Imlek 2020
Tampil saat Perayaan Imlek, Barongsai Dipercaya Dapat Mengusir Roh Halus dan Membawa Keberuntungan
Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, banyak rangkaian perayaan yang dilakukan masyarakat Tionghoa, seperti menampilkan pertunjukan barongsai.
Penulis: Sela Agustika | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM. BANGKA -- Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, banyak rangkaian perayaan yang dilakukan masyarakat Tionghoa, seperti menampilkan pertunjukan barongsai.
Penampilan boneka berbentuk singa dengan tubuh bersisik layaknya naga, yang dimainkan oleh beberapa orang ini jadi tontonan menarik yang ditunggu-tunggu.
Novaldi satu diantara pemain Barongsai mengatakan selain pada saat imlek, Barongsai juga dimainkan di momen tertentu seperti hari besar para dewa-dewi atau sembahyang rebut.
Barongsai ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan.
"Barongsai juga sering ditampilkan pada berbagai acara penting, seperti pembukaan resto, pendirian klenteng dan tentu saja perayaan tahun baru imlek," ujar noval kepada bangkapos.com, Senin (13/1/2020).
Ia mengatakan, adanya pertunjukan barongsai pada perayaan atau pada tempat-tempat tertentu dapat menghilangkan energi negatif, mengusir roh halus yang tidak baik dan membawa keberuntungan.
Ia mengungkapkan sebelum pertunjukan mereka latihan rutin.
"Untuk persiapan dan latihan, biasanya kami latihan di tempat ibadah Tri Dharma Yu Xiao Gong, Jl. Air Itam, Sinar Bulan," ungkap Noval
Ia mengungkapkan sebelum memulai pertunjukan barongsai, semua pemain wajib bersembahyang di Tepekong untuk memeriahkan acara tradisi tersebut.
Barongsai Pangkalpinang Peringkat 4 di Hongkong
BANGKAPOS.COM, HONGKONG - Barongsai Saudara Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung meraih peringkat ke 4 dunia di pertandingan kelas dunia.
Pada kegiatan "Hongkong World Luminious Dragon Lion Dance Championship 2020, berlangsung pada 11 -14 Januari 2020 di Hongkong..
Pimpinan Regu Barongsai Saudara Pangkalpinang Leo Valentino merasa bangga atas prestasi yang diraih pada kejuaraan dunia barongsai.
"Ini merupakan kejuaraan bergengsi yang diadakan setiap dua tahun sekali, diikuti perserta dari berbagai negara," ungkap Leo Valentino kepada bangkapos.com, Senin (13/1).
Menurut Leo Valentino kejuaraan barongsai diikuti di antaranya negara China, Malaysia, Jepang, Indonesia dan beberapa negara lainnya.

Adapun atlet Barongsai Saudara Pangkalpinang seperti Leo Valentino, Tommi, Andrean, Sulis Sumatra, Martin dan Revaldo.
Grup Barongsai Saudara Pangkalpinang merupakan binaan dari PLBSI yang dipimpin dr Nurdin Purnomo.
Selama 11-14 Januari 2020, Grup Barongsai Saudara Pangkalpinang mewakili Indonesia dalam kategori tonggak.
Lebih lanjut Leo Valentino mengatakan mereka melakukan persiapan latihan selama dua bulan untuk menghadapi kejuaraan yg berlangsung di Hongkong, Colleseum.
Leo Valentino menjelaskan kesenian barongsai sejak tahun 2000 sudah masuk ke dalam olahraga prestasi.
"Kami sebagai generasi muda merasa berkewajiban ikut melestarikan salah satu kesenian yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," ujarnya.
Adapun peringkat 1 diraih Cina, peringkat 2 Malaysia, peringkat 3 Hongkong dan peringkat 4 Indonesia.
Tradisi Imlek
Warga Tionghoa bakal merayakan tahun baru Imlek 25 Januari mendatang.
Inti dari perayaan Imlek bagi orang Tionghoa yakni berkumpul bersama keluarga dalam balutan kebahagiaan dan kegembiraan.
Ada beberapa kepercayaan bagi orang Tionghoa di Belitung menjelang Imlek. Mulai dari pantangan, suguhan, sampai ke sembahyang kepada para leluhur yang telah tiada.
Lusy, seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di Manggar, Belitung Timur mengatakan sebelum Imlek bagi yang beragama Budha, selalu melakukan ritual sembahyang untuk mendoakan orangtua atau leluhur yang telah pergi selamanya.
Sembahyang ini biasanya dilakukan sehari sebelum perayaan Imlek.
"Selain sembahyang, sebelum Imlek kami biasa membuat kue-kue dan suguhan bagi tamu-tamu yang berkunjung ke rumah kami," kata Lusy saat cerita kepada posbelitung.co, Senin (13/1/2020).
Kue ini biasa dikenal sebagai kue keranjang. Namun, menurutnya, saat ini kebanyakan keluarga sudah membeli kue tersebut bukan lagi dibuat. Karena proses pembuatannya yang sulit dan perlu waktu lama.
Saat Imlek, biasanya setiap keluarga harus menyediakan tujuh hingga sembilan lauk pauk. Hal ini dilakukan karena pada saat ini keluarga besar berkumpul dan pasti makan.

Ada lauk khas saat Imlek yang semua orang Tionghoa wajib ada di rumahnya saat perayaan Imlek seperti Mie Goreng dan Nyong Theu Fu alias tahu isi daging cincang.
"Setiap rumah pasti ada. Cara bikinnya dikukus lalu dimakan secara bersama, mie dan tahunya," jelas Lusy.
Menurut kepercayaannya, konon jika memakan lauk ini saat Imlek, yang memakannya akan lancar rejeki, sehat, dan selalu dilimpahi kegembiraan.
Angpao
Saat perayaan Imlek, sering sekali kita dengar istilah angpao. Angpao merupakan bahasa hokkian yang artinya amplop merah. Di tahun baru Imlek ini orang yang lebih tua memberikan angpao kepada yang lebih muda.
"Walaupun sudah berumur namun masih belum menikah, belum boleh ngasih angpao. Bisa dijauhkan dari jodoh," kata perempuan berambut pendek ini sambil tertawa.
Lusy juga bercerita mengenai mitos yang ada selama merayakan Imlek.
Saat hari pertama Imlek dari pagi sampai malam dilarang menyapu rumah sekotor apapun rumah tersebut.
Menurutnya jika menyapu rumah saat imlek akan menghilangkan rejeki selama setahun ke depan sama seperti saat menyapu kotoran rumah.
"Dipercaya kalau hari pertama ada Dewa Chai Sin Ya yaitu Dewa hoki. Jadi kalau kita menyapu rumah saat hari pertama Imlek, dewanya bakal pergi. Tapi balik ke kepercayaan masing-masing lagi," pungkasnya.
Lusy berharap pada Tahun Tikus Logam Jantan ini orang-oragn Tionghoa diberikan kelancaran dan kebahagiaan selama setahun ke depan.
"Selamat berkumpul bersama keluarga tersayang, Gong Xi Fat Chai," tutupnya.
(Bangkapos.com/Sela Agustika/Agus/Bryan Bimantoro)