Demi Pujaan Hati Pria Irak Ini Rela Datang ke Bandung, Akhirnya Berujung Tragis
Seorang pria berkebangsaan Irak, Rawand Ahmed Ismael(29) rela datang ke Indonesia karena jatuh cinta pada seorang wanita Indonesia
Visa yang hanya berlaku 14 hari itu juga sudah habis.
Meski sempat marah, Rawand Ahmed Ismael meminta tolong LO untuk mencarikannya pekerjaan.
"Saya minta dia carikan kerjaan untuk saya dan saya bisa bekerja di sebuah barbershop," katanya.
Akhirnya, Rawand Ahmed Ismael bekerja di sebuah barber shop atau salon.
Seharusnya Rawand Ahmed Ismael digaji sebesar Rp 2 juta.
Namun, ia belum menerima gaji yang seharusnya ia tersebut.
Tak sampai di situ, Rawand Ahmed Ismael harus berurusan dengan penegak hukum Indonesia, karena urusan masa berlaku visa.
Pada Juli 2018, Rawand Ahmed Ismaelditangkap pihak kepolisian dan imigrasi Bandung karena melanggar Pasal 122 a Undang-undang Keimigrasian yang berbunyi setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan atau melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pemberian izin tinggal yang diberikan kepadanya.
Rawand Ahmed Ismael mengaku tidak mengetahui tindakannya termasuk pelanggaran hukum.
"Saya tidak tahu apa yang saya lakukan ini pelanggaran hukum. Saya kehabisan uang dan dibantu perempuan itu bekerja di barber shop," katanya.
Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Bandung pada sidang pekan lalu, menuntut majelis hakim untuk menyatakan Rawand bersalah melakukan tindakan pidana sebagaimana diatur di Pasal 122 a undang-undang Keimigrasian dan denda Rp 2 juta.
Selain itu, jaksa juga menjatuhkan pidana penjara selama tujuh bulan. Namun, dalam tuntutannya tidak ada tuntutan untuk mendeportasi Rawand.
"Untuk deportasi itu nanti dari Kantor Imigrasi," ujar Sulton, jaksa penuntut umum.
Dalam pembelaan kliennya di PN Bandung, Selasa (12/11/2018), pengacara Rawand, Erdi D Soemantri, meminta majelis hakim untuk membebaskan terdakwa dari segala tuntutan dengan sejumlah pertimbangan.
"Majelis hakim perlu melihat kerugian apa yang diderita negara. Fakta-fakta persidangan, negara tidak menderita kerugian terhadap apa yang dilakukan terdakwa dengan bekerja di salon, penghasilannya tidak diterima terdakwa melainkan oleh pemilik salon," ucap Erdi.