Sekelumit Fakta Sejarah Berdirinya Jembatan Ampera, Jembatan Kebanggaan 'Wong' Palembang

Sebagai pusat dari Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang yng terkenal lewat Pempek-nya ini banyak sekali menyimpan

Editor: Iwan Satriawan
kolase sriwijaya post
jembatan Ampera 

BANGKAPOS.COM--Provinsi Sumatera Selatan yang berpusat di Kota Palembang merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia.

Sebagai pusat dari Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang yng terkenal lewat Pempek-nya ini banyak sekali menyimpan sejarah peradaban kerajaan Sriwijaya.

Jempatan Ampera yang merupakan ikon dari kota yang berada di ujung selatan pulau Sumatera ini.

Jembatan yang menghubungkan dua kawasan yakni seberang ilir dan seberang ulu ini sangat membantu kelancaran transportasi antara kedua kawasan ini.

 Jadi wajar jika jembatan ini begitu dibanggakan oleh masyarakat kota Palembang sampai sekarang.

Namun banyak yang belum tahu bagaimana sejarah berdirinya jembatan ampera ini.

jembatan ampera
jembatan ampera (ist)

Berikut ulasan sejarah berdirinya Jembatan ampera:

1. Pada Tahun 1906 pada masa pemerintahan Belanda, Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, muncullah Ide membuat jembatan untuk menyatukan Kota Palembang antara Seberang ulu dan seberang ilir yang terpisah Oleh Sungai Musi, akhirnya tahun 1924 ide ini di realisasi dan dilakukan banyak usaha untuk mewujudkan ide membangun Jembatan tersebut.

Namun, sampai masa jabatan Le Cocq de Ville berakhir, bahkan ketika Belanda pergi dari Indonesia, proyek pembangunan jembatan itu tidak pernah terealisasi.

2. Pada Masa Kemerdekaan, masyarakat seberang ulu dan seberang ilir memiliki gagasan untuk membuat jembatan yang dapat memudahkan akses transportasi penyeberangan.

Permintaan Masyarakat Palembang tersebut di bawa oleh DPRD Peralihan Kota Besar Palembang ke sidang pleno tanggal 29 Oktober 1956, Tahun 1957 di bentuk Panitia Pembangunan yang terdiri atas Harun Sohar (Panglima Kodam II/Sriwijaya), H.A. Bastari (Gubernur Sumatera Selatan), M. Ali Amin, dan Indra Caya.

jembatan ampera 2
jembatan ampera 2 (ist)

Kemudian Panitia Pembangunan ini menyampaikan gagasan Pembangunan jembatan tersebut Kepada Presiden RI Ir. Soekarno.

Gagasan tersebut di setujui oleh Bung Karno, dengan Syarat di buat juga taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. penandatanganan kontrak pembuatan Taman Kota atau boulevard dilakukan pada tanggal 14 Desember 1961 dengan biaya USD 4.500.000 atau sekitar Rp. 900.000.000 pada masa itu dengan kurs Dolar USD 1 = Rp 200.

3. Pada April 1962 di mulai pembangunan Pembuatan Jembatan atas biaya pemerintah Jepang, sebagai bentuk kompensasi perang Dunia II dari Pemerintah Jepang terhadap Indonesia, tak hanya biaya Tenaga Ahli pembuat Jembatan pun di datangkan dari Negara Jepang.

Dengan Fuji Mobil Manufacturing Co Ltd yang diberikan tanggung jawab untuk desain dan konstruksi. Proses Pembuatan Jembatan memakan waktu sekitar 3 tahun lama nya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved