Mati dalam Kesendirian Sedang Tren di Jepang, Mayatnya Sampai Membusuk

Jasad seorang pria ditemukan terbaring dan membusuk selama tiga pekan di sebuah apartemen kecil di Tokyo.

Editor: fitriadi
AFP/Behrouz Mehri
Gambar ini diambil pada 21 Juni 2017, ketika petugas kebersihan Hidemitsu Ohsima menunjukkan kasur di mana seorang lansia meninggal dalam kesendirian selama dua pekan di apartemennya di Yokohama, Jepang. 

Dalam tiga dekade terakhir, Jepang menghadapi pangsa rumah tangga penghuni tunggal yang tumbuh lebih dari dua kali lipat menjadi 14,5 persen dari total populasi. Kenaikan tersebut terutama didorong pria berusia 50-an dan wanita berusia 80-an atau lebih.

Baca: Beruntung Jennifer Dunn Cuma Diginiin, Coba Lihat Pelakor Ini Sampai Dipeloroti Begini

Tingkat pernikahan juga menurun. Para pakar meyakini, banyak pria khawatir pekerjaan mereka terlalu genting untuk menetap dan memulai sebuah keluarga.

Selain itu, lebih banyak wanita memasuki dunia kerja merasa tidak membutuhkan suami untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Satu dari empat pria Jepang berusia 50 tahun tidak pernah menikah. Pada 2030, angka tersebut diperkirakan naik menjadi satu dari tiga pria.

Sebanyak 15 persen lansia di Jepang hidup dalam kesendirian. Mereka bahkan hanya berbincang satu kali dalam sepekan.

Angka itu lebih tinggi dari jumlah lansia yang hidup sendiri di Swedia, Amerika Serikat, dan Jerman yang berkisar 6-8 persen. (Kompas.com/Veronika Yasinta/AFP)

Berita ini sebelumnya tayang di Kompas.com dengan judul:  "Kodokushi", Mati dalam Kesendirian, Jadi Masalah Serius di Jepang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved