Panasnya Perselingkuhan Putri Diana dengan Kapten James Hewitt: Semua Bermula dari Musim Panas
Panasnya Selingkuh Putri Diana dan Kapten James Hewitt: Semua Bermula dari Perjamuan di Penghujung Musim Panas 1986
Padahal, sebelumnya, Diana seperti tak hendak sembuh. dari penyakit yang dideritanya sejak tahun-tahun pertama perkawinan itu. Sejak kehadiran James, Diana jadi takut sakit, takut kehilangan kesempatan untuk berduaan.
Ketergantungan Diana pada cenayang (dukun) dan paranormal pun berubah menjadi rasionalitas mengagumkan.
Enam bulan sudah affair berjalan. Keduanya bagai tak bisa dipisahkan. Sementara itu, kondisi pribadi keduanya berjalan ke arah sebaliknya.
Diana makin tak kunjung bisa mendekat ke Charles, sementara James tak kunjung memahami, apakah Diana juga berlaku bagi masa depannya.
James, yang juga hidup normal dan menjalin hubungan dengan gadis lain untuk berkamuflase, tahu pasti bahwa hatinya hanya untuk Diana. Tapi sarnpai kapan?
la mendatangi ayahnya, John Hewitt, pensiunan kapten marinir dan mantan atlet pancalomba, untuk minta pendapat.
Sekalipun lebih dekat dengan ibunya - yang kini hidup terpisah dari ayahnya -, James menganggap, soal itu lebih tepat untuk dibicarakan dengan ayahnya.
Dialog antara sesama pria, lewat cara berpikir pria, dan melihat persoalan dengan kaca mata pria.
Ayahnya cukup bijak memberi pendapat. la melihat sisi James dan Diana secara imbang. la tahu persis, sekalipun menurut norma moral yang terbaik adalah mendorong James untuk meninggalkan Diana, ia tak melakukannya.
"Putri Wales hancur karena tak memperoleh tujuan perkawinan. Jika sekarang kamu mengakhiri hubungan, itu akan mengecewakannya, makin mencabik-cabik hatinya. Sungguh kesalahan yang tak termaafkan," katanya.
James memang tak sanggup meninggalkan Diana.
Di sisi lain, Diana pun makin tergantung pada sang kekasih.
Ada saatnya mereka bertahan, dan harus puas hanya bicara lewat telepon.
Namun ada pula saatnya, mereka berakhir pekan bersama.
Di Highgrove, tempat peristirahatan Diana, sang Putri sungguh mengalami saat-saat istimewa.
la tinggal seatap dengan 3 laki-laki yang sangat dicintainya: James, William, dan Harry.
Tentu, Barbaraarnes, pengasuh kedua pangeran kecil, bukan orang bodoh untuk menyimpulkan sendiri, kenapa tentara tampan berstatus instruktur berkuda itu begitu dekat dengan sang Putri.
Di Devon, kota kecil tempat ibu dan kedua kakak perempuan James tinggal, pun Diana mengalami saat istimewa. Keramahan, keakraban, rasa cinta yang tanpa dibuat-buat, tanpa formalitas berbalikan dengan suasana yang dia dapatkan di istana.
Bercinta di tempat tidur sempit di kamar James pun jadi sangat istimewa.
Terhadap James, Diana memang bukan pencinta penuh ketenangan.
Selalu ragu dengan tiap kali bertanya apakah dirinya cantik, apakah menarik, apakah seksi. Tak sekali - dua ia langsung menyergap dan menciumi James selagi William, dan Harry masih di balik pintu.
Ada kalanya ia meminta lagi, seketika dan saat itu juga, padahal ia sedang mandi dan James yang sudah berdandan rapi mendekatinya untuk pamit.
Pernah juga terjadi, Diana sangat ingin bercinta, sementara James sangat capek.
Merasa ditolak, Diana marah dan mieninggalkan James berhari-hari tanpa kabar.
Detektif Ken Wharfe, yang telah lama setia mengawal dan ikut menyimpan rahasia sang Putri, mendadak dipindahtugaskan karena dianggap terlalu membela James dalam pertengkaran itu, serta salah ucap saat menenangkan hati sang Putri.
Terkadang James merasa kesal dan letih. Jiwa Putri Diana tak kunjung membaik, sementara ketergantungan pada dirinya berubah menjadi impuls-impuls mengejutkan.
Akankah ia meninggalkannya? Tidakkah ia ingat pesan ayahnya?
(Ditulis oleh Mayong Suiyo Laksono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Februari 1996)