Sosok Ini Ungkap Dalang Bom Surabaya Sebenarnya dan Pengakuan Mengejutkan Teman Dita
Kedua, terkait dalang pengeboman yang disebutkan secara gamblang inisialnya oleh David.
sebuah ideologi sudah tertancap kuat, seribu nasehat ndak akan masuk ke hati. Dan
Akhirnya pihak sekolah menyerah, toh dia tidak bertindak anarkis, bahkan terkenal cerdas, lemah lembut dan baik hati.
Akhirnya Ketua rohis saya ini tiap upacara bendera i’tikaf di mushola sekolah. Btw
kadang saya kalau lagi males upacara, ikut menemani dia di mushola dan ikut
mendegarkan siraman rohaninya. Dan yg seperti ketua rohis saya ini tidak hanya di
SMA 5, tapi yg saya tahu ada di hampir semua SMA dan kampus di surabaya atau
bahkan di seluruh Indonesia.
Yg ingin saya katakan, Terorisme dan budaya kekerasan yg kita alami saat ini adalah
panen raya dari benih2 ekstrimisme-radikalisme yg telah ditanam sejak 30-an
tahun yg lalu di sekolah2 dan kampus2. Saya tidak tahu kondisi sekolah dan kampus saat
ini, tapi itulah yg saya rasakan jaman saya SMA dan kuliah dulu.
Mohon jangan salah paham, main stream-nya pergerakan islam di sekolah dan kampus
ini tidak se-ekstrim kakak kelas saya tersebut. Tapi ada cukup banyak yg sifatnya
sembunyi2 dimana saya waktu itu ikut merasakan ngaji bersama mereka.
Serangkaian bom di tanah kelahiran saya dng tempat2 yg sangat akrab di telinga
dengan segala kenangan masa kecil, plus pelaku utama yg terasa begitu dekat dengan
memori masa2 SMA-Kuliah dulu ini membuat saya tersentak bahwa
Ekstrimisme, Radikalisme, bahkan Terorisme ini sudah menjadi “Clear and Present
Danger”. Ini tidak lagi sebuah film di bioskop atau berita koran yg terjadi nun jauh di
negeri seberang. Ini sudah terjadi disini dan saat ini disekitar kita.
Maka kita harus menetralisir kegilaan ini sampai ke akar2nya. Tidak ada gunanya kita
melakukan penyangkalan (denial) bahwa ini cuman rekayasa, pelakunya ndak paham
islam, ini bukan bagian dari ajaran islam, ini pasti cuman adu domba, dll.
Nyatanya pelakunya masih sholat subuh berjamaah di mushola, lalu satu keluarga
berpelukan sebelum mereka menyebar ke 3 gereja unt meledakkan diri.
..."
(TribunSolo.com/Noorchasanah A)