Isra Miraj
Kisah Zainab binti al-Harits, Perempuan Yahudi yang Meracuni Rasulullah, Begini Balasannya
Rasulullah melarang dan mencegah para sahabat untuk membunuh Zainab sebagaimana yang tertera dalam hadist riwayat Muslim.
Penulis: Teddy Malaka | Editor: Teddy Malaka
Lalu Rasulullah menerima tanpa ada kecurigaan sedikit pun.
Rasulullah bersama para sahabat memakan domba panggang tersebut dengan lahap. Hingga ketika hendak menyantap bagian paha depan, Rasulullah baru menyadari kalau hidangan itu mengandung racun setelah melihat kaki domba.
Riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah diberi tahu oleh tulang domba yang berada di tangannya (setelah mendapatkan wahyu Allah) kalau makanan itu beracun.
Sontak saja Rasulullah menyuruh para sahabat yang ikut makan domba panggang itu dibekam untuk mengeluarkan racun. Namun demikian, insiden domba panggang beracun itu menewaskan salah satu sahabat Rasulullah, Bisyr bin al-Barra’, meski ia sudah dibekam.
Racun dalam peristiwa domba panggang ini memiliki efek jangka panjang terhadap kesehatan Rasulullah. Merujuk pada buku Sirah Nabawiyyah karangan Al-Mubarakfuri, Rasulullah merasakan sakit yang sangat akibat racun dalam peristiwa Khaibar itu satu hari sebelum hari wafatnya.
“Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut," kata Nabi Muhammad saw. seperti diriwayatkan Imam Bukhari.
Setelah insiden
Zainab binti al-Harits menjadi orang yang paling dicari setelah insiden domba panggang beracun itu.
Setidaknya ada tiga riwayat yang menceritakan keadaan Zainab setelah insiden maut itu.
Pertama, masuk Islam. Zainab langsung mengucapkan dua kalimat syahadat setelah menyaksikan langsung bahwa Muhammad adalah benar-benar Rasulullah (utusan Allah) dalam insiden domba panggang beracun itu.
Hal ini diceritakan oleh Imam al-Zuhri dan Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fath al-Bari Syarh Shahih Bukhari.
Kedua, dimaafkan. Banyak sahabat yang gregetan dan berniat untuk membunuh Zainab binti al-Harits karena telah membunuh Bisyr bin al-Barra’ dan membahayakan nyawa Rasulullah.
Namun, Rasulullah melarang dan mencegah para sahabat untuk membunuh Zainab sebagaimana yang tertera dalam hadist riwayat Muslim.
Ketiga, dibunuh. Diriwayatkan bahwa Rasulullah menerapkan hukuman qishas (pembalasan yang sama) kepada Zainab binti Zainab membunuh Bisyr bin al-Barra’, maka Zainab dibunuh setelah keluarga Bisyr menuntut untuk diberlakukan hukum qishas.
Jika dicermati lebih dalam, riwayat-riwayat tersebut tidak lah saling bertentangan, namun terjadi secara berurutan (sequence).
Pada saat Bisyr belum meninggal, Rasulullah memaafkan Zainab.
Namun ketika Bisyr meninggal akibat racun Zainab dan keluarganya menginginkan untuk menerapkan hukuman qishas, maka Rasulullah memerintahkan sahabatnya untuk menjalankan qishas. (A Muchlishon Rochmat/nu.or.id)