Sadis, Keponakan Habisi Bibinya Usai Shalat Lalu Digituin Saat Terkapar, Suami Korban Lakukan Ini

Akibatnya, satu adegan rekonstruksi terpaksa dibatalkan guna menghindari amukan keluarga korban.

Editor: Alza Munzi
Pos Belitung/Disa Aryandi
Petugas Polres Belitung, Senin (18/12) saat melakukan rekonstruksi terhadap pembunuhan korban Ernawati. 

BANGKAPOS.COM, BELITUNG - Rekonstruksi pembunuhan terhadap Ernawati (42) berlangsung ricuh, Senin (18/12/2017).

Keluarga korban berusaha memukul pelaku Cecep Supriyatna (28).

Akibatnya, satu adegan rekonstruksi terpaksa dibatalkan guna menghindari amukan keluarga korban.

Keluarga korban marah saat melihat proses rekonstruksi tersebut.

Pasalnya, perbuatan pelaku terbilang sadis.

Dia tega memukul kepala korban yang tak lain adalah bibinya sendiri dengan kapak.

Baca: Artis Cantik Ini Murka Suaminya Direbut Janda Kaya dan Diam-diam Sudah Beginian, Bangga ya Mbak

-----------

Tim Polres Belitung melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan Ernawati (42) di rumah korban.

Lokasinya berada di Jalan Perumnas RT 20/03 Desa Air Pelempang Jaya.

Akan tetapi pihak kepolisian terpaksa membatalkan satu adegan karena terjadi kericuhan.

Baca: Jadi Juri, Judika Kaget Peserta Wanita Indonesian Idol Ini Bukan Orang Asing Lagi, Ternyata

Warga yang sebagian keluarga korban melihat pelaku langsung memukuli pelaku meskipun sudah dikawal ketat.

Bahkan pihak kepolisian sempat mengeluarkan enam kali tembakan peringatan saat terjadi kericuhan di lokasi rekonrtruksi.

"Satu adegan yang tidak bisa terlaksana, di adegan 46, karena tadi ada kericuhan. Cuma saat pelaku ingin meninggalkan rumah saja, cuma itu," kata Kanit Resum Satreskrim Polres Belitung Aipda Guslandi Yamani, Senin (18/12).

Rekonstruksi yang berlangsung di rumah korban semula berlangsung secara aman.

Baca: Pose Beginian Ayu Ting Ting di Akun Raffi Nagita, Malah Netizen Saling Sindir, Dasar Jablai

Namun saat pelaku Cecep yang dilengkapi dengan baju antipeluru ini dibawa ke pekarangan rumah korban, keributan terjadi.

Tiba-tiba sejumlah orang langsung memukuli pelaku.

"Dari rekon ini kami bisa menambahkan apa-apa yang kurang untuk kepentingan penyidikan. Kalau untuk petunjuk baru dari hasil rekon ini belum ada, tapi suami korban akan kami mintai keterangan lagi karena informasinya ada petunjuk baru," ujar Yamani.

Pelaku Cecep, terlihat cukup tegang mempraktekkan satu persatu adegan saat pelaku menghabisi nyawa korban.

Kali pertama pelaku menghabisi nyawa korban dengan menggunakan bagian belakang kapak.

Dia mengayunkan kapak tersebut ke bagian kepala belakang korban.

"Begitulah sewaktu keluar kamar tidur langsung aku pukul dari belakang, habis itu aku dorong dan korban terbaring di lantai.

Kapak itu aku ambil dari teras belakang," ucap Cecep kepada saat melakukan rekonstruksi tersebut.

Sebelumnya, korban Ernawati ditemukan sudah tewas dalam keadaan tergeletak di ruangan tengah kediamannya.

Posisinya dalam keadaan tidak menggunakan celana.

Bagian kepala sudah dipenuhi darah.

Korban saat itu tidak menggunakan jilbab.

Korban sengaja diincar pelaku usai melaksanakan shalat Dhuha di kamar.

Saat ditemukan, korban terlentang dan hanya menggunakan baju kaus putih berlengan biru.

Di rumah itu korban hanya seorang diri, tanpa ada siapapun dan suami korban sedang berada di pasar Tanjungpandan. 

Minta dihukum seumur hidup

Suami korban Ernawati (42), Syahroni alias Roni, Senin (18/12/2017) menyaksikan langsung rekonstruksi.

Ia didampingi oleh putrinya dan berada di tengah-tengah pelaksaan kegiatan rekonstruksi tersebut.

"Saya tidak terima istri saya diperlakukan seperti itu. Istri saya sudah baik dengan pelaku, tapi dijelek-jelakan dia. Kami minta

hukuman yang setimpal, dihukum seberat-beratnya, kalau cuma 30 tahun saya tidak terima," kata Roni, Senin (18/12) usai

keributan tersebut.

Roni meminta, hukuman yang diberikan kepada Cecep harus setimpal dengan perbuatannya.

Paling tidak hukuman harus diberikan seumur hidup kepada pelaku.

"Minimal seumur hidup. Saya tidak tega istri saya digitukan, saya tidak terima pokoknya. Istri saya dijelek-jelakan dia," ucapnya.

Selama rekonstruksi tersebut, Roni terus menyaksikan secara detail, baik saat rekon di dalam rumah maupun di luar rumah.

Bahkan pedagang daging sapi ini, sempat berteriak beberapa kali dan menyebut adegan yang dipraktekan oleh pelaku 'bohong'.

Terkait cincin emas yang ada di jari tangan korban, kata Roni, bukan berjumlah tiga cincin.

Namun sebanyak lima cincin, tiga berada di jari tangan kanan dan dua berada di jari tangan kiri.

"Bohong dia, semua ada lima cincin itu. Kami tidak keberatan kalau dilakukan autopsi," bebernya. (n3)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved