Breaking News

Kisah Perjalanan Daging Anjing di Medan, dari Pasar hingga Berakhir di Piring Makan

Anjing-anjing dengan tinggi badan mulai dari 30 sentimeter sampai 1 meter berjejal di dalam kandang-kandang

Editor: Iwan Satriawan
KOMPAS.com/Mei Leandha
Pedagang anjing di Pasar Pancurbatu, Sumatera Utara 

Semakin masuk ke dalam pasar, pemandangan puluhan anjing, besar dan kecil, dengan mulut, leher, dan kaki terikat semakin banyak. Sebagian anjing dimasukkan ke dalam karung bekas pupuk, tinggal kepalanya yang menyembul.

Mereka tergolek dan terikat, tetapi tetap meronta-ronta dan berupaya menggonggong. Namun, suaranya lebih mirip erangan.

Pandangan mata mereka kerap bertabrakan dengan mata para calon pembeli yang melintas. Nanar dan mengharap belas kasihan.

Tiga perempuan dengan rahang tegas duduk di antara anjing-anjing itu. Tak jauh dari mereka, ada timbangan duduk berkapasitas 100 kilogram.

Para pria yang terlihat di situ sibuk menimbang dan mengikat anjing-anjing yang terus menggonggong dan meronta.

Beberapa anjing terkulai lemas, matanya setengah tertutup.

Seekor anjing berwarna coklat terus berupaya menyalak meski mulutnya terikat tali plastik. Saat kepalanya dielus, salakan yang lebih mirip erangan itu pun berhenti sejenak.

Bibi penjual memperhatikan dengan tatapan curiga.
"Haus dia kali, enggak dikasi minum, Bi?"

"Dikasihnya minum, nantilah," ucap bibi pedagang itu.
"Berapa harganya ini?"

"Rp 40.000 sekilo. Baik ini, tetapi sudah enggak enak dimakan. Sudah 2,5 tahun umurnya. Bagusnya untuk jaga kebun saja, tetapi kalau mau dimakan, ya, bisa juga," katanya.

Ketika ditanya apakah mereka menjual anak anjing untuk dimakan, tiga perempuan itu menggeleng. Salah satu dari mereka lalu mengatakan, mereka menerima semua jenis anjing, berbagai ukuran, tetapi tidak bayi anjing.

Seekor anjing berumur 4 sampai 10 bulan dengan kondisi mulus dan baik, lanjut pedagang itu, adalah yang paling layak untuk dimakan.

Biasanya, di tempat itu, setiap ekor anjing layak makan ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per ekor.

Harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan anjing yang berumur lebih dari setahun atau induk yang sudah beberapa kali melahirkan. Anjing jenis ini hanya dihargai mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 50.000 per kilogram.

Sang penjual lalu bercerita, mereka menerima pasokan barang dagangan dari berbagai orang, baik pengepul maupun orang per orang yang mau menjual anjingnya. Kebanyakan anjing yang mereka dapat berasal dari kawasan Kota Medan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved