Fakta-fakta Unik Ruang Angkasa yang Berhasil diungkap, Kemungkinan ada 1 Septiliun Bintang

Dengan teknologi yang telah diciptakan sekarang ini, manusia mampu menjelajah ruang angkasa

Editor: M Zulkodri
odditycentral.com
Astronot di luar angkasa 

Sehingga, menghasilkan gumpalan serpihan yang akan membuat perjalanan luar angkasa menjadi sangat berbahaya.

Bencana semacam ini menjadi premis film yang dirilis pada 2013, Gravity yang dibintangi Sandra Bullock dan George Clooney.

AS bertanggung jawab atas sampah antariksa terbanyak dengan 3.990 serpihan puing pada 28 Maret 2018.

Sementara, Rusia bertanggung jawab atas 3.959 serpihan puing, diikuti oleh China dengan 3.893 serpihan.

Baca: Curhatan Selegram Pecat ART jadi Viral dan Sorotan, Alasannya Jadi Pro Kontra!

4. Jejak kaki astronot Apollo di permukaan Bulan dapat bertahan hingga 100 juta tahun.

thisisinsider.com
thisisinsider.com

Bebatuan bulan terkikis dengan kecepatan 0,04 inci setiap 1 juta tahun.

Ini berarti, jejak kaki astronot di bulan dari misi Apollo pada 1969 bisa bertahan di sana selama 10 hingga 100 juta tahun.

5. Penjahat ruang angkasa.

thisisinsider.com
thisisinsider.com

Ruang angkasa tidak serta merta menjadi wilayah tanpa hukum.

Ada hukum khusus yang dibuat oleh United Nations Office for Outer Space Affairs atau Kantor PBB untuk Urusan Luar Angkasa yang bertujuan memastikan ruang angkasa tidak menjadi zona perang atau situs uji nuklir.

Beberapa di antara hukum yang berlaku adalah: tidak ada yang boleh menempatkan senjata pemusnah massal ke orbit, eksplorasi ruang angkasa harus dibatasi pada "sarana perdamaian," dan negara yang meluncurkan suatu objek ke ruang angkasa harus bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkannya.

Baca: Roy Kiyoshi Terawang Masa Depan Sejumlah Artis dan Indonesia hingga Ungkap Ruangan Misterius!

6. Ada beberapa alasan mengapa ruang angkasa terlihat gelap.

thisisinsider.com
thisisinsider.com

Kita berpikir, seharusnya ruang angkasa tidak berwarna hitam karena adanya bintang-bintang yang tersebar di setiap sudutnya dan langit terisi dengan cahayanya.

Namun, nyatanya tidaklah demikian.

Fenomena ini dikenal sebagai Olbers' Paradox, dinamai demikian dari astronom Jerman Heinrich Wilhelm Olbers yang mengajukan teori pada 1823 yang berbunyi: jika alam semesta tidak terbatas, statis, dan abadi, maka di mana pun kamu akan mengarahkan penglihatan, pasti akhirnya melihat bintang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved