Kisah Cinta Bung Karno dan 9 Istrinya, Tetap Perawan Hingga Tak Ingin Berpisah Sampai Ajal Tiba

Bung Karno bukan hanya dikenal handal dalam bidang politik, tapi juga handal memikat hati wanita.

Penulis: fitriadi | Editor: fitriadi
thepicta.com
Soekarno dan Ratna Sari Dewi 

Tahun 1961 Bung Karno sakit keras. Di Wina, Austria, para hli mengeluarkan batu dari ginjalnya. Waktu itu perjuangan merebut kembali Irian Barat sedang memuncak.

Maka itu para dokter melakukan perawatan lebih teliti terhadap Bung Karno.

"Jangan khawatir Presiden Sukarno, kami akan memberikan perawat-perawat yang  berpengalaman untuk menjaga Tuan," kata mereka.

"Ketika hal itu disampaikan kepadaku, keadaanku menjadi lebih payah daripada sewaktu aku mula-mula masuk. Aku tahu apa yang akan kuhadapi.... aku berpikir dalam hati, 'Aku akan lebih cepat sembuh dengan gadis-gadis perawat yang tidak berpengalaman, karena yang sudah  punya pengalaman 40 tahun tentu setidaknya sekarang sudah berumur 55!" ungkap Bung Karno.

Orang juga mengatakan, Soekarno suka melihat perempuan cantik dengan sudut matanya.

"Itu enggak benar. Soekarno suka memandangi perempuan cantik dengan seluruh bola matanya ...ini bukanlah suatu kejahatan... bukan suatu dosa atau tidak sopan kalau seseorang mengagumi perempuan cantik.

Baca: Pasukan Cakrabirawa Selalu Sodorkan Wanita Cantik Jika Bung Karno Marah Besar

Dan aku tidak malu berbuat begitu, karena dengan melakukan itu pada hakekatnya aku memuji Tuhan dan memuji apa yang telah diciptakan-Nya.

Aku hanya seorang pencinta kecantikan yang luar biasa. Aku mengumpulkan benda-benda perunggu karya seni dari Budapest, seni pualam dari Italia, lukisan dari segala penjuru...," ungkap Bung Karno.

Apakah seorang Bung Karno memang ditadirkan sebagai pencinta kecantikan yang luar biasa, entahlah.

Yang jelas, saat beranjak menjadi ABG (anak baru gede) berumur 14 tahun, Bung Karno sempat mabuk kepayang pada seorang gadis Belanda bernama Rika Meelhuysen, teman sekolahnya di Europeesche Lagere School.

"Rika adalah gadis pertama yang kucium ... aku sangat gugup waktu itu ... Tapi, aduh, aku mencintai gadis itu mati-matian....

Aku membawakan buku-bukunya, aku dengan sengaja berjalan melalui rumahnya, karena mengharapkan sekilas pandang dari dia...

Cintaku ini kusimpan dalam kalbuku. Aku... takut ketahuan oleh orangtuaku. Aku yakin, bapak akan sangat marah kepadaku sekiranya ia mendengarku bergaul dengan anak gadis kulit putih," kata Bung Karno kala itu.

Pada suatu sore Bung Karno berjalan-jalan naik sepeda dengan Rika. Ketika membelok di ujung jalan gang, mereka menabrak ayah Bung Karno.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved