itu Lucu
"Waktu air meluap, buaya tiba-tiba muncul. Panjangnya sekitar dua hingga tiga meter. Buaya terlihat merayap ke atas, ke daratan dekat pemukiman warga sebelah sana. Sepertinya buaya itu sedang hamil (bunting), karena perutnya bulat besar," kata Ajung.
Ajung merasa heran, karena sebelumnya tidak pernah ada buaya muncul di Kolong Kapal, dekat pemukiman warga.
Baca: Jadian Stefan William Rilis Single Barunya Bersama Sang Istri
"Sebelumnya tidak ada buaya di kolong kapal ini, karena dulunya kolong ini pemandian umum. Saya tahu, karena saya dari kecil tinggal daerah ini," katanya.
Baca: Kisah Tragis Dua Sejoli, Sepucuk Surat yang Memilukan: Saya tidak Pernah Mencarikan Bli Guna-guna
Rupanya, sebelum naik ke darat, buaya di Kolong Kapal Hakok-Sinjay Sungailiat, sempat menggelepar menyambar ikan.
Atraksi predator gigi gergaji ini, terlihat oleh warga, yang kemudian menjadi tontotan saat banjir sedang melanda.
"Dia (buaya) awalnya main ke sebelah sana (Kolong Kapal arah barat). Kami sempat melihat saat buaya dari dalam air, meloncat berputar dari dalam air, menggelepar menyambar ikan," jelasnya.
Buaya itu, menyambar ikan yang bermain di permukaan air kolong. Suara sambaran cukup keras, dan tubuh buaya terlihat jelas. "Yang disamber ikan hidup, ikan yang hidup di kolong," katanya.
Saat tahu buaya menyambar, Ajung kemudian masuk ke dalam rumah mengambil sepotong ikan tenggiri yang dia beli, dan semula akan dimasak sebagai konsumsi keluarga. Namun rupanya, buaya tak tertarik menerkam potongan ikan tenggiri yang dilemparkan Ajung ke kolong ini.
"Saya sempat melemparkan potongan ikan tengiri, sebesar ginilah (irisan sejenggal), tapi buaya dak mau. Sepertinya dia (buaya) hanya mau ikan hidup," katanya.
Tepuk Pelepah
Diantara mereka, rela menepuk-nepuk permukaan air kolong, memancing kemunculan sang predator, Selasa (14/2/2017).
Asak (50), Warga Jl Batamerah I Hakok Sungailiat ditemui Bangkapos.com di tepi Kolong Kapal Hakok-Sinjay Sungailiat, Selasa (14/2/2017) menyebutkan, upaya warga menepuk pelepah kelapa, demi melihat kemunculan buaya.
"Sore kemarin, saat air kolong meluap karena hujan, ada teman kita ambil pelepah kelapa, lalu ditepuk-tepukan (tampar) ke permukaan air. Maka saat itu pula, buaya di kolong kapal ini menampakan diri ke permukaan air kolong, dan langsung mendekat," kata Asak.
Seperti yang dilakukan oleh Warga Lingkungan Jalan Laut Sungailiat, Men Tjun (45).
Men Tjun, Selasa (14/2/2017) siag, sengaja datang dari Jalan Laut ke Kolong Kapal Hakok-Sinjay, demi melihat buaya ini.
Men Tjun bahkan, tak segan-segan menepuk-nepuk pelepah kelapa ke permukaan air kolong, agar buaya muncul di permukaan.
Sayang, upaya menepuk pelepah kelapa yang dia lakukan, gagal memancing kemunculan 'si gigi gergaji'.
"Mane ok baye e lom muncul lah (mana buayanya belum muncul juga). Jangan-jangan buayanya sudah pindah ke tempat lain," kata Men Tjun, penasaran.
Sementara menurut Asak (50), tak hanya menepuk pelepah kelapa, tapi ada juga warga lainnya, melempar batu berkali-kali ke permukaan kolong. Tujuan warga melempar baru ke Kolong Kapal, supaya muncul ke permukaan.
"Dilempar oeh anak-anak pake batu. Sebenarnya dak boleh dilempar, karena kita khawatir buaya bisa menjadi semakin ganas kalau sering dilempar," katanya.
Asak, menyebut, buaya muncul ke darat, dekat pemukiman warga hanya dalam waktu-waktu tertentu.
Di sisi lain, dia mengimbau, agar warga, khususnya anak-anak jangan terlalu mendekati bibir kolong karena bisa membahayan keselamatan.
"Saya imbau, jangan dekat-dekat kolong, bisa membahayakan," katanya.