Terungkap Fakta Dokumen Terpendam Singapura, Pejuang Mandailing dan Batak yang Terlupakan Sejarah

Sumber senjata para pejuang kita di Sumatera Utara ada dua, pertama senjata Jepang yang menyerah pada Sekutu yang "dihadiahkan..."

Pussis Unimed
Kliping koran di Singapura yang memberitakan penangkapan penyelundup senjata dari Indonesia 

BANGKAPOS.COM -- Ini merupakan sepenggal cerita soal pejuang Indonesia dari orang-orang Mandailing dan Batak bersatu memperjuangkan kemerdekaan.  

Mereka berusaha menyelundupkan senjata yang akan digunakan untuk melawan agresi militer Belanda yang akan menduduki wilayah nusantara kembali, namun nahas mereka ditangkap oleh pemerintah Inggris di Singapura.

Baca: Baru Mulai, LIVE STREAMING Chelsea Vs Manchester United, Nonton di SINI

Baca: Tak Perlu Mahal, Begini Ternyata Cara Mudah Membuang Noda Hitam di Panci Pakai Saos Tomat

Mereka dipenjarakan, lebih menyakitkan lagi mereka terlupakan dalam buku sejarah Indonesia.

Namun setelah 72 tahun Indonesia merdeka, seorang sejarawan Universitas Negeri Medan baru-baru ini menumukan dokumen terkait penangkapan mereka di Singapura.

Adalah Ichwan Azhari mengungkap dokumen tersebut melalui akun media sosialnya. Dia kemudian memposting foto para pejuang ke dalam halamannya:

Baca: Dokter Tercengang, Sperma Pria Dibekukan Selama 23 Tahun, Wanita Ini Lahirkan Bayi Tertua di Dunia

Baca: Dulunya Tomboy, Cewek Ini Jatuh Cinta pada Pria, Penampilan Barunya Bikin Nangis

Ada yang terlupakan ketika kini orang bicara tentang bulan hari pahlawan.

Fokusnya semata para pejuang bersenjata di front pertempuran yang di Sumatera Utara kemudian diusung menjadi pahlawan nasional, semisal Djamin Gintings atau yang kini sedang dicalonkan, Brigjend Bedjo.

Tapi dari mana senjata mereka dapatkan untuk lakukan taktik perang gerilya? Siapa yang mengirimi mereka senjata dan bagaimana proses sampainya senjata ke tangan mereka? Kenapa mereka tidak dicatat dalam lembaran sejarah RI yang mereka perjuangkan?

Baca: Dulunya Wanita Ini Mantan Pembantu Rumah Tangga, Diejek Hingga Ada yang Jijik, Kini Jadi Supermodel

Baca: Pasangan Ini Sekilas Terlihat Sedang Kasmaran, tapi Jika Lihat Bagian Bawahnya, Bikin Terharu

Sumber senjata para pejuang kita di Sumatera Utara ada dua, pertama senjata Jepang yang menyerah pada Sekutu yang "dihadiahkan, disumbangkan, dihibahkan" atau "dirampok, dirampas" atau kombinasi kedua kategori itu oleh dan dari , Jepang.

Kedua, hasil menyelundupkan senjata dari Singapura yang dilakukan para pejuang yang namanya tidak dikenal.

Baca: Pekerjaan ini Teraneh di Dunia, Nomor 5 Pasti Nggak Pernah Kamu Bayangkan!

Saya baru saja mendapatkan sebuah dokumen yang dikeluarkan di Singapura tahun 1948.

Dokumen ini disusun dan didokumentasikan oleh Syamsudin Lubis dan S.L. Tobing, keduanya pelaku dan saksi sejarah masa itu.

Baca: Wow, Jackie Chan Ternyata Pernah Main Film Porno Ini Buktinya!

Dalam dokumen itu diperlihatkan bagaimana Singapura yang diduduki Inggris merupakan pusat keberadaan senjata gelap yang banyak dimasukkan ke Sumatra.

Dalam dokumen ini diperlihatkan foto foto dan klipping koran, juga arsip surat surat penting berkaitan dengan penyelundupan senjata dari Singapura ke Sumatera periode 1945-1948.

Baca: Nggak Nyangka, Si Istri Miliki Rambut Rapunzel, Sang Suami Lakukan Hal Tak terduga Ini

Baca: Astaga, Pria Ini Langsung Makan Ayam Kriyuk Pakai Sabun Colek Usai Ditilang karena Telat Bayar Pajak

Muncul nama nama yang tidak dikenal terdiri antara lain dari nama nama orang Mandailing dan Batak : Ibrahim Lubis, Djohan Hutapea, Dasuki, Sutan Hutagalung, Hadji Idris, Dawi Nasution, Herman Simandjuntak, Panangian L.Tobing.

Adakah yang memiliki informasi lebih dalam tentang tokoh tokoh ini? Dalam dokumen ini baru nama foto dan sekilas perjuangannya saja yang tertera.

Baca: Sakitnya Tuh di Sini, Beginilah Perlakuan yang Diterima Sang Mantan Pacar Jelang Kahiyang Menikah

Riset sejarah tentang keberadaan mereka dan gerakannya belum dilakukan.

Nama nama tokoh yang terlibat dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia di Singapura ini memperlihatkan berlangsungnya perjuangan lintas etnik, pejuang Mandailing dan Batak bersatu untuk memperjuangkan selamatnya sebuah nation (negara).

Baca: 4 Seleb Indonesia Ini Berhasil Go Internasional, Penggemarnya Ada yang Lebih Radikal dari ISIS

Ketika Dawi Nasution ditangkap tentara Inggris di tongkang yang penuh senjata selundupan saat akan diseberangkan ke Sumatra terbongkarlah jaringannya dan dengan mudah ditangkaplah temannya Herman Simandjuntak.

Perjuangan bersama lintas etnik dan agama dapat berlangsung saat sepakat ada musuh bersama : sang penjajah yang kelihatan.

Baca: Subhanallah! Ditemukan Cadangan Minyak Bumi di Aceh Melebihi Arab Saudi Setelah Tsunami 2004

Baca: Di Desa Ini, Polisi-Warga Jaga Makam Orang yang Meninggal Malam Selasa Kliwon, Alasannya Mengejutkan

Kini sang penjajah yang lebih dahsyat dibanding dulu, berada di tanah air yang mereka perjuangkan, tapi generasi kini tak begitu bisa melihatnya.

Apakah ini yang menyebabkan kini berjuang lintas etnik dan agama menjadi sulit dibangun? Ataukah karena kini, pencarian dan penegakan identitas etnik dan agama lebih penting dibanding musuh bersama yang diam diam melumpuhkan bangsa ini : sang penjajah berjubah baru?

Baca: Jadi Viral di Medsos, Bocah Ini Lebih Pilih Pakai Kostum Ahok, Keterangan Foto Bikin Netter Kagum

Haruskah nasionalisme hanya hidup di era perjuangan kemerdekaan seperti para penyelundup senjata orang Mandailing dan Batak di Singapura ini? (Ichwan Azhari)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved