Breaking News

INTIP Istri Orang Mandi Berkali-kali Lalu Nekat Peluk dari Belakang,Suami Emosi hingga Berbuat Dosa

Setelah dilakukan penyelidikan, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan akhirnya menangkap Suryad

gotosurvive.com
ilustrasi 

BANGKAPOS.COM - Seorang pria di Banyuasin, Sumatera Selatan ditangkap polisi setelah menghabisi nyawa pamannya sendiri.

Pria beridentitas, Suryadi (29) menganiaya pamannya, Muhammad Yusuf (51) hingga tewas.

Saat itu, Yusuf ditemukan tak bernyawa pada Minggu (19/1/2020) di kebun kelapa miliknya di Desa Telok Payo, Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin.

Setelah dilakukan penyelidikan, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan akhirnya menangkap Suryadi.

Mulanya, Yusuf dilaporkan tewas akibat jatuh dari pohon.

Namun ternyata pihak keluarga merasa curiga atas kematian Yusuf.

Hingga akhirnya pihak kepolisian pun melakukan penyelidikan.

Hal itu diungkap langsung Direktur Reser Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel Kombes Pol Yustan Alfiani.

Ia mengatakan, mereka semula mendapatkan informasi adanya penemuan mayat di kebun kelapa.

"Karena pihak keluarga curiga, sehingga kita langsung melakukan penyelidikan dan diketahui korban sempat bersama keponakannya menuju ke kebun,"ujar Yustan.

Yustan menerangkan, motif korban dibunuh akibat sakit hati. Dimana istri pelaku sering diintip saat mandi.

"Pelaku merasa istrinya dilecehkan, sehingga membunuh korban," jelasnya.

Pengakuan pelaku

Seperti diwartakan Kompas.com, Suryadi menyebut bahwa istrinya sempat bercerita bahwa Yusuf sering mengintipnya saat mandi di rumah.

Tak hanya itu, korban juga disebut sempat memeluk istri tersangka dari belakang.

Suryadi pun mengaku sempat tidak percaya.

"Saya sempat tidak percaya, karena itu adalah paman saya sendiri," kata Suryadi, di Polda Sumsel, Rabu (22/1/2020).

Pada hari kejadian, Suryadi bersama anak dan istrinya sedang menuju kebun kelapa untuk membongkar rumah mertuanya.

Saat itu, ia melihat korban datang sembari membawa parang.

"Waktu saya lagi bongkar rumah di atas, saya lihat paman saya itu mendekati istri saya. Di situ aku langsung marah," ujarnya.

Suryadi yang emosi pun kemudian terlibat perkelahian dengan Yusuf.

Paman dan keponakan ini berebut parang yang saat itu dibawa oleh korban.

Ketika parang di tangan Suryadi, ia menyerang korban hingga tewas di tempat. Pelaku bersama istrinya setelah itu langsung kabur meninggalkan lokasi kejadian.

"Paman saya itu tinggal di rumah sudah satu tahun. Saya kesal karena istri saya sering diintip dan dipeluk-peluk," ucap pelaku.

Kejadian hampir serupa pernah terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Duel antara paman dan keponakan sempat disaksikan secara langsung oleh warga.

Dalam perkelahian satu lawan satu itu mengakibatkan sang keponakan yang bernama Daeng Sampara tewas di lokasi kejadian.

Sementara itu, sang paman yakni Haji Saju (60) selamat setelah berduel dengan keponakannya Daeng Sampara.

Korban Daeng Sampara tumbang setelah bagian lehernya ditebas oleh sang paman menggunakan parang.

Peristiwa nahas ini terjadi di sebuah kebun yang berlokasi di Dusun Pangangpusang, Desa Taring, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa pada, Senin (11/11/2019) pagi waktu setempat.

Saat ini, pelaku yang merupakan paman korban telah menyerahkan diri ke polisi.

Kasubbag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan mengatakan, pelaku telah diamankan oleh aparat kepolisian.

Menurutnya, pelaku telah menyerahkan diri usai melakukan pembunuhan sadis tersebut.

"Terduga telah menyerahkan diri dan dievakuasi ke Polres Gowa," beber Tambunan dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Timur.

Keributan yang berujung tewasnya Daeng Sampara ini disaksikan oleh warga bernama Noro yang tengah mencari biji kemiri di kebun.

Noro pun memberikan kesaksiannya saat dimintai keterangan oleh polisi.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Biringbulu, Aiptu Andi Akbar menjelaskan, pertengkaran antara korban dan pelaku disaksikan oleh seorang warga bernama Noro.

Menurutnya, saat itu Noro tak sengaja melihat kejadian nahas yang berujung pada kematian.

Aiptu Andi mengatakan, awalnya saksi mata sedang mencari biji kemiri tak jauh dari lokasi kejadian.

Namun, saksi melihat ada pertengkaran antara korban dan pelaku dari jarak sekitar kurang lebih 70 meter.

Saat itu, pelaku terlihat menebaskan parang ke bagian leher korban yang tak lain adalah masih keponakannya sendiri.

Menurutnya, leher korban pun terputus dari badannya dan terpental sekitar 5 meter.

"Selanjutnya saksi lari ke perkampungan dan berteriak bahwa ada orang sementara diparangi," beber Aiptu Andi Akbar.

Petugas yang mendapatkan informasi dari warga langsung mengevakuasi jasad korban untuk dilakukan visum dan otopsi.

Hasil visum menunjukkan leher korban putus serta ada luka di siku tangan kanan, dan jari tangan kiri.

Setelah divisum, korban dibawa ke rumahnya di Dusun Batueja untuk dimandikan.

Jenazah korban rencananya akan dikebumikan pekuburan keluarga di kampung Balombong Kelurahan Camba Jawa Kecamatan Kelara Kabupaten Jeneponto.

Diduga Karena Masalah lahan

Menurut Kepala Desa Taring Abdul Azis Gassing menuturkan, pelaku dan korban masih satu rumpun keluarga.

"Iye. Pelaku ini adalah om korban. Jadi mereka masih satu rumpun keluarga," kata Aziz kepada Tribun Timur, Senin (11/11/2019).

Namun, keduanya tidak akur lantaran permasalahan sengketa lahan.

Lahan itu adalah tanah garapan yang sudah dikuasi pelaku sejak 16 tahun terakhir.

Dalam dua tahun terakhir, tanah itu rupanya bersengketa dengan korban.

Namun belum ada kesepakatan ataupun solusi dari masalah lahan tersebut

Aziz selaku kepala desa mengaku sudah beberapa kali mencoba memediasi keduanya.

Namun, mediasi yang dilakukan selalu menemui jalan buntu.

"Ini kasus lama, sudah hampir 16 tahun. Beberapa kali saya panggil tapi tidak ada kejelasan. Jadi saya bilang kosongkan dulu lahan," bebernya.

Aziz menuturkan, kasus ini juga sempat dibawa ke ranah hukum untuk mencari solusi atas sengseka lahan itu.

"Tapi ternyata keduanya melakukan pertemuan di kebun yang bersengketa tadi pagi. Mereka cekcok di sana," beber Aziz.

Pelaku dan korban bertemu pada lahan yang mereka sengketakan pukul 06:00 Wita. Pertemuan rupanya diwarnai cekcok dan pertengkaran.

"Badan dan kepala terputus dan terpental sekitar 5 meter," kata Aziz.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kronologi Pria Habisi Paman Pakai Parang, Bermula dari Curhatan Istri : Saya Sempat Tidak Percaya

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved