Ini Fakta Mengenai Ular Maut yang Tewaskan Anggota Brimob di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil
Fakta Death Adder, Ular Maut yang Tewaskan Anggota Brimob di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil
Anti-bisa Mahal Tri menyampaikan, anti venom ular jenis ini belum diproduksi di Indonesia, melainkan hanya dibuat di Australia.
"Harganya mahal, sekitar Rp 80-an juta satu vialnya. Saya pernah membeli antivenom death adder. Prosedur impor pun tidak mudah, harus mengurus ijin impor dulu yang bisa membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan," tutur Tri.
Peran tenaga medis pun juga penting di sini.
• Menelusuri Terowongan Cu Chi Titik di Segitiga Besi yang Jadi Saksi Bisu Sejarah Perang di Vietnam
Tenaga medis kudu paham apa yang harus dilakukan kepada korban jika mengalami beberapa hal.
"Jika korban mengalami respiratory failure maka harus dilakukan intubasi lalu dipasang ventilator, lanjut diberi antivenom disertai anticholinesterase. Jika terjadi bradikardi maka perlu diberi atropine sulphate (0,6 mg untuk dewasa dan 50 mikrogram/kg untuk anak-anak)," tambah Tri.
Pemberian anticholinesterase tersebut diulang empat jam sekali.
Mengacu pada WHO tahun 2016, uji coba anticholinesterase harus dilakukan pada setiap pasien dengan keracunan neurotoksik. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anggota Brimob di Papua Tewas Digigit Ular, Ini Penjelasan Ahli" dan juga telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Fakta Death Adder, Ular Maut yang Tewaskan Anggota Brimob di Papua, Penawar Racunnya Seharga Mobil
• Diawali Pijit Lalu Masuk Kamar, Beginilah Kronologi Pria Muda Rudapaksa Nenek 74 Tahun di Aceh Utara
• Pria Mati yang Sudah Dibungkus Kain Kafan & Akan Dimakamkan Tiba-tiba Berteriak, ini Fakta-faktanya
• Si Pencuri Sudah Siap Lari, Tapi Malah Kaget Setelah Lihat Foto yang Ada di Dinding Rumah Korban
• Tak Mampu Tahan Nafsu, Kakak-Adik di Sulsel 3 Tahun Jalani Cinta Terlarang hingga Punya 2 Anak
• Tak Canggung, Cewek Ini Joget Gokil saat Hadir di Pesta Pernikahan Mantan, Tonton Videonya di Sini