Wajib Tahu Ini 10 Fatwa Ajaran Ki Hadjar Dewantara yang Legendaris
Siapa itu Ki Hadjar Dewantara? Nama aslikah itu? Apa pula ajarannya sampai tanggal lahirnya ditetapkan jadi hari besar nasional
2. Suci tata ngesti tunggal
Penjelasan bebasnya, "dengan suci batinnya, tertib lahirnya menuju kesempurnaan".
3. Hak diri untuk menuntut salam dan bahagia
Merujuk situs web tersebut, fatwa ini menjelaskan bahwa bagi Tuhan semua manusia itu pada dasarnya sama, sama haknya dan sama kewajibannya, sama haknya mengatur hidupnya serta sama haknya menjaIankan kewajiban kemanusiaan untuk mengejar keselamatan hidup lahir dan bahagia daIam hidup batinnya. Intinya, jangan kita hanya mengejar keselamatan lahir, dan jangan pula hanya mengejar kebahagiaan hidup batin.
4. Salam bahagia diri tidak boleh menyalahi damainya masyarakat
Penjelasan fatwa ini, ”Sebagai peringatan, bahwa kemerdekaan diri kita dibatasi oleh kepentingan keselamatan masyarakat. Batas kemerdekaan diri kita iaIah hak-hak orang lain yang seperti kita masing-masing sama-sama mengejar kebahagiaan hidup. Segala kepentingan bersama harus diletakkan di atas kepentingan diri masing-masing akan hidup selamat dan bahagia, apabila masyarakat kita terganggu, nggak tertib dan damai. Janganlah mengucapkan 'hak diri' kalo nggak bersama-sama dengan ucapan 'tertib damainya masyarakat', agar jangan sampai hak diri itu merusak hak diri orang lain sesama kita, yang berarti merusak keselamatan hidup bersama, yang juga merusak kita masing-masing.
5. Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna
Sebagai pengakuan bahwa kodrat alam, yaitu segala kekuatan dan kekuasaan yang mengelilingi dan melingkungi hidup kita itu adalah sifat lahirnya kekuasaan Tuhan yang Maha Kuasa, yang berjalan tertib dan sempuma di atas segala kekuasaan manusia. Janganlah hidup kita bertentangan dengan ketertiban kodrat alam. Petunjuk dalam kodrat alam kita jadikan pedoman hidup kita, baik sebagai alam kita jadikan pedoman hidup kita, baik sebagai orang seorang atau individu, sebagai bangsa, maupun sebagai anggota dari alam kemanusiaan.
6. Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
Penjelasannya, bahwa hidup kita masing-masing itu ada dalam lingkungan berbagai alam-alam khusus, yang saling berhubungan dan berpengaruh. Alam khusus tersebut adalah alam diri, alam kebangsaan, dan alam kemanusiaan. Rasa diri, rasa bangsa, dan rasa kemanusiaan, ketiga-tiganya hidup dalam tiap-tiap sanubari kita masing-masing manusia, yang nggak dapat dipungkiri keberadaannya.
7. Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah kita kepada sang anak
Dalam mendidik, penghambaan kepada sang anak nggak lain daripada penghambaan kita sendiri. Sungguh pun pengorbanan kita itu kita tujukan kepada sang anak, tetapi yang memerintahkan kita dan memberi titah untuk berhamba dan berkorban itu bukan si anak, melainkan diri kita masing-masing. Di samping itu kita menghambakan diri kepada bangsa, negara, pada rakyat, dan agama, atau terhadap lainnya. Semua itu nggak lain penghambaan pada diri sendiri, untuk mencapai rasa bahagia dan rasa damai dalam jiwa kita sendiri.
8. Tetep–mantep–antep
Dalam melaksanakan tugas perjuangan kita, kita harus memiliki ketetapan hati (tetep), termasuk tekun bekerja, nggak menoleh ke kanan dan ke kiri. Kita harus tetap tertib dan berjalan maju. Kita harus selalu mantep, setia dan taat pada asas itu, teguh iman hingga nggak ada yang akan dapat menahan gerak kita atau membelokkan aliran kita. Sesudah kita tetap dalam gerak lahir kita, lalu mantep dan tabah batin kita, segala perbuatan kita akan antep, yaitu berat berisi dan berharga, nggak mudah dihambat, ditahan-tahan, dan dilawan oleh orang lain.
9. Ngandel–kendel–bandel