Goa Bawah Tanah di Dekat Makam Keramat Jadi Sarang Ular, Gegara Ini Warga Resah
Ular ini muncul secara misterius di sebuah lahan kosong saluran irigasi tak jauh dari permukiman warga setempat.
BANGKAPOS.COM, MOJOKERTO - Adanya ular Sanca Kembang berukuran besar di Dusun Unengan, Desa Sekargadung,
Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, membuat warga resah.
Ular ini muncul secara misterius di sebuah lahan kosong saluran irigasi tak jauh dari permukiman warga setempat.
Sebagian besar warga menyakini jika ada goa sarang ular Sanca Kembang yang berada di sekitar penemuan ular.
Diduga sarang ular itu berada di bawah tanah.
Namun mereka tak mengetahui secara pasti dimana letak sarang ular Sanca Kembang yang telah memicu keresahan warga ini.
Sudarsono, Kepala Dusun Unengan mengatakan dalam kurun waktu selama
enam bulan warga telah menangkap 8 ekor ular Sanca Kembang.
Lokasinya pun tidak jauh dari tempat penangkapan ular tersebut.
Teranyar, warga berhasil menangkap dua ekor ular Sanca Kembang sepanjang 3,5 meter dan 3,2 meter.
Masing-masing berbobot 18 kilogram hingga 24 kilogram.
"Kemunculan ular Sanca Kembang ini membuat warga begitu resah lantaran
diduga seringkali memangsa hewan ternak warganya," ujarnya pada TribunJatim.com, Jumat (13/7/2018).
Menurut dia, delapan ekor ular Sanca Kembang yang berhasil ditangkap warga
mempunyai ukuran yang bervariasi.
Ada yang ukurannya dua meter hingga empat meter dan paling panjang lima meter.
Termasuk dua ekor ular Sanca Kembang yang berhasil ditangkap di saluran irigasi di sekitar area makam Nyai Pandansari.
Ular yang telah ditangkap itu kemudian diputuskan untuk dijual.
"Dari lima ular Sanca Kembang ada satu ular yang mati," jelasnya.
"Saat itu sudah laku dijual satu ular berharga sekitar Rp 60 ribu hingga 200 ribu."
"Untuk saat ini masih tersisa dua ular yang baru ditemukan."
Sudarsono menceritakan ular tersebut telah memakan korban, yaitu kambing warga.
Warga sempat melihat seokor ular Sanca Kembang panjangnya lebih dari lima meter.
Ular itu memangsa kambing milik Juadi di belakang rumahnya.
Kejadian itu dilihat warga setempat sekitar empat bulan lalu.
Ular Sanca Kembang ini berukuran besar yang seukuran paha orang dewasa.
"Kambingnya mati dibelit ular. Kami bersama warga menangkap ular itu," ungkapnya.
Masih kata Sudarsono, pihaknya meyakini jika ada sarang ular Sanca Kembang berupa goa alami.
Konon goa itu dipercaya sebagai tempat pertapaan orang zaman dulu.
Keberadaan goa tersebut letaknya sekitar 100 meter dari Makam Nyai Pandansari.
Sudarsono bersama warga tak tahu secara pasti adanya goa sarang ular itu karena
dipercaya tempat itu masih berbau mistis.
Selain itu, ia menduga ular Sanca itu berasal dari hutan di area Gunung Penanggungan
yang terbawa arus sungai hingga ke kawasan desanya.
"Kalau jumlahnya (sarang ular) tidak tahu persis diduga ada di dalam goa dan di sekitarnya," pungkasnya.
Cerita Warga Tentang 2 Ular yang Ditemukan Kamis (12/7/2018) Malam
Warga beramai-ramai melakukan perburuan hingga akhirnya berhasil menangkap dua ular Sanca Kembang.
Ukurannya lebih dari tiga meter di saluran irigasi di area sekitar makam Nyai Pandansari, Kamis (12/7/2018) malam sekira pukul 23.00 WIB.
Sudarsono Kepala Dusun Unengan mengatakan sebelum ditangkap dua ular
Sanca Kembang ini bersembunyi di area irigasi.
Saking besarnya ular itu butuh delapan orang untuk menangkap dua ular tersebut.
"Dua ular Sanca berhasil ditangkap panjangnya 3,5 meter dan 3,2 meter,"
ujarnya kepada wartawan, Jumat (13/7/2018).
Menurut dia, warga terpaksa melakukan perburuan penangkapan ular karena dianggap membahayakan.
Pasalnya, keberadaan ular Sanca Kembang berukuran jumbo ini sangat meresahkan warga.
Banyak warga yang mengeluh kehilangan hewan ternaknya.
Diduga kuat ular tersebut seringkali memangsa hewan ternak seperti ayam dan
bebek bahkan kambing milik warga setempat.
"Bobot masing-masing ular diperkirakan lebih dari 24 kilogram dan 18 kilogram," ungkapnya.
Masih kata Sudarsono, untuk sementara dua ekor ular Sanca Kembang ini tampung di
sebuah kandang berukuran 1,5 meter.
Rencananya, apabila ada orang yang minat membelinya maka warga akan menjual dua ular ini.
"Inginnya ya dijual saja ular ini terpenting tidak berada di lingkungan desa karena
membahayakan," pungkasnya. (Mohammad Romadoni).