Heboh di Medsos Anies Baswedan Diduga Bertemu Bos Mayapada, Tapi Tak Diliput Media Nasional

Dalam koran tersebut terlihat sosok yang diduga merupakan Anies Baswedan yang melakukan pertemuan

Editor: Alza Munzi
twitter
Foto diduga Anies yang tersebar di media sosial 

BANGKAPOS.COM - Heboh di media sosial mengenai kabar adanya pemberitaan yang menunjukkan pertemuan antara Gubernur baru DKI Jakarta Anies Baswedan dengan sejumlah tokoh.

Seorang netizen mengaku mendapat kabar dari grup Whatsapp yang diikutinya.

Dia menerima sebuah foto koran yang berisi tulisan Mandarin.

Dalam koran tersebut terlihat sosok yang diduga merupakan Anies Baswedan yang melakukan pertemuan dan jamuan bersama beberapa orang.

Baca: Pria Ini Ngaku Selain Jual, Juga Ikut Bercinta Bertiga dengan Pelanggan Teman Wanitanya, Tarifnya?

Foto diduga Anies yang tersebar di media sosial
Foto diduga Anies yang tersebar di media sosial (Twitter)

Foto yang diunggah di dunia maya tersebut kemudian mendapat beragam tanggapan dari netizen lainnya.

Diketahui, Dato’ Sri Tahir merupakan seorang pengusaha di Indonesia, investor, filantropis, sekaligus pendiri Mayapada Group, sebuah holding company yang memiliki beberapa unit usaha di Indonesia.

Unit usahanya meliputi perbankan, media cetak dan TV berbayar, properti, rumah sakit dan rantai toko bebas pajak atau duty free shopping (DFS).

Ia juga dikenal sebagai satu di antara orang terkaya di Indonesia.

Namun tidak diketahui pasti siapakah sebenarnya yang ada dalam unggahan tersebut.

Selain itu, netizen juga dibingungkan dengan bahasa yang digunakan.

Baca: Wanita dan Pria Tengah Begituan di Dalam Selimut Panik Didatangi Petugas, Endingnya Mengejutkan

Netizen lainnya kemudian memberikan saran dan menganjurkan untuk memakai google translate mode foto.

Netizen lain juga mencoba untuk menterjemahkan bahasa yang ada dalam foto tersebut.

Terjemahan menurut netizen tersebut adalah sebagai berikut.

(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

Ari Wibowo ikut-ikutan nimbrung

Pidato pertama Anies Baswedan saat resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta santer jadi bahan perbincangan publik.

"Jakarta adalah satu dari sedikit tempat di Indonesia yang merasakan hadirnya penjajah dalam kehidupan sehari-hari selama berabad-abad lamanya.

Rakyat pribumi ditindas dan dikalahkan oleh kolonialisme.

Kini telah merdeka, saatnya kita jadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Anies dalam potongan pidatonya, Senin (16/10/2017).

Pidato Anies Baswedan tersebut dikritik sejumlah pihak karena disebut telah melanggar instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 tahun 1998 tentang menghentikan penggunaan istilah pribumi dan non pribumi.

Instruksi tersebut ditujukan untuk empat kalangan yaitu Menteri dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Lalu untuk Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan juga untuk Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

Mengacu pada instruksi tersebut, Anies masuk ke dalam poin keempat yaitu sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.

Hebohnya kritik kepada Anies ternyata ditanggapi langsung oleh dirinya.

Melansir Kompas, Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, kata pribumi yang dia sampaikan dalam pidato politiknya itu terkait masa penjajahan Belanda di Indonesia, termasuk Jakarta.

Anies Baswedan tidak merujuk penggunaan kata tersebut di era sekarang.

"Oh, istilah itu (pribumi) digunakan untuk konteks pada era penjajahan karena saya menulisnya juga pada era penjajahan dulu," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, dilansir dari Kompas.com.

Anies mengatakan, Jakarta adalah kota yang paling merasakan penjajahan Belanda di Indonesia.

Sebab, penjajahan itu terjadi di Ibu Kota.

"Yang lihat Belanda jarak dekat siapa? Jakarta. Coba kita di pelosok-pelosok itu, tahu ada Belanda, tapi lihat depan mata? Enggak. Yang lihat depan mata itu kita yang di kota Jakarta," kata Anies.

Namun, ketika ditanya mengenai adanya Undang-undang dan Instruksi Presiden yang melarang penggunaan kata pribumi, Anies hanya menjawab "sudah ya..."

Rupanya, pidato Anies soal pribumi ini pun ditanggapi oleh sejumlah public figure Tanah Air.

Satu di antaranya aktor senior Ari Wibowo.

Dalam akun Instagramnya, Ari Wibowo mengunggah video yang menjelaskan ras asli Indonesia.

Video tersebut menjelaskan semua etnis Indonesia adalah imigran.

"Good morning. Yuk yang masih bicara pribumi & non-pribumi.." tulis Ari Wibowo dalam kolom caption.

Melihat unggahan Ari Wibowo ini, sontak banyak warganet yang pro dan kontra.

Banyak warganet yang menganggap postingan Ari Wibowo ini provokatif yang akan menyebabkan pembentukan opini terhadap pengguna instagram yang tak begitu paham soal isunya.

Namun, tak sedikit pula yang setuju dengan postingan Ari Wibowo ini karena masyarakat perlu mengetahui mengenai ras asli Indonesia.

@anggakurniawan82 : Tujuannya apa ya postingan ini? Mungkin tujuannya baik tapi dampaknya pasti gak sesederhana itu, pasti menimbulkan kekisruhan baru, apa tidk ingin kedamain tercipta di negri ini, maaf itu hnya pendapat saya, udah bukan saatnya lagi beradu argumen

@rahayuhandriyani : Setuju banget bung Ari Wibowo GBU.

@karimbenzs : Om kerjaan nya sekarang jadi kompor yah? Kasian jadi artis kurang laku apa?

@azis2637 : Kecemasan yg terlalu berlebihan dan di tanggapi oleh pendukung pak ahok itu jelas, nggak ada pri dan non pri, jgn cemas la , bangun negri jgn jd provokator hilangkan sakit hati brayyy

@azis2637 : Dewasalah manusia (TribunJabar/Amalia Qisthyana Amsha)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved