Kisah Pilot Satu Kaki Andalan Hitler yang Hancurkan Lebih dari 400 Tank Sepanjang Kariernya

melaksanakan terbang tempur sebanyak 2.530 sorti dan berhasil menghancurkan satu kapal perang, satu penjelajah, satu perusak, 70 kapal

Editor: Iwan Satriawan
Fast Aviaton Data
Pilot pembasmi tank andalan Nazi Hans-Urich Rudel 

“Dia memang pilot paling hebat di skadron kami. Tapi cara bertempur seperti itu akan membuatnya berumur pendek,” sebuah komentar penuh kekaguman dan sekaligus kekhawatiran yang wajar.

Berkat keberanian bermanuver ekstrem itu dalam bulan pertama bertempur di atas ruang udara Soviet, Rudel bukannya mendapat celaka tapi malah mendapat penghargaan elit, Cross First Class. Mulai sajak itu, nama Rudel pun menjadi pamor di StG 2.

Prestasi tempur Rudel makin menghebat ketika pada 23 September 1941, pilot tempur yang dikenal tidak banyak bicara itu berhasil menjatuhkan bomnya tepat di bagian dek kapal perang Soviet, Marat, yang sedang berlayar di Teluk Finlandia.

Kapal perang Marat yang sedang menuju Kronstadt Harbour guna memecahkan kepungan pasukan Nazi Jerman di Leningrad itu gagal melaksanakan missinya akibat gempuran bom seberat 1.000 kg yang dijatuhkan Rudel sehingga mengalami rusak parah.

Kapal perang Marat kemudian dihela menuju Kronstadt Harbour untuk diperbaiki.

Keesokan harinya, ketika Marat sedang ditarik oleh penjelajah berat Kirov menuju Konstadt Harbour, pesawat pengintai Nazi berhasil memergokinya.

Pilot-pilot Stuka StG 2 yang dipimpin oleh Kapten Steen pun kembali mengudara untuk melakukan pengejaran dan kali ini dengan membawa bom seberat 2.000 kg.

Rudel yang terbang dengan backseater Sersan Alfred Scharnowski mengucapkan tekad bulatnya untuk segera mungkin menenggelamkan Marat.

Setelah formasi terbang tempur Stuka berhasil menemukan Marat yang sedang dihela penjelajah berat Kirov, formasi Stuka segera memecah diri untuk membentuk formasi penyerang.

Sebaliknya begitu melihat kehadiran Stuka, meriam-meriam antipesawat baik dari Marat maupun Kirov segera memuntahkan pelurunya tanpa henti.

Ledakan peluru meriam yang gagal mengenai sasaran bertebaran di Sekitar Stuka StG 2 yang kini, di bawah pimpinan Kapten Steen terbang menukik menuju posisi Marat.

Rudel yang terbang mengekor di belakang Stuka Kapten Steen bisa melihat jelas peluru-peluru meriam antipesawat yang melesat di kanan kiri pesawat.

Dalam formasi serangan seperti itu peran komandan penyerbu seolah sebagai tameng bagi pesawat yang terbang di belakangnya dan bertugas menjatuhkan bom secara akurat.

Baca: Meski Berstatus Janda, Deretan Artis Mamah Muda Ini Bakalan Sulit Ditolak Lelaki

Kapten Steen berkali-kali melaksanakan pengereman agar posisi terbang Stuka-nya berada di bawah lintasan garis tembakan meriam.

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved