Lidah Para Pemain Top Dunia Ini Tertelan, tapi Selamat Berkat Pertolongan Cepat, Lihat Videonya!
Insiden tertelannya lidah pemain sepak bola bukan hanya menimpa Choirul Huda. Sejumlah pemain top dunia juga pernah mengalaminya.
BANGKAPOS.COM - Insiden meninggalnya Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, adalah duka kita semua, duka sepakbola Indonesia.
Benturan dalam sepakbola hal biasa. Namun menjadi luar biasa jika benturan itu mengakibatkan cidera seris atau bahkan mengakibatkan kematian seperti kasus Choirul Huda.
Jika seksama melihat video detik-detik Huda berbenturan dengan pemain lainnya, nampak lidah Huda tertelan.
dr Dyah Wijayanti selaku koordinator kesehatan KONI Jatim mengungkapkan, memang lidah juga paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus korban dewasa.
Saat korban hilang kesadaran, otot-otot akan melemas, termasuk otot dasar lidah yang jatuh ke belakang sehingga jalan napas tertutup.
"Contoh sederhana seperti saat orang ngorok, itu ada sumbatan. Itu salah satu tanda ada pembuntuan jalan napas," katanya.
Dyah menuturkan, benturan yang terjadi sangat mungkin berujung pada tersumbatnya jalan napas.
Dalam kasus Choirul, penyelamatan menjadi tantangan tersendiri.
Pengecekan kemungkinan atlet mengalami gagal napas dan hypoxia harus dilakukan sesegera mungkin. Namun, pengecekan kadang bisa terhambat.
"Saat (korban) blek (jatuh), kita enggak bisa langsung ke lapangan, harus tunggu perintah dari wasit," tukasnya.
Dia menyebut, trauma saluran napas adalah salah cedera yang membuat atlet rentan memgalami kematian.
Dilansir Pandit Footbal, menelan lidah" bukan merupakan kiasan. Tidak seperti "menelan ludah", istilah ini dikenal dengan "tongue swallowing" dalam Bahasa Inggris, yang berarti tergelincirnya bagian belakang lidah terhadap faring (hulu kerongkongan) yang menyebabkan tersedak atau seperti tercekik.
Sebenarnya, lidah tidak pernah benar-benar tertelan.
Jadi, istilah "lidah tertelan" itu adalah istilah yang keliru. Meskipun begitu, istilah ini sudah dikenal luas di dunia medis sehingga masih terus digunakan hingga sekarang.
Kondisi ini disebabkan flasiditas (kelemahan untuk menahan, pasif) berlebihan pada lidah yang terjadi terutama saat tidak sadar diri misalnya pingsan.