Makna Ibu Menurut Ustadz Abdul Somad hingga Azab Dunia dan Akhirat bagi Anak Durhaka
Makna Ibu Menurut Ustadz Abdul Somad hingga Azab Dunia dan Akhirat bagi Anak Durhaka
Tepatnya bertempat di Dalem Jayadipuran, yang kini bertransformasi menjadi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.
Gedung ini terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta.
Kongres Perempuan Indonesia yang pertama ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita.
Mereka berasal dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.
Dari sini kemudian terlahir Kongres Wanita Indonesia atau yang disebut dengan Kowani.
Di Indonesia, organisasi wanita sudah memulai eksistensinya sejak 1912.
Pergerakan mereka terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia di abad 19.
Sebut saja Kartini, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, dan Nyai Ahmad Dahlan.
Kongres ini diadakan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.
Agenda utama kegiatan ini adalah untuk mempersatukan perempuan di Nusantara.
Selain itu, mereka juga ingin menjunjung eksistensi perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, hingga pernikahan usia dini bagi perempuan dan lain sebagainya.
Mengikuti jejak Kongres Perempuan Indonesia I, Kongres Perempuan II kemudian digelar pada Juli 1935.
Dalam kongres ini kemudian dibentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.
Meskipun sudah dilaksanakan pada 1928, namun peringatan Hari Ibu belum langsung ditetapkan oleh pemerintah.
Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember baru ditetapkan pada Kongres Perempuan III pada 10 tahun kemudian, yakni 1938.