Kawasan Berjuluk Little Netherland Kota Lama Semarang ini Jadi Spot Favorit Berburu Foto, Intip Yuk

Tayang: Jumat, 2 Agustus 2019 22:58 WIB

lihat foto

Kawasan Berjuluk Little Netherland Kota Lama Semarang ini Jadi Spot Favorit Berburu Foto, Intip Yuk

instagram/kotalamasmg

Suasana pagi di kawasan Gereja Blenduk Kota lama Semarang

Baca Selanjutnya:

Bebek Stania, Sensasi Lembut dan Pedas yang Bikin Ketagihan di Pangkalpinang

Kawasan Berjuluk Little Netherland di Kota Lama Semarang ini Jadi Spot Favorit Berburu Foto, Intip Yuk

JALINAN akar pohon yang menempel di dinding bata di satu sudut Kota Lama Semarang ini mengingatkan Dian Yulinar pada pemandangan serupa yang dia lihat di Angkor Wat, Kamboja, beberapa tahun lalu.

Dian pun tak menyiakan kesempatan itu untuk berfoto di dekatnya.

"Ukurannya memang lebih kecil dari akar pohon yang menempel di batu candi di Angkor Wat. Tapi, tetap menarik untuk jadi latar foto," katanya saat berkunjung ke Kota Lama, Minggu (21/7/2019).

Sebenarnya, ini kunjungan kedua Dian ke kawasan berjuluk Little Netherland itu.

Namun, perempuan asal Solo ini tetap dibuat kagum pada deretan bangunan lawas yang masih terawat.

• Gempa M 7,4 di Banten, Pukul 21.40 WIB BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami, Ini Doa saat Gempa

Tempat bersejarah ini menjadi destinasi wisata unggulan Kota Semarang.

Apalagi, saat ini, ada perubahan ornamen pelengkap yang membedakan dengan kedatangannya yang pertama.

Di antaranya, keberadaan sejumlah kursi taman di pinggir jalan.

Dia bisa memanfaatkan kursi-kursi tersebut untuk sekadar melepas lelah, atau menunggu pengunjung lain foto di spot yang ingin dia abadikan.

Terutama di akhir pekan, pengunjung kawasan ini memang banyak.

• Penerus Pixel 3 Bakal Hadir, Fitur ini Bikin Google Pixel 4 Bisa Dipakai Tanpa Sentuh Layar

Dian Yulinar berpose di depan jalinan akar pohon yang menempel di dinding di Kota Lama (TRIBUN JATENG/RIKA IRAWATI)

Ada pula pembatas jalur bagi pejalan dan kendaraan. Juga, tiang-tiang lampu yang mempercantik kawasan ini.

Semua bertema klasik.

Setahun terakhir, lewat bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang merevitalisasi Kota Lama.

Selain untuk menarik wisatawan juga menjadi upaya perawatan agar Kota Lama masuk jajaran kota pusaka warisan dunia (world heritage) UNESCO.

Puas foto di depan akar pohon yang menyatu dengan dinding, Dian yang datang bersama temannya, Anugraheni, melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan berpaving di kawasan itu.

• Video Situasi Dekat Pusat Gempa Banten, Listrik Padam, Warga Sumur Mengungsi

Sesekali, dia membuka aplikasi Kota Lama Semarang di ponsel.

Aplikasi yang bisa diunduh di Playstore itu berisikan daftar dan informasi bangunan kuno yang masih berdiri kokoh di Kota Lama.

"Praktis. Meski tanpa pemandu, kita tetap bisa mengetahui sejarah bangunan-bangunan itu. Belajar sejarah jadi tidak terasa karena dibalut wisata foto," imbuh Dian.

Beberapa yang menarik perhatian Dian dan membuatnya berdiri agak lama, di antaranya di depan bangunan Spiegel Bar and Resto.

Di laman aplikasi dijelaskan, gedung Spiegel dulunya bernama NV Winkel Maatschappij H Spiegel.

Yakni, toko serba ada yang menjual barang mewah, termasuk lampu, pakaian wanita, dan produk pendukung kecantikan.

• Gempa 7,4 di Banten, Warga di Pusat Perbelanjaan Tasikmalaya Panik Turuni Tangga, Ini Doa saat Gempa

Ada juga gedung Marba yang ikonik.

Penamaan Marba mengacu pada akronim nama pemilik awal, Marta Badjunet.

Dia merupakan konglomerat asal Yaman.

Bangunan ini juga merupakan toko serba modern yang juga menjadi kantor perusahaan impor-ekspor.

"Bisa jadi, dulu, kawasan Kota Lama ini sentra perdagangan karena letaknya tak jauh dari pinggir laut. Wah, bisa membayangkan bagaimana sibuknya Kota Lama. Seperti di film-film barat," ujarnya.

Gedung Marba di Kota Lama merupakan pusat belanja modern di era penjajahan Belanda (TRIBUN JATENG/RIKA IRAWATI)

Bangunan-bangunan di kawasan ini begitu khas.

Rata-rata, berupa gedung dua lantai, berdinding tebal dan kokoh, memiliki daun pintu dan jendela yang lebar serta tinggi.

• Gempa M 7,4 di Banten, Kepanikan Terjadi di Terminal 3 Bandara Soakarno-Hatta, Ini Doa saat Gempa

Bahkan, foto di depan lengkungan satu jendela yang ada pun sudah terlihat artistik untuk dipamerkan lewat media sosial.

Ornamen tambahan lain yang bisa jadi spot foto di antaranya charger box di dekat Taman Srigunting.

Sebenarnya, ini merupakan fasilitas isi ulang gadget yang disediakan bagi pengunjung.

Namun, diletakkan di bangunan kecil berwarna merah, menyerupai bilik telepon umum yang biasa ditemukan di Eropa.

Sambil berswafoto menggunakan smartphone, wisatawan bisa sekalian mengisi ulang baterai.

Tak perlu khawatir lagi, aksi jeprat-jepret dan bermedia sosial selama di Kota Lama terhenti karena batrei ponsel habis.

Di akhir pekan, biasanya, ada penyedia jasa properti foto berupa sepeda kuno, topi, juga buket bunga.

• Gempa Maginutde 7,4 di Banten Berpotensi Tsunami, Ini Doa & Cara yang Perlu Dilakukan saat Gempa

Mereka biasa mangkal di seputara Taman Srigunting dan Gereja Blenduk.

Biaya foto menggunakan properti ini tak dipatok pasti.

Wisatawan cukup membayar seiklasnya setelah berfoto memakai barang-barang tersebut.

Jika ingin mendapat lebih banyak spot foto berbagai tema, wisatawan bisa mengunjungi Old City 3D Trick Art Museum.

Ada lebih dari 100 tema foto yang disediakan.

Mulai dari konsep rumah terbalik sampai spot bertema Belanda tempo dulu. Di sini, disediakan pula kostum yang bisa disewa sesuai tema.

Harga tiket masuk museum yang buka setiap hari pukul 10.00-21.00 itu Rp 50 ribu.

• Benarkah Ini Nama-nama Calon Menteri Jokowi dari Gerindra? Begini Jelasnya

Jika ingin lebih praktis, pesan saja tiketnya lewat aplikasi perjalanan dan hiburan di smartphone.

Selain tak khawatir kehabisan tiket setiba di lokasi, biasanya, harga yang ditawarkan di aplikasi perjalanan itu lebih murah.

Banyak Kedai Kopi

Satu lagi yang membuat Dian dan Anugraheni makin betah berada di Kota Lama adalah keberadaan sejumlah kedai kopi.

Bisnis yang beberapa tahun terakhir sedang digandrungi dan menjadi gaya hidup anak muda itu tak sekadar menyuguhkan beragam kopi serta penyajian tetapi juga menyediakan tempat nongkrong yang nyaman.

"Suatu hari nanti, harus balik lagi ke sini (Kota Lama), khusus untuk menjelajah kedai kopi yang ada. Masih ada beberapa yang tadi belum sempat dikunjungi," ucap Anugraheni, sekeluar dari Kedai Filosofi Kopi di Jalan Letjen Suprapto.

• Rocky Gerung Blak-blakan Sebut Pertemuan Prabowo & Megawati Mau Singkirkan Orang Ini

Suasana kedai kopi Filosofi Kopi di Jalan Jenderal Suprapto, kawasan Kota Lama (TRIBUN JATENG/RIKA IRAWATI)

Berjarak sekitar 100 meter ke arah barat dari kedai tersebut, ada kedai kopi lain, Tekodeko Koffiehuis. Sementara, di sudut lain, ada Hero Coffee dan Covare Coffee. Mayoritas, menyediakan tempat indoor dan outdoor. Ada yang buka hingga tengah malam, bahkan 24 jam.

Selain kedai kopi, ada juga kafe dan tempat kuliner yang menyuguhkan beragam masakan. Semisal, Ikan Bakar Cianjur serta Sate dan Gule kambing 29, yang lebih dulu dikenal dari generasi ke generasi.

Cashless

Kota Lama Semarang mudah dicapai dari pusat kota menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Kendaraan umum yang bisa dimanfaatkan di antaranya bus rapid transit (BRT) Trans Semarang maupun Trans Jateng.

Khusus untuk BRT Trans Semarang, Pemkot Semarang telah bekerja sama dengan sejumlah bank dalam menerapkan cashless. Apalagi, tiket BRT Trans Semarang cukup murah, hanya Rp 3.500 per penumpang. Tak perlu menyediakan uang pecahan kecil untuk membayar tetapi bisa menggunakan e-money.

Pembayaran BRT Trans Semarang juga bisa menggunakan dompet virtual, Gopay dan OVO. Bahkan, sering kali, penumpang mendapat diskon 50 persen untuk pembayaran menggunakan Gopay.

• Bikin Geger, Mia Khalifa Berhasil Kunjungi Tempat Terlarang Area 51: Saya Akan Bebaskan Alien