Ada Kisah-kisah Lucu di Sela-sela Kemuraman Pengkhianatan G30S, Mulai dari Makan Hingga Knalpot

Tidak selalu ABRI menggunakan senjata untuk menaklukkan musuh. Misalnya saja ketika mereka berusaha merebut kembali RRI Semarang yang waktu itu ...

Mengenang G30S: Luka Korban G30S Berdasarkan Visum et Repertum (5) 

Baca: Isinya Bikin Merinding! Pesan dari Setan Akhirnya Terkuak Setelah 300 Tahun

Dengan huruf-huruf yang mencolok terpampang di iklan itu bahwa Mayjen Soeharto diangkat menjadi Menteri Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno ....

Tentu saja wartawan surat kabar ybs. menjadi cukup sibuk meminta maaf ketika iklan itu disodorkan kepadanya oleh kepala perwira penerangan Kostrad saat itu.

(Kompas, Sabtu, 23 Oktober 1965)

Kejutan
Pagi-pagi buta tanggal 23 Oktober 1965 sebuah truk yang mengangkut beberapa orang pemuda merayapi salah satu jalan di Sala. Para pemuda itu berseru, "Bantuan ... bantuan ... Kampung Madu (bukan nama sebenarnya) diserang ... ayo bantuan ...!"

Dalam sekejap berjubel-jubellah truk itu dengan orang-orang yang ingin memberikan bantuan kepada kampung yang dikenal simpatisan G30S dan ketika itu sedang dilanda kaum demonstran.

Baca: Ngeri, Begini Penampakan Detik-detik Bangunan di Kota Meksiko Runtuh Saat Gempa Bumi Terjadi

Di sebuah tanjakan di Jl. Sorogenen terjadi kejutan. Beberapa prajurit baret merah muncul.

"Angkat tangan semua!" perintah anggota RPKAD tersebut.

Dengan saling berpandangan terpaksalah mereka patuh digiring ke hotel perdeo. Mau nolong malah ketodong.

(Kompas, Jumat 3 Desember 1965)

Pisaunya terhunus
Suatu malam di Ponorogo, pada pukul 20.00, 22 November 1965, seorang pemuda berusia sekitar 20 tahun berjalan sendiri melewati jalanan yang gelap.

Mendadak ia merasa dibuntuti. Ketika menengok ke belakang dilihatnya dua orang wanita makin lama makin mendekat. Hatinya mulai ciut.

Baca: Penampilannya Bikin Pangling, Tak Lagi Jadi Personil Girlband, Artis Ini Kini Mualaf dan Berjilbab

Maklumlah, di masa itu cerita-cerita mengenai kekejaman anggota Gerwani cukup bikin bulu kuduk berdiri.

Apalagi ketika ditengoknya lagi, nampak kedua wanita itu membawa pisau terhunus! Ia mempercepat jalannya sampai tersandung-sandung.

Entah bagaimana, rupanya tersusul juga pemuda ini oleh kedua ibu, sehingga akhirnya ia menyapa mereka,  

'Ya Allah, Buu ..., sampai saya tersandung-sandung. Mau ke mana?"

"Mau rewang. Membantu memasak di rumah yang terang itu!"

Baca: Wow, Katy Perry Berkerudung Ketika Tampil di Panggung Ini, Tetap Seksi

"Saya kira .... Mari Bu, selamat malam!"

Salah seorang ibu kebetulan istri koresponden Kompas.

(Kompas, Sabtu 4 Desember 1965)

Garwane?
Bu Sastrosularno sedang sendirian ketika pasukan tentara dari Batalyon G mengadakan gerakan pembersihan di daerah Nusukan - Prawit, Sala.

Mereka melihat setumpukan buletin di atas meja. Salah satu buletin bertuliskan "G.S." Karena sedang menumpas G30S, tak heran mereka menaruh perhatian khusus dan menanyakan artinya.

"Anu, Pak ...," Bu Sastro gelagapan. "G artinya Gotong-Royong, S artinya ...," ia terhenti. Mulutnya cuma komat-kamit.

Para anggota Yon G kontan curiga.

"Sudah, terus terang saja."

Baca: Di Atas Ranjang, Wanita Bertato Tanpa Baju Ini Mendesah, Ternyata Ini yang Terjadi Sesungguhnya

Bu Sastro semakin gugup. Kepanjangan dari huruf "S" itu benar-benar hilang dari ingatannya. Untunglah seorang anak angkatnya muncul dan segera menyela bahwa "S" adalah singkatan dari "subur".

Mendengar jawaban si anak, petugas dengan wajah agak lega  bertanya lagi, "Siapa pemilik buletin-buletin ini?"

"Suami saya, Pak Sastrosularno."

Mungkin sekadar untuk meyakinkan dirinya si petugas bertanya lagi, "Ibu Gerwani, ya?"

"Inggih (ya), Pak," sahut si ibu mantap!

"Apa? Jadi ibu adalah anggota Gerwani? Ayo, ikut ...!" bentak si petugas.

Baca: Sempat Jadi Tontonan Wajib di Malam 1 Suro, Ini Dia 5 Film Horor Mendiang Suzanna

"Maaf, Pak. Saya bukan anggota Gerwani. Saya kira Bapak bertanya 'Garwane? (Istrinya?), maka saya iyakan. Saya bukan Gerwani. Saya garwane Pak Sastro yang menjadi pegawai Sekolah "Warga" itu.

(Kompas, Kamis 9 Desember 1965)

Sumber: Intisari
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved