Wiki Bangka

Erzaldi Rosman Pernah Ditempeleng CPM

TRIBUNWIKI: Profile Erzaldi Rosman yang Mengaku Pernah Ditempeleng CPM, Ini Profile Lengkapnya

bangkapos.com/Ardhina Trisila Sakti
Ketua Yayasan Cual Ishadi Isnawati bersama Gubernur Babel Erzaldi Rosman di Musium Cual Ishadi, Selasa (15/8) di Jalan A.Yani No.46 Pangkalpinang. 

"Semuanya Jalan Tuhan dan ini air mengalir, waktu saya bekerja, saya sering diajak bos saya ketemu pak Akbar Tanjung, dan dari situlah saya mulai tertarik ke Politik," katanya.

Diusianya ke 48 tahun, Erzaldi menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Babel, menjajaki karier politik melalui partai Golkar mulai dari DPRD Provinsi, lalu menjadi Wakil Bupati, dan berpindah ke partai Gerindra karier politiknya semakin menanjak menjadi dua kali bupati terpilih di Bangka Tengah, hingga menjadi Gubernur Babel.

"Waktu diajak Pak Akbar Tanjung itu saya sudah REI, Gusma Efendi itu ketua REI dekat dengan Akbar Tanjung, maka dititiplah saya ditarok sebagai ketua MPG dan membuat kaget orang. Setelah itu Proses politik terus naik, nah dengan Pak Prabowo waktu konvensi golkar presiden saya menjadi tim beliau di sini dan memang saya mengagumi beliau," kata dia.

Wewenang berbuat baik

Suami dari Melati Erzaldi itu menyebutkan tak ada euforia yang berlebihan begitu menyadari kenyataan dirinya dipilih masyarakat Babel pada pemilu 2017 lalu. Ia menyebutkan, proses pembelajaran banyak didapatkannya saat menduduki jabatan sebagai wakil bupati dan bupati Bangka Tengah.

Diceritakannya, dirinya yang semula menjabat sebagai anggota DPRD Babel ditawari Abu Hanifah untuk mendampinginya menjadi Wakil Bupati. Bahkan tawaran itu dilontarkan saat Erzaldi masih berstatus anggota DPRD Provinsi yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Bangka Tengah.

"Awalnya saya enggak ada kepikiran mau jadi wabup, Pak Abu Hanifah bilang mau enggak mendampingi beliau, kata beliau kamulah yang bekerja, saya yang membimbing," katanya.

Dalam perjalanannya, kata Erzaldi ada perjalanan karir politiknya banyak hal yang dialaminya. Bahkan ia merasa, menjadi kepala daerah bukan seperti yang dibayangkan kebanyakan orang.

"Saya mengalami proses perubahan hati ketika menjadi pejabat tidak lagi seperti apa yang pernah terpikirkan, nikmat jadi pejabat itu tidak lagi seperti yang orang bilang pejabat itu penuh dengan fasilitas, tapi justru kenikmatan itu ketika menjabat kita bisa membantu banyak orang dengan kewenangan yang kita miliki, ini puncaknya terjadi saat saya terpilih jadi bupati pertama," sebutnya.

Kata dia, pemimpin itu memiliki kewenangan untuk berbuat lebih baik lagi. Hal itulah yang menggirinya untuk melaju mencalonkan diri menjadi Gubernur

"Waktu periode kedua saya baru satu tahu, saya memutuskan maju karena saya melihat masih banyak yang bisa diperbuat, kalau saya bertahan di Bupati, kewenangan bupati hanya di kabupaten, padahal banyak hal yang bisa dilakukan dengan kewenangan Gubernur. Tapi ada tantangan menjalankan fungsi koordinasi pada para bupati," katanya.

Kisah cinta

Perjalanan cinta Erzaldi mungkin tak semulus jalan kisahnya hingga bisa meminang seorang Melati yang kini telah menjadi istrinya.

Pertemuan keduanya berawal saat di bangku kuliah di Universitas Tarumanegara. Saat itu Erzaldi yang menjadi anggota menwa bertugas membantu proses penerimaan peserta didik baru.

Erzaldi yang baru pertama kali bertemu Melati saat bertanya tentang pendaftaran terus membatin ingin mendekatinya karena tertarik. Namun, pertemuan pertama itu belum berbuah manis.

Sumber: bangkapos
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved