Idul Adha 2019
Pahala Berkurban dan Keutamaan Menyembelih Hewan Kurban Pada Hari Raya Idul Adha
“Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”
Masrul juga mengatakan, daging qurban diprioritaskan untuk warga yang membutuhkan. Bila di suatu lokasi sudah lebih dari kebutuhan, alangkah baik bila ditransfer ke lokasi lain yang kekurangan. Selain bersifat ibadah, juga ada unsur silaturahmi.
“Jangan lupa untuk menyertakan saudara-saudara kita yang muallaf, bila mungkin juga untuk tetangga-tetangga yang nonmuslim, karena Islam bukan hanya rahmatanlil muslimin tetapi rahmatan lil’alamin, selain karena Islam mewajibkan kita menjaga hak tetangga sekalipun nonmuslim.
Cara Berkurban yang Benar Menurut Syeikh Ali Jaber, termasuk Soal Memakan Daging Kurban
Dalam berkurban, kita harus mengetahui beberapa pemahaman tentang tata cara berkurban dan hal-hal tentang berkurban dengan benar.
Berdasarkan keputusan Pemerintah, Idul Adha tahun ini akan jatuh pada 11 Agustus 2019 nanti.
Segala persiapan menyambut hari kurban ini tentunya sudah mulai disiapkan, yakni mulai dari mempersiapkan uang untuk membeli hewan yang akan diqurbankan di hari raya Idul Adha.
Di Indonesia ternyata pemahaman tentang tata cara pelaksanaan ibadah kurban masih banyak yang keliru, bahkan masih banyak yang belum memahaminya.
Syeikh Ali Jaber meluruskan beberapa pemahaman yang keliru tentang tata cara pelaksanaan ibadah kurban.
Ada tiga hal yang beliau sorot yaitu tentang jumlah kurban per-orang, memakan daging qurban dan pembayaran ongkos penyembelihan dengan kulit hewan qurban.
1. Jumlah Kurban
Persoalan pertama yang beliau luruskan adalah tentang jumlah qurban. Ada pemahaman yang berkembang di masyarakat, satu orang wajib berkurban dengan satu ekor kambing.
Apabila dalam sebuah keluarga ada lima orang anak, maka menjadi genap tujuh orang sehingga wajib berkurban dengan 1 ekor sapi (konversi dari 7 ekor kambing).
Jika tidak mampu, maka bisa berqurban dengan kambing dahulu, misal tahun ini mampu 1 ekor kambing atas nama istri, tahun depan atas nama anak, demikian seterusnya hingga seluruh anggota keluarga sudah dijatah per 1 ekor kambing.
"Ini hal keliru! Qurban berbeda dengan Aqiqah dan Zakat Fitrah yang dihitung perorang. Qurban hitungannya perkeluarga bukan perorang.
Ketika nabi Ibrahim AS hendak sembelih Ismail, diganti dengan 1 ekor kambing oleh Allah SWT, padahal Ibrahim beserta 2 istri dan 2 anak harusnya lima ekor.