Berita Sungailiat

Soal Bau Busuk Limbah Tapioka, Berikut Penjelasan Bupati Mulkan dan Pimpinan PT Bangka Asindo Agri

Mulkan akan melakukan evaluasi dan berkumpul bersama tim dari Dinas Lingkungan Hidup membahas gejolak di masyarakat

Penulis: Riki Pratama | Editor: khamelia
bangkapos.com/Nurhayati
Kolam pengolahan biogas milik pabrik tapioka PT Bangka Asindo Agri. 

BANGKAPOS.COM-- Persoalan keluhan masyarakat Kelurahan Kenanga, Kecamatan Sungailiat yang mengelukan bau busuk dari limbah pabrik tapioka ditanggapi oleh Bupati Bangka Mulkan.

Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi dan berkumpul bersama tim dari Dinas Lingkungan Hidup membahas gejolak di masyarakat tersebut, walaupun dikatanya belum ada laporan resmi masuk kepadanya.

"Sampai hari ini belum ada laporan secara langsung, namun memang ada masyarakat yang menyampaikan secara pesan WhatsApp, saya sampaikan lapor saja ke Kelurahan karena ada tingkatan dari tingkat bawah menyampaikan hingga ke Bupati, namun kami akan kumpulkan tim dari Lingkungan Hidup, terhadap penyebaran bau disebabkan limbah tersebut,"ungkap Bupati Bangka Mulkan kepada wartawan, Selasa (29/10/2019).

Terkait apakah tidak masuknya pembangunan pabrik tersebut dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), Mulkan menyampaikan ada istilah, ada ruang yang bisa dimanfaatkan dalam RDTR.

"Ada istilah ruang bisa dimanfaatkan di dalam RDTR pola pemanfaatkan ruang mungkin masuk, tetapi nanti kita lihat penataan pola ruang tersebut, mudah-mudahan tidak berbenturan dengan aturan yang lebih tinggi seperti itu," tukasnya.

Ia menjelaskan, dengan keberadaan pabrik tapioka tentunya akan menimbulkan bau, karena namanya limbah, namun ia mengharapkan masyarakat bisa memahami kondisi tersebut.

"Jangan kan pabrik tapioka namanya limbah pasar pasti juga bau, mungkin begini masyarakat kita belum terbiasa hal seperti itu, kalau di kota besar sudah terbiasa, tetapi kita akan lakukan pendekatan ke perusahaan dan masyarakat," ungkapnya.

Dewan Mencium Bau Sesuatu

Sementara, Anggota DPRD Bangka Komisi I, Magrizan, menjelaskan bahwa persoalan bau busuk yang timbul ini telah lama terjadi, mereka menanyakan apakah kawasan pembangunan pabrik tersebut masuk dalam kawasan industri atau perumahan, sehingga mereka bukan hanya mencium bau busuk, tetapi juga mencium bau sesuatu dari persoalan ini.

"Apakah pembangunannya di kawasan industri atau perumahan, kenapa dibangun di perbatasan, kita tidak menghambat investasi di Bangka asal sesuai prosedur, namun tiba-tiba berdiri, masyarakat juga sudah mengadu hingga ke DPRD Provinsi. Saya mencium bukan bau busuk saja, tetapi mencium bau sesuatu, kenapa bisa berdiri di dekat pemukiman, sehingga timbul gejolak dari warga," ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam pengelolaan limbah pabrik tapioka juga harus dilakukan secara maksimal dan standar jangan sampai terjadi rembesan air hingga persoalan yang menimbulkan bau sehingga meresahkan masyarakat.

"Masyarakat telah berulang kali menyampaikan keluhan ini, saya rasa mereka cukup sabar dan bijak menghadapinya, namun kita akan coba menerima keluhan dari warga kita tampung dan proses, kalau ini tidak dituntaskan pasti akan berulang," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Beberapa anggota DPRD Kabupaten Bangka mendatangi kantor Lurah Kenanga, Kecamatan Sungailiat, pada Senin (28/10) siang. Kedatangan wakil rakyat ini bukan tanpa alasan, mereka menemui rakyatnya untuk menyerap langsung serta berdiskusi mendengarkan keluhan warga Kenanga yang lagi-lagi mencium bau busuk dari pabrik Tapioka di wilayah mereka.

Selama dua tahun, berdirinya pabrik tersebut, warga sudah banyak mengadu ke pihak DPRD Kabupaten maupun Provinsi namun tetap saja tidak menyelesaikan masalah, bau busuk yang selama ini dikeluhkan masih tercium di wilayah Kelurahan Kenanga.

Ketua RT 7 Kelurahan Kenanga, Heti mengatakan, aduan mereka terhadap wakil rakyat ini bukan sekali ini mereka lakukan, tetapi susah mencapai tingkat Provinsi Babel, namun kecewanya, mereka tidak mendapatkan penyelesain dari keluhan warga ini, sehingga bau busuk dari pabrik tetap selalu muncul.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved