Idul Fitri 1441 H
Apakah Puasa Syawal Harus Dikerjakan 6 Hari Berturut-turut?
Haruskah puasa syawal dilakukan secara berurutan selama 6 hari ? Simak penjelasan dari Buya Yahya berikut.
BANGKAPOS.COM - Hanya beberapa hari lagi, bulan yang penuh kemuliaan akan segera berakhir.
Dilansir dari pontianak.tribunnews.com, pemerintah baru akan melaksanakan sidang isbat pada tanggal 22 Mei 2020 untuk menentukan tanggal jatuhnya 1 Syawal 1441 H.
Walaupun belum ditetapkan, pada ramadhan yang sudah sampai pada hari ke-27 ini, tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri menghadapi amalan sunnah yang dilakukan di bulan Syawal nanti.
Yaitu puasa syawal atau juga dikenal dengan istilah puasa 6 hari.
Puasa syawal merupakan puasa sunnah yang dikerjakan selama 6 hari di bulan Syawal.
Orang yang berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal setara dengan berpuasa selama setahun penuh.
Perintah melakukan puasa syawal disebutkan dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Nabi Saw bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Seperti disebutkan dalam hadits tersebut, puasa syawal dilakukan selama 6 hari di bulan syawal.
Lalu, haruskah puasa ini dikerjakan secara berturut selama 6 hari, seperti pengerjaan puasa di bulan ramadhan ?
Dalam video berjudul Bolehkah Puasa Sunah Syawal Tidak Beurutan yang diunggah oleh kanal youtube Al-Bahjah Tv pada tanggal 9 April 2019, Buya Yahya sempat memberikan penjelasan terkait persoalan itu.
Dalam video tersebut, Buya Yahya mengatakan bahwa menurut menurut Mazhab Syafi'i, puasa syawal tidak harus dilakukan berturut-turut selama 6 hari.
"Menurut mazhab kita Imam Syafi'i, 6 itu tidak harus berurutan," ujar Buya Yahya.
Akan tetapi, ada sebagian ulama yang memakruhkan jika puasa syawal langsung dikerjakan setelah tanggal 1 Syawal.
"Bahkan sebagian ulama memakruhkan kalau langsung, syawal. Takut dianggap wajib. Ada sebagian ulama. Tapi mazhab kita tidak,"
"Sebagian ulama itu langsung, jangan tanggal 2 deh nanti aja ada akhir-akhir di belakang. Khawatir nanti dipikir orang wajib, Sehingga memberatkan orang," kata Buya Yahya.
Mengenai kapan waktu mulai untuk melaksanakan puasa Syawal, Buya Yahya menyampaikan bahwa pengerjaannya boleh dilakukan langsung setelah 1 syawal.
• Jika Seseorang Terlambat Mengikuti Shalat Idul Fitri, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Boleh pula jika tidak dikerjakan langsung, mengikuti puasa ramadhan setelah tanggal 1 syawal.
Hal itu disampaikan oleh Buya Yahya dalam video lainnya, yaitu kajian Kitab Riyadusholihin tentang Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal yang diunggah oleh kanal youtube Al-Bahjah Tv pada tanggal 9 April 2019.
"jadi setelah tanggal , tanggal 1 tidak boleh berpuasa. Tanggal 1 syawal haram berpuasa. baru anda boleh memulai tanggal 2, 3, 4. Dan tidak harus langsung," ucap Buya Yahya.
Disampaikan oleh Buya Yahya, ada keutamaan yang diperoleh jika dikerjakan langsung, sesuai sabda Nabi Muhammad dalam hadis diatas.
"Memang yang bagus, yang bagus lagi kalau kita bisa mengikuti langsung, beriringan langsung," ujar Buya Yahya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Puasa Syawal, Haruskah dilakukan Secara Berurutan Selama 6 Hari ? Berikut Penjelasan Buya Yahya