Breaking News

Beasiswa Kuliah Abal-abal ke Taiwan hingga Iming-iming Gaji Tinggi, 40 Jadi Korban & Begini Modusnya

Bagi kamu pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari beasiswauntuk melanjutkan studi, sebaiknya waspada.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

BANGKAPOS.COM - Bagi kamu pelajar atau mahasiswa yang sedang mencari beasiswauntuk melanjutkan studi, sebaiknya waspada.

Pasalnya, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri baru saja mengungkap Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan modus baru.

Melansir dari Kompas.com, para tersangka menjerat korbannya dengan modus menjanjikan beasiswakuliah sambil bekerja di Taiwan.

Padahal pada kenyataannya, para korban yang rata-rata berasal dari Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah ini dijual dan dipekerjakan di pabrik pembuatan rak besi.

Hingga saat ini, tercatat sudah ada sekitar 40 WNI yang menjadi korban dalam kasus ini.

"Ada modus operandi baru, yaitu menjanjikan beasiswa kuliah di luar negeri sambil bekerja di Taiwan,"

"Sudah ada 40 orang WNI yang jadi korban," ungkap Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Kombes Agus Nugroho dalam konferensi pers di bareskrim Polri, Rabu (09/10/2019).

Lebih lanjut, pihaknya menyebut para korban dijanjikan beasiswakuliah di Chienkuo Technology University dan akan mendapat gaji dari pekerjaannya sebesar 27.000 Dollar Taiwan atau sekitar Rp 12,4 juta.

Padahal kampus tempat kuliah yang dijanjikan oleh para tersangka tidak terdaftar di Taiwan.

Namun, seperti yang dilansir dari tribunnews, untuk meyakinkan para korbannya, para tersangka juga meminta korbannya melengkapi administrasi selayaknya orang mendaftar kuliah.

"Untuk lebih meyakinkan para korban dan keluarga korban dimintakan persyaratan administrasi yang kurang lebih sama sebagaimana jika kita akan mendaftar kuliah,"

"Dari mulai KTP, KK, Ijazah, persetujuan orang tua sampai SKCK. Setelah semua lengkap mereka diberangkatkan ke Taiwan," ungkap Agus.

Para korban sendiri diberangkatkan ke Taiwan pada 23 Oktober 2017 lalu.

Agus juga menjelaskan, sesampainya para korban di Taiwan, korban justru dipekerjakan di pabrik dari Senin hingga Sabtu.

Kemudian di hari Minggu, barulah para korban dipertemukan dengan seorang perwakilan yang sebetulnya bagian dari jaringan tersebut agar seolah-olah sedang melaksanakan kuliah.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved