Luna Maya Mengaku Sempat Tak Ingin Membuka Hati untuk Laki-laki Lagi: Gak Mau Lagi Ngerasain Itu

Kultur dan cara pandangnya terhadap pernikahan juga berbeda.

"Ini yang menarik dari keluarga saya, agak berbeda dari keluarga kebanyakan, mungkin ibu saya orang yang, pertama dia orang yang telat minikah," ujar Luna.

"Dia mungkin sudah melalui banyak hal, baru memutuskan untuk bersama ayah saya waktu itu," sambungnya.

"Beda sama kebudayaan di Indonesia yang mungkin ingin melihat anaknya terutama perempuan, menikah," imbuh Luna Maya.

Oleh ibunya, Luna dibebaskan bahkan untuk tidak menikah sekalipun.

Luna mengaku tak pernah mendengar dari mulut ibunya secara langsung yang mempertanyakan atau meminta ia segera menikah.

"Kalau ibu saya bilang begini, 'Kamu pengin menikah nggak sih, nggak nikah juga nggak apa-apa' maksudnya itu bukan suatu hal yang mutlak dalam kehidupan bahwa semua orang harus sama, dan dia mengerti itu," curhat Luna.

"Itu yang membuat keluarga saya sedikit unik," sambungnya.

"Kalaupun emang in the end akan berpasangan, its something that ya, if that make you happy ya i have to support you' gitu loh," kata Luna Maya menceritakan pandangan sang ibunda.

Apa yang Luna Maya ceritakan tentang pandangan ibunya rupanya sedikit beririsan dengan keluarga mendiang sang ayah.

Budaya timur yang kental membuat status Luna kerap dipertanyakan.

"Yang justru bertanya-tanya kepo adalah kelaraga bapak saya yang memang orang Indonesia yang mungkin menganggap saya 'Luna kapan'," ujar Luna.

Meski demikian, Luna menyadari bahwa sikap keluarganya itu merupakan bentuk kasih sayang terhadapnya.

Akan tetapi, ia menegaskan apapun itu tetap tidak bisa dipaksakan lantaran belum bertemu jodohnya.

"Itu bukan sesuatu hal yang buruk, itu bentuk kasih sayang mereka," ujar Luna.

"Tapi in the end, masa kita mau memaksakan sesuatu yang belum waktunya dan belum dikasih jalan," tuntasnya. 

(TribunWow.com/Rilo)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Luna Maya Akui Sempat Tak Ingin Membuka Hati untuk Laki-laki Kembali: Gak Mau Lagi Ngerasain