Kisah dr. Mika Oiku Otniel Wesly Mangatur Sianipar, M.Biomed, SpOG, Masyarakat Cari Infus Sendiri

Saya ikut terus melayani kesehatan masyarakat sampai sekarang karena kecintaan saya terhadap masyarakat Bangka Belitung

Editor: Iwan Satriawan
ist
Kebersamaan dengan tenaga kesehatan lainnya 

BANGKAPOS.COM--Saya ikut terus melayani kesehatan masyarakat sampai sekarang karena kecintaan saya terhadap masyarakat Bangka Belitung.

Demikian disampaikan dr. Mika Oiku Otniel Wesly Mangatur Sianipar, M.Biomed, SpOG terkait pengabdiannya di Babel.

Setelah menyelesaikan program Wajib Kerja Spesialis dari Kementerian Kesehatan di RSU Gerung Lombok Barat, dr Mika kembali mengabdi di Babel.

dr. Mika Oiku Otniel Wesly Mangatur Sianipar, M.Biomed, SpOG
dr. Mika Oiku Otniel Wesly Mangatur Sianipar, M.Biomed, SpOG (ist)

MENAMATKAN pendidikan dokter umum di Jakarta tahun 2001, dr Mika ikut PTT di Bekasi dan Bangka Tengah selama 4 tahun.

Setelah itu, dia bersama sebuah lembaga yang melayani kesehatan di Bangka Belitung dari tahun 2008 sampai 2017.

"Saya ikut pelayanan kesehatan dari Bangka ke Belitung sampai Pulau Lepar Pongok. Saya ikut terus melayani kesehatan masyarakat sampai sekarang karena kecintaan saya terhadap masyarakat Bangka Belitung. Saat itu pelayanan yang diberikan seperti pengobatan umum, sunatan massal, operasi katarak, pelayanan ibu hamil dan sebagainya. Banyak pengalaman yang saya dapat betapa sulitnya masyarakat saat itu mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan mudah," ujarnya.

dr Mika kemudian menyelesaikan pendidikan spesialis kandungan di FK Udayana Bali tahun 2016. Sempat bekerja di RSU di Belinyu tahun 2017, dia menyelesaikan program Wajib Kerja Spesialis dari Kementrian Kesehatan di RSU Gerung Lombok Barat.

"Karena kecintaan saya terhadap masyarakat Bangka Belitung saya kembali ke Bangka tepatnya Bangka Barat di kota Muntok, istri asli Muntok, saya pun darah orang Bangka (Muntok)," kata Mika.

"Saya ingin bangun Bangka Belitung termasuk di Bangka Barat dengan memperbaiki pelayanan kesehatan dengan membangun klinik klinik kesehatan untuk masyarakat secara gratis di kabupaten- kabupaten di Bangka Belitung " tambahnya.

Mika menjelaskan berdasarkan pengalaman dari tahun 2008 melayani masyarakat di Bangka Belitung, dirinya melihat dan mengalami langsung masyarakat susah mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik, pelayanan yang cepat.

"Makanya saya harus merubah kesehatan yang lebih baik di Bangka Belitung, Makanya sekarang saya door to door ke masyarakat untuk menanyakan apa keluhan mereka di kesehatan.

Walau saya suka menulis di beberapa surat kabar mengenai masalah kesehatan masyarakat tapi tidaklah cukup menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.

Mika menambahkan dengan latar belakang sebagai seorang dokter , dirinya paham betul bagaimana masyarakat bersusah payah untuk mendapatkan apa itu sehat, berobat datang ke puskesmas atau rumah sakit.

Pengalaman saya di Lombok Barat termasuk di Bangka Belitung teman teman perawat, bidan honorer dengan hanya honor perbulan 1 juta sungguh sangatlah tidak manusiawi apalagi rumah sakit yang mengandalkan klaim klaim dari institusi jaminan kesehatan, kalau macet untuk pembayaran klaim, macet pula honor tenaga kesehatan" ungkap Mika.

Menurut Mika untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, masyarakat terkadang harus antri begitu panjangnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan . Orang tua , ibu hamil harus ikut dalam antrian panjang yang seharusnya mendapatkan tempat antrian yang lebih nyaman. Bukan disamakan dengan yang lainnya sehingga lebih manusiawi.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved