Dikenal Angker, Tapi Ada yang Pernah Lolos, 145 Napi Teroris 'Pindah' ke Lapas Nusakambangan
"Mereka akan ditempatkan di Lapas high risk security dengan hunian kamar one man one cell, dengan pengamanan maksimal,"
Adanya sensor tersebut membuat para petugas mampu mendeteksi apapun, termasuk cicak yang lewat sekalipun.
Baca: Awas, Zodiak-zodiak Ini Terkenal Pintar Berbohong, Ada yang Pandai Selingkuh Juga, Kamu Termasukkah?

Sementara itu, para petugas diberi senjata api, peluru karet, gas air mata dan alat kejut listrik.
Mereka yang boleh mengunjungi napi adalah mereka yang terdaftar di Kartu Keluarga.
Baca: Wow, Wanita Ini Pernah Pacaran dengan 400 Pria dari 40 Warga Negara Termasuk Orang Indonesia
Pengunjung juga harus melalui body scanner dan pengawalan ketat untuk bertemu napi.
Siapa saja yang pernah ditahan di Nusakambangan?
Ada beberapa napi kelas kakap dan public figure yang ditahan di lapas ini.
Baca: 4 Langkah Ini untuk Meningkatkan Skill Bercinta, Dijamin Bertahan Lama!
Termasuk di antara mereka ialah Tommy Soeharto, anak mantan presiden Soeharto yang ditahan karena kasus pembunuhan.
Ada pula Johny Indo, perampok toko emas yang juga kini menjadi seorang aktor.
Kemudian ada pula Pramodya Ananta Toer yang ditahan pada 1969 sampai 1979.
Baca: Blak-blakan, Lucinta Luna Akhirnya Buka Suara soal Bayi di Kandungannya, Jawabannya Jadi Bikin Heboh
Tak lupa, ada Amrozi, Imam Samudra dan Mukhlas, terpidana mati kasus Bom Bali I yang dihukum mati pada tahun 2008 silam.
Selain nama-nama di atas, ternyat ada juga napi yang pernah berhasil kabur dari tahanan nusakambangan tersebut, bahkan sampai sekarang belum berhasil ditangkap, adapun para napi tersebut yakni:
1. Hendra bin Amin dan Agus Triyadi bin Masimun

Baca: Ngerinya Letusan Gunung Kilauea Hawaii, Ribuan Warga Terpaksa Tinggal Rumah, Initp Yuk Foto-fotonya
Kedua tahanan ini kabur pada Minggu (9/7/2017) siang dengan cara menjebol plafon dan genteng di atas kamar mandi umum dalam sel.
Kondisi plafon memang sudah rapuh dan mudah sekali dijebol.
Setelah menjebol plafon dan merusak genteng, keduanya turun menuju pos utama yang tidak dijaga.
Keduanya melakukan aksi turun dari tembok tinggi itu menggunakan tali yang dijalin dari sarung.