Gurun Lut, Tempat Terpanas di Muka Bumi yang Mencapai 70 Derajat Celcius

Pada tahun 2005, suhu di Gurun Lut mencapai 70,7 derajat celcius, cukup panas untuk membunuh mayoritas bakteri di bumi.

Editor: fitriadi
Flickr
Gurun Lut di Iran 

BANGKAPOS.COM - Apa tebakan Anda bila ditanya mengenai tempat terpanas di bumi?

Gurun Gobi? Gurun Sahara? Tebakan yang bagus, tetapi sayangnya salah.

El Azizia di Libya yang hasil pengukuran suhunya pada 13 September 1992 mencapai 58 derajat celcius?

Ternyata, jawaban ini masih salah juga jika merujuk pada data satelit landsat milik Survei Geologi Amerika Serikat.

Baca: Mendarat Darurat, Pesawat yang Dipiloti Gubernur Aceh Irwandi Yusuf Terjungkal di Bibir Pantai

Walaupun jawaban dari pertanyaan ini berubah-ubah setiap tahunnya, ada satu tempat yang jelas-jelas pemenang dalam lomba mencapai suhu tertinggi di dunia.

Menurut Dr Steven W Running dari Universitas Montana dan anggota dari NASA Earth Observing Team, kebanyakan tempat yang menyebut diri mereka terpanas di bumi bukanlah pesaing serius bagi tempat tersebut.

Diungkapkan dalam jurnal American Meteorological Society pada tahun 2011, tempat yang dimaksud oleh Running adalah Dasht-e Lut atau yang sering disebut Gurun Lut di Iran.

Setelah menyisir data infrared dari satelit Landsat selama tujuh tahun dari 2003 hingga 2009, Running dan tim peneliti menemukan bahwa Gurun Lut adalah pemegang rekor dengan lima kali tercatat sebagai lokasi bersuhu tertinggi.

Baca: Hati-hati Cara Mengolahnya, 5 Bahan Makanan Ini Bisa Memicu Keracunan

Pada tahun 2005, Gurun Lut bahkan mencapai 70,7 derajat celcius, cukup panas untuk membunuh mayoritas bakteri di bumi.

Namun, tidak banyak yang mengetahui rekor ini. David Mildrexler yang merupakan salah satu peneliti dalam studi tersebut mengungkapkan alasannya.

“Gurun Lut, seperti Gurun Sahara, Gurun Sonoran, dan Gurun Gobi, memiliki iklim ekstrem dan akses yang terlalu terbatas untuk pengukuran dan perawatan rutin oleh stasiun cuaca,” ujarnya seperti dikutip dari Livescience.

Alhasil, suhu permukaan tanah dari mayoritas tempat terpanas dalam data satelit Landsat jarang diukur secara langsung, seperti El Azizia yang sempat memegang rekor terpanas selama beberapa dekade.

undefined
Perbandingan foto natural (kiri) dan foto infrared (kanan) Gurun Lut pada 6 Juli 1999 (Earth Observatory NASA)

Di sinilah keunggulan pengukuran suhu menggunakan satelit.

Memindai setiap titik yang ada di bumi, satelit mampu mengukur “temperatur kulit tanah” (LST) dan menunjukkan tingkat kepanasan dari sebuah parsel permukaan tanah akibat radiasi dari matahari, atmosfer, dan panas lainnya.

Baca: Kejamnya Pejambret Seret Cewek Pengendara Motor di Jalanan Sepi Malam Hari, Videonya Viral

Sebaliknya, pengukuran suhu yang biasa dilakukan oleh stasiun cuaca adalah temperatur udara yang diambil beberapa meter di atas tanah.

Temperatur ini terpengaruh oleh naik turunnya massa udara di atmosfer, gerakan horizontal angin, dan kelembapan.

Untuk mencari LST tertinggi, Running, Mildrexler, dan Maosheng Zhao berfokus pada area-area yang gersang.

Mereka telah mengetahui bahwa LST terpanas kemungkinan besar terjadi ketika cuaca cerah, tanahnya kering, dan anginnya sedikit.

Lalu, komposisi permukaan tanah juga sangat menentukan. Tanah pada lokasi LST terpanas akan menyerap cahaya dengan sangat baik dan tidak memantulkannya kembali.

Baca: Dokter dan Perusahaan Jelaskan Bahaya Jika Albothyl Dipakai untuk Obati Sariawan

Dengan kata lain, lokasi tersebut tidak mengonduksi panas dengan baik.

Seluruh karakteristik ini, didukung oleh data dari satelit Landsat, menunjuk kepada Gurun Lut yang permukaannya ditutupi oleh kerikil hitam, padang semak kerdil di Queensland, Australia, dan Pegunungan Flaming di China.

Gurun Lut terekam memiliki suhu terpanas pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007, dan 2009; sedangkan padang semak kerdil di Queensland mencapai suhu 69,3 derajat celcius (peringkat kedua terpanas) pada tahun 2003.

Pada 2008, lembah Turpan di Pengunungan Flaming mencapai 66,8 derajat celcius. (Shierine Wangsa Wibawa)

Baca: Malu Direkam, Cewek Pelakor Coba Rebut Ponsel Istri dari Pria yang Jadi Teman Kumpul Kebonya

Artikel ini sebelumnya diterbitkan Kompas.com berjudul "Selamat Datang di Tempat Terpanas Bumi Menurut NASA"

//
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved