Tak Ambil Pusing, BNN Beberkan Bukti Ada 'Penghianat Negara' yang Lindungi Mafia Narkotika di Lapas
Selama ini faktanya cukup jelas terlihat, termasuk dengan tertangkapnya Kepala Rumah Tahanan Klas II B Purworejo Cahyono Adhi Satriyanto ka...
BANGKAPOS.COM -- Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Sulistiandriatmoko tak mau ambil pusing dengan sangkalan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly terkait oknum petugas di lembaga pemasyarakatan.
Yasonna sebelumnya membantah bahwa adanya mafia narkotika yang mendapatkan perlindungan di dalam lapas.
Baca: Di Depan Nagita, Beginilah Jawaban Raffi Ahmad Ditanya Soal Kabar Ayu Ting Ting Akan Menikah
Padahal, Sulis meyakini bahwa Yasonna tahu fakta tersebut.
"Memang sikapnya seperti itu. Beberapa kali disampaikan, tapi selalu membantah seperti itu," ujar Sulis kepada Kompas.com, Jumat (19/1/2018).
Baca: Disangka Mahasiswa Baru, Dosen Ini Dilabrak Cewek, Angkatan Berapa Lo? Lalu Ini yang Terjadi
Sulis mengatakan, bukannya instrospeksi dan melakukan evaluasi terhadap bawahannya, malah penyangkalan yang selalu dilakukan.
Padahal, selama ini faktanya cukup jelas terlihat, termasuk dengan tertangkapnya Kepala Rumah Tahanan Klas II B Purworejo Cahyono Adhi Satriyanto karena terlibat dalam pusaran pencucian uang kasus narkotika.
Baca: Setelah Viral, Dianggap Lecehkan TNI, Dua Host Cantik Dahsyat Ini Banjir Kecaman dari Warganet
"Masyarakat yang menilai lah bahwa sudah ada fakta, bukti," kata Sulis.
"Kita punya data sadapan, minta ini, minta itu," lanjut dia.
Sulis mencontohkan Freddy Budiman yang tetap mengendalikan bisnis narkoba di balik jeruji besi.
Bahkan, Freddy memiliki laboratorium pribadi di lapas Cipinang untuk membuat sabu.
Baca: Buat Warganet kebelet Nikah, Inilah 6 Selebriti Indonesia yang Suka Umbar Kemesraan di Ranjang
Contoh lain, yakni fasilitas istimewa untuk Haryanto Chandra di Lapas Cipinang.
Sulis mengatakan, di sel Haryanto, terdapat monitor CCTV yang memantau kondisi koridor sel.
Baca: Wow, Unggahan Foto Kim di Atas Kasur Bikin Heboh, Berpose Hanya Mengenakan Celana. . .
"Di dalam ruang penjara ada TV, aquarium ikan arwana, makannya juga prasmanan. Pakai narkoba dalam sel dilayani sipir, semua ada buktinya," kata Sulis.
Fakta tersebut sudah diketahui Kemenkumham, khususnya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Baca: Terungkap, Inilah Sosok Pria Berinisial O, yang Diduga Calon Suami Ayu Ting Ting
Mereka juga sudah beberapa kali melalukan inspeksi dadakan ke lapas maupun rutan.
Sulis mengatakan, kebanyakan hasilnya bersih, tidak ditemukan adanya kejanggalan di lapas tersebut.
"Setiap kali razia sudah dibersihkan dulu dari oknum di lapas. Kalau cuma normatif razia enggak bakal ketemu," kata Sulis.
Sulis menambahkan, Cahyono bukan merupakan petugas lapas pertama yang diciduk BNN.
Baca: Hindari Bayaran Kelebihan Bagasi, Pria Ini Lakukan Hal Tak Terduga, Tapi Malah Ini yang Terjadi
Sebelumnya sudah banyak sipir hingga petugas keamanan yang kongkalingkong dengan napi. Namun, BNN menyerahkan penanganannya ke Kemenkumham.
"Kita kan menghormati institusi. Selama ini yang terlibat diserahkan ke mereka, diberi hukuman disiplin oleh mereka," kata Sulis.
Baca: Mengharukan, Dua Bocah Ini Tidur di Depan Makam Ayahnya, Begini Kisahnya yang Kini Jadi Viral
Yasonna sebelumnya membantah adanya mafia narkotika yang mendapatkan perlindungan di dalam lapas atau rutan.
"Enggak lah," ucap Yasonna di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Baca: Tak Disangka, Selamatkan Wanita dari Serangan Anjing, Pria Ini Malah Alami Hal Mengerikan
Menurut Yasonna, saat ini pihaknya telah menyiapkan penjara khusus bagi bandar narkoba, di lapas Narkotika Nusakambangan, Jawa Tengah.
"Kita sudah sediakan tempat di situ yang high technology untuk tempat bandar narkoba. Tinggal sinkronisasi saja siapa yang harus dimasukkan ke situ. Sudah boleh," kata dia.
Baca: Video Pelajar SMP yang Satu Ini Juga Viral, Tingkahnya Bikin Ngakak
Di lapas tersebut, para narapidana akan diawasi secara 24 jam.
Bahkan, satu sel akan ditempati oleh satu narapidana.
Baca: Blak-blakan, Farhat Abbas Sebut Hotman Paris Seperti Ini, Ternyata Ini Penyebabnya
"Jadi Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Deputi Badan Narkotika Nasional (BN) Arman Depari melihat lapas khusus bandar narkoba di situ. Itu satu orang satu (sel), 24 jam (diawasi). Jadi tinggal ditentukan siapa orang-orang itu," ucap dia.(*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BNN: Berkali-kali Kita Sampaikan, Kemenkumham Selalu Membantah