Kisah di Balik Para Selir Kim Jong Un yang Muda & Perawan

Selain Raja Thailand yang dikenal punya banyak selir, ternyata pemimpin diktator asal Korea Utara, Kim Jong Un juga demikian.

Editor: Evan Saputra
IST
Kim Jong Un 

Kisah di Balik Para Selir Kim Jong Un yang Muda & Perawan

BANGKAPOS.COM - Selain Raja Thailand yang dikenal punya banyak selir, ternyata pemimpin diktator asal Korea Utara, Kim Jong Un juga demikian.

Selir-selir Kim Jong Un, punya julukan Gippeumjo.

Julukannya pemberi kebahagiaan. Mereka cantik. Bodinya seperti gitar Spanyol.

Sayangnya, meski dekat dengan kemewahan, mereka juga tak jauh dari penderitaan.

Selir-selir versi Korea Utara itu dikenal sebagai Pleasure Squad.

Kalau mau diterjemahkan mentah-mentah, mereka adalah para gadis penghibur Kim Jong Un, diktator dan pemimpin tertinggi Korea Utara.

Media Ramai Beritakan Kim Jong Un Meninggal Dunia, Donald Trump Malah Tuding Cerita Itu Dibuat-buat

Semua selir memiliki kecantikan luar biasa.

Sangat sempurna. Mereka masih muda dan harus perawan. Kulitnya putih mulus. Tak ada bekas luka. Suaranya sangat menggoda. Bodinya pun sangat kencang.

Remaja-remaja cantik pilihan ini dimanjakan dengan pakaian, make-up, dan kehidupan yang mewah.

The Sun pernah melaporkan bahwa Kim Jong Un pernah memesan pakaian dalam wanita dari China sekitar medio 2016 lalu. Biaya belanja pakaian dalam wanita itu menghabiskan sekitar Rp41 miliar.

Di sisi lain, para anggota Pleasure Squad juga harus memanggul penderitaan yang luar biasa.

Pertama, mereka pasti sudah tak punya harga diri lagi. Apa pun yang diinginkan Kim Jong Un harus mereka turuti..

Begitu terpilih menjadi anggota, gadis-gadis ini akan direbut paksa dari keluarga mereka.

Semua dikarantina dalam asrama khusus dan dilarang berhubungan dengan siapa pun.

Durasi kontraknya 10 tahun. Dan selama itu, tak ada yang boleh membantah.

Mereka juga tak bisa keluar dari tim pemberi kebahagiaan untuk Kim Jong Un.

Mereka wajib bisa menari, memijat, hingga memenuhi kebutuhan biologis sang pemimpin.

Jika tak bisa memberi kebahagiaan, nyawa mereka dan keluarga jadi taruhannya.

Benarkah Kim Jong Un Sudah Meninggal?

Majalah Marie Claire pernah memuat pengakuan salah seorang Pleasure Squad era Kim Jong Il. Namanya adalah Mi Hyang.

"Aku pernah melihat temanku diraba area sensitifnya demi sebuah taruhan para pemimpin elit," kata Mi Hyang.

Di luar pengakuan tadi, kerahasiaannya para selir tadi sangat dijaga.

Setelah pensiun di usia 25 tahun, mereka diwajibkan menikah dengan anggota elite dari lingkaran politik Kim Jong Un.

Ini dilakukan agar kegiatan rahasia Pleasure Squad tak terbongkar.

Rencana AS jika Kim Jong Un meninggal

Daily NK, media yang dikelola oleh pembelot Korea Utara, melaporkan bahwa Kim Jong Un melakukan prosedur operasi kardiovaskular.

Dia disebut tengah melakukan proses pemulihan di sebuah vila yang berlokasi di kawasan Hyangsan County, setelah disebut operasi pada 12 April.

"Perokok berat, obesitas, dan kelelahan menjadi faktor mengapa Kim langsung menjalani operasi jantung," ulas Daily NK yang mengutip sumber.

Spekulasi pun langsung merebak setelah CNN mengutip sumber AS yang menyatakan, mereka tengah memantau adanya laporan intelijen.

Dalam laporan itu, disebutkan Kim Jong Un "berada dalam kondisi kritis setelah operasi", tanpa menyebutkan bentuk informasi seperti apa.

Meski kabar itu belum jelas, pemerintah AS memiliki rencana kontingensi yang luas untuk kematian pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sumber membahas rencana itu di tengah laporan-laporan kondisi kesehatan Kim yang saling bertentangan.

Sumber-sumber yang sama mendesak agar berhati-hati tentang laporan-laporan yang mengklaim Kim menghadapi masalah kesehatan serius setelah menjalani prosedur kardiovaskular.

Profil Kim Yo Jong, Calon Pengganti Penguasa Korea Utara Jika Benar Kim Jong Un Meninggal Dunia

Sumber intelijen pertahanan mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa bahwa pemerintah AS memiliki rencana yang luas jika Kim meninggal dunia.

Tentu rencana itu dengan mempertimbangkan semua kerumitan yang dapat timbul dari kematiannya.

Melansir Fox News, Selasa (21/4/2020), pejabat itu menggambarkan kemungkinan adanya krisis kemanusiaan skala besar di Korea Utara dengan jutaan orang yang menghadapi kelaparan dan perpindahan massal warga Korea Utara ke Cina.

Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada Fox News bahwa bagian dari rencana itu akan sangat bergantung pada China untuk turun tangan dan membantu mengelola situasi di dalam Korea Utara.

Hal itu sebagian karena kedekatan China dan sebagian karena tantangan logistik dari AS yang menyediakan bantuan kemanusiaan.

Meski kabar kondisi kesehatan Kim beredar, secara spesifik kondisi Kim masih belum jelas, karena Korea Utara terkenal karena menahan dan memelintir berita di dalam perbatasannya.

Para pejabat Korea Selatan meremehkan implikasi dari laporan-laporan ini, tidak mencatat aktivitas luar biasa di Korea Utara.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan, dalam menanggapi laporan, bahwa "itu tidak benar" dan bahwa "tidak ada tren khusus."

"Kami tidak memiliki informasi untuk mengonfirmasi tentang rumor masalah kesehatan Pemimpin Kim Jong Un yang telah dilaporkan oleh beberapa media," kata juru bicara kepresidenan Korea Selatan Kang Min-seok.

"Juga, tidak ada perkembangan tidak biasa yang terdeteksi di Korea Utara," tambahnya.

SELISIK Sosok Kim Jong Un dari Kecil Pernah Bersekolah di Swiss hingga Suka Basket

Spekulasi sering muncul tentang kepemimpinan Korea Utara berdasarkan kehadiran di acara-acara penting negara.

Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada Fox News pada Senin bahwa ada kecurigaan bahwa Kim tidak sehat sejak 15 April setelah dia tidak menghadiri acara terpenting Korea Utara, hari ulang tahun kakeknya Kim II Sung.

Kantor Berita Pusat Korea Utara mengklaim Kim memimpin pertemuan pada 11 April yang membahas pencegahan virus corona dan memilih saudara perempuannya sebagai anggota pengganti biro politik Partai Buruh yang berkuasa.

Media pemerintah sejak itu melaporkan bahwa Kim juga mengirim salam kepada Presiden Suriah Bashar Assad dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel serta "penyebaran ulang tahun" kepada dua pejabat Korea Utara dan seorang centenarian baru.

Sementara itu, sumber mengatakan kepada Fox News bahwa Gedung Putih mengetahui laporan kesehatan Kim, tetapi belum ada konfirmasi tentang kondisinya. Namun, sumber yakin, Gedung Putih tahu kondisi Kim Jong Un saat ini. 

Pembicaraan antara Presiden Trump dan Kim mengenai program nuklir Korea Utara telah lama terhenti.

Satu sumber mencatat bahwa selama pertemuan puncak terakhir mereka, orang asing yang dekat dengan Kim mencatat pernafasan luar biasa berat untuk seseorang seusianya.

Pada hari Selasa, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa pemerintah sedang "mengawasi laporan dengan cermat."

"Kami memantau laporan ini dengan sangat cermat dan seperti yang Anda tahu Korea Utara adalah masyarakat yang sangat tertutup, tidak ada pers yang bebas di sana, mereka sangat keliru dengan informasi yang mereka berikan pada banyak hal, termasuk kesehatan Kim Jong Un," Kata O'Brien.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved