Mengintip Pembuatan Kue Jadah Telok, Kue Khas Masyarakat Jambi Sambut Lebaran
Sambut Lebaran, Masyarakat Jambi Bikin Kue Jadah Telok yang Bercita Rasa Manis
Setelah adonan itu masuk ke oven, butuh sekitar 15-20 menit pula untuk menunggu kue matang.
Dia menuturkan, rata-rata masyarakat di sana masih menggunakan kompor minyak untuk membuat kue lebaran.
Selain masaknya lebih merata, kompor minyak tanah juga dirasanya lebih aman.
Namun, ada juga yang memanggang dengan meletakkan dua sisi api, yaitu dengan menambahkan bara api di atas oven.
"Yang pakai api dua ada juga. Di bawah pakai api kompor, di atas pakai bara. Ada juga yang masih pakai kayu, pakai bara juga di atasnya. Itu lebih cepat matangnya. Lebih merata juga, karena apinya dua," terangnya.
Setelah 20 menit, kue telur sudah matang.
Jadah telok sudah bisa dikeluarkan dari oven.
Kata dia, bolu telur itu disukai karena rasanya yang manisLagi pula, teksturnya yang lembut juga mudah dikonsumsi semua kalangan. Wah, bikin ngiler.
Dia menceritakan, ternyata membuat jadah telok memang sudah menjadi tradisi di Tanjung Agung menjelang Idul Fitri.
Kue telur itu ternyata bisa tahan lebih satu bulan.
Sebagian besar masyarakat membuat jadah telok untuk menjadi jamuan saat tamu bersilaturahmi ke rumah. Namun, ada juga yang membuatnya untuk dijual.
Sampai kini, tradisi membuat jadah telok ini masih lestari di Dusun Tanjung Agung.
Mereka biasa membuatnya bersama keluarga dan menghidangkannya ketika lebaran tiba sebagai jamuan.
Selain jadah telok, masyarakat Dusun Tanjung Agung juga membuat pangananan lain untuk menyambut Idul Fitri.
Mulai dari rempeyek (yang biasa mereka sebut dengan peyek), bolu, juga panganan lain yang menjadi penyemarak datangnya hari raya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Sambut Lebaran, Masyarakat Jambi Bikin Kue Jadah Telok yang Bercita Rasa Manis, https://travel.tribunnews.com/2019/06/03/sambut-lebaran-masyarakat-jambi-bikin-kue-jadah-telok-yang-bercita-rasa-manis