Mukernas Persada.id Mengangkat Kearifan Lokal Melalui Radio Televisi

Mukernas ini merupakan langkah mendorong daerah untuk mengembangkan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) sesuai potensi daerah masing-masing

Editor: Evan Saputra
ist/Mukernas Persada.id Mengangkat Kearifan Lokal Melalui Radio Televisi
PERSATUAN Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (Persada.id) menggelar Musyawarah Kerja Nasional perdana di Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Rabu (28/8) 

PERSATUAN Radio TV Publik Daerah Seluruh Indonesia (Persada.id) menggelar Musyawarah Kerja Nasional perdana di Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Rabu (28/8).

Mukernas ini merupakan langkah mendorong daerah untuk mengembangkan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) sesuai potensi daerah masing-masing.

Radio dan televisi publik daerah sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat sangat penting keberadaannya untuk mengkonfirmasi berita-berita bohong yang berseliweran di daerah.

“Radio TV lokal ini merupakan aset yang dapat memajukan masyarakat bisa dijadikan alat untuk menyajikan informasi positif mengajak mereka berpartisipasi dalam pembangunan. Intinya informasi yang diberikan itu mempersatukan dan merukunkan kita dan meningkatkan kualitas SDM kita. Kita juga berperan menangkal hoax yang dapat memecah kita,” tutur Ketua Umum Persada.id, Saifullah Yusuf usai Mukernas di Atria Hotel, Serpong, Tangerang, Rabu (28/8).

Saat ini di seluruh Indonesia ada sekira 500 Radio Televisi daerah namun hanya sekitar 160 yang aktif.

Jawa Tengah merupakan daerah paling banyak memiliki Radio Televisi daerah, berjumlah 34 tersebar di berbagai Kota dan Kabupaten. Sementara Kabupaten Tangerang juga merupakan daerah yang cukup bagus dalam mengembangkan Radio Televisi lokalnya.

“Semoga tidak hanya mengangkat kearifan lokal tapi juga mempererat bangsa. Menyampaikan informasi dua arah dari masyarakat ke pemerintah. Semoga ini menjadi jalan mendapatkan informasi yang jelas untuk masyarakat,” kata Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar di kesempatan yang sama.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan bahwa tantangan radio saat ini ialah digitalisasi.
Berdasarkan data dari Kominfo, setengah kaum milenial mendengarkan radio melalui gadget.

“Radio ini keadaaanya banyak mendapat tantangan terutama dalam kontesk digitalisasi. Lebih dari setengah kaum milenial mendengarkan radio tidak dari radio lagi, tapi dari ponsel. Tantangan kita dalah menghadapi digitalisasi,” ungkap Menkominfo.

Mukernas diikuti oleh lebih dari 200 peserta yang merupakan pengurus Persada.Id dari berbagai daerah.

Rudiantara mengungkap bahwa ada 230 ribu konten berita bohong atau hoax yang bertebaran di media sosial selama kisruh di Papua. Twitter menjadi media yang paling banyak menyebarkan konten hoax, diikuti Youtube, Instagram dan Facebook.

Hal inilah yang menjadi alasan pemerintah membatasi akses internet di Papua.

Radio daerah disebut Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bangka Belitung, Sudarman pernah menjadi penolong saat banjir beberapa kali menggenangi Bangka Belitung.

Radio lokal menjadi satu-satunya sumber informasi bagi masyarakat Bangka Belitung saat banjir melanda.

“Di Bangka Belitung kejadian banjir salah satu yang nolong itu adalah melalui radio itu. Sebenarnya alat komunikasi yang efektif saat sarana yang lain tidak bisa, radio bisa jadi alternatif untuk dipakai pemerintahan maupun masyarakat di daerah,” tutur pria yang juga merupakan Wakil Ketua Umum VIII Persada.id tersebut.

Halaman
12
Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved