5 Fakta Partai Berkarya, Lanjutkan Kerja Pak Harto, Tommy Soeharto jadi Capres 2019
Di kancah politik, selama bertahun-tahun Tommy menjadi kader Partai Golkar. "Kami dorong Pak Tommy maju dalam pemilihan presiden untuk ..."
BANGKAPOS.COM, JAKARTA -- Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), putera mantan penguasa Orde Baru segera kembali ke panggung politik nasional.
Partai Berkarya mencanangkan target lolos sebagai peserta pemilu 2019.
Baca: Nonton di SINI, LIVE STREAMING Atletico Madrid vs Barcelona
Pengurus Partai Berkarya mendaftarkan sebagai peserta pemilu 2019 ke KPU RI di Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2017) pagi.
Mereka membawa berkas sesuai yang disyaratkan oleh KPU RI yaitu berkas dari kepengurusan provinsi 100 persen, kabupaten/kota minimal 75 persen, dan kecamatan minimal 50 persen.
Baca: Peluk Mesra, Shah Rukh Khan Berani Lakukan Hal Ini pada Wanita Lain Saat Ada Sang Istri
Tommy Soeharto menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pembina Hutomo Mandala Putra.
Partai yang baru genap berumur satu tahun ini diketuai oleh Neneng A Tutty dan Sekretaris Jenderal Badaruddin Andi Picunang.
Baca: Tak Disangka, Jokowi Lagi di Rumah Calon Besan Tiba-tiba Listrik Padam, Ternyata Ini Penyebabnya
Berikut ini sederet fakta tentang Partai Berkarya
1. Tommy Soeharto Sebagai Calon Presiden
Partai Berkarya siap bertarung di Pemilu serentak 2019 mendatang.
Partai ini akan mengajukan Tommy Soeharto, sebagai calon Presiden RI periode 2019-2023.
Di kancah politik, selama bertahun-tahun Tommy menjadi kader Partai Golkar.
Baca: Jadi Viral, Sosok Dua Perempuan Ini Jadi Perhatian Setelah dari Got, Netizen: Kirain Malaikat Maut
Situs Partai Berkarya menyebut putera Soeharto itu terlahir pada 15 Juli 1962.
Tanggal 15 Juli sama dengan tanggal lahir Partai Berkarya.
Baca: Tak Disangka, Inilah Honey Elvish, Madu Termahal di Dunia, Harga 1 Kilo Bikin Kejang
Tommy Soeharto merupakan pendiri dan pemilik Group Perusahaan Humpuss.
Tommy pernah dipenjara karena terlibat kasus pembunuhan Hakim Mahkamah Agung Syafiudin Kartasasmita.
Baca: Ingat! 10 Cara Bela Diri Sederhana Ini Ternyata Bisa Selamatkan Nyawamu Saat Terancam Bahaya
Pada 28 November 2001 Tommy Soeharto ditangkap.
2. Lanjutkan Program Positif Soeharto
Soal alasan mendorong Tommy Soeharto maju di Pilpres 2019, Ketua Umum Partai Berkarya Neneng A Tutty menyatakan agar Tommy bisa melanjutkan program-program positif yang belum terselesaikan di masa kepemimpinan mendiang ayahnya, Presiden ke-2 RI Soeharto.
"Kami dorong Pak Tommy maju dalam pemilihan presiden untuk mengembalikan kejayaan Indonesia, seperti swasembada pangan, pembangunanm dan menciptakan keadilan di Tanah Air," imbuhnya.
Baca: Sambut Halloween, Angelina Jolie Rela Habiskan Dana 1,047 Dolar AS
3. Target di Pemilu 2019
"Soal target, kita menargetkan menjadi tiga besar di pemilu 2019," kata Sekretaris Jenderal Badaruddin Andi Picunang dalam keterangan pers, Jumat 11 November 2016.
Dia mengungkapkan cara yang dilakukan seluruh pengurus dan kader Partai Berkarya harus bekerja ektra keras dalam membangun struktur partai dari pusat hingga daerah.
Baca: Begini Penampakan Foto Mesra Judika dengan 2 Wanita Seksi yang Tersebar, Netizen Beri Peringatan Ini
Belakangan, Wakil Ketua Umum Partai Berkarya, Soni Puji Sasono mengungkapkan angka lebih riil yang ingin dicapai pada tahun pemilu 2019.
"Pak Tomi Soeharto mencanangkan target paling tidak satu provinsi menempatkan satu kadernya di DPR RI, berarti 34 kursi atau sekitar 13,4 persen suara. Kami optimis dengan target itu walaupun Pak Tomi menyadari partai ini baru dibentuk," kata Soni dikutip Tribunwow.com dari Tribunnews.com, Jumat (13/10/2017).
Baca: Duel dengan Anggota TNI, Bimantoro Akhirnya Minta Maaf, Netter Malah tak Legowo, Ternyata Karena Ini
4. Beda Partai Berkarya dan Golkar
Ketua DPW Partai Berkarya Sumut, Rajamin Sirait, memastikan partainya yang dibentuk Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto tak ada hubungan dengan Partai Golkar.
"Banyak orang bertanya mengenai Partai Berkarya ini. Saya tegaskan ini bukan pecahan dari Golkar. Ini partai yang berdiri karena kesederhanaan," ungkap Rajamin diberitakan Tribun Medan Kamis 15 Desember 2016.
Baca: Fotonya Menyejukkan! Tanpa Sadar Nagita Slavina Pamer Wallpaper Ponselnya Ini
Baca: Kebobrokan Bagasi Pesawat Terbongkar, Oknum Ini Tertangkap Kemera Membuka Paksa Koper Penumpang
Ia tak menampik sejumlah kader Golkar berpindah ke Partai Berkarya. Alasannya, sejumlah mantan kader Golkar ini ingin menjalankan organisasi sesuai aturan berlaku, termasuk dirinya.
"Dari Golkar berpindah kemari karena mungkin di sana spiritnya sudah tidak ada. Orang-orang yang kini duduk di Partai Berkarya ingin membangun peradaban baru yang tidak transaksional," ia beralasan.
"Kami ingin membangun partai ini tanpa tujuan propaganda apapun. Ini bukan partai toke, yang bisa suka-suka memecat dan membuang kadernya," Rajamin menambahkan.
Baca: Terungkap, Bimantoro yang Duel dengan Anggota TNI AL Ternyata Bukan Orang Sembarangan! Ini Faktanya
5. Nama-nama Besar Bergabung
Sebagai partai baru, sejumlah nama besar telah bergabung.
Situs Partai Berkarya sudah menampilkan beberapa tokoh di antaranya mantan menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya.
Baca: Jumat Hari Membahagiakan, Nagita dan Nino Rilis Lagu Benar Nyata, Raffi Ahmad Malah Ejek Begini
Ada pula nama mantan Kapolda Jatim Inspektur Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Anton Setiadji, yang juga menjabat sebagai ketua DPW PB Jatim.
Dalam suatu acara di Jawa Timur, Tribunnews.com pernah memberitakan KH M Hasib Wahab Hasbullah sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Berkarya.
Baca: Jangan Ngeres, Begini Foto-Foto Perayaan No Bra Day di Seluruh Dunia Tanpa Sensor
"PB Ingin lebih dekat dengan para kiai. Kami ingin memperkenalkan diri sebagai partai baru yang berkomitemen akan menampung aspirasi masyarakat," ujar Hasib yang juga putera tokoh NU dan pahlawan nasional KH Wahab Chasbullah.
VIRAL: Bukan Orang Sembarangan! Ini Pengakuan Bimantoro, Pria di Video Viral Berani Lawan Anggota TNI