Virus Corona

Abdul Gafur Menpora era Soeharto Meninggal Karena Corona, Kiprahnya di Orde Baru dan Reformasi

Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto dia menjabat sebagai Menpora, yaitu periode 1983-1987 dia juga pernah dia pernah sebagai Menteri Muda Urusan

Editor: Hendra
( KOMPAS/ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA)
Abdul Gafur Tengku Idris 

BANGKAPOS.COM - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Abdul Gafur meninggal dunia, Jumat (4/9/2020)

Abdul Gafur meninggal di usia 81 tahun di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 06.20 WIB.

Menpora era Soeharto ini meninggal karena terkena Covid-19 dan memiliki penyakit bawaan yakni diabetes tipe-2.

Berikut sepak terjangnya selama ini:

Abdul Gafur diketahui lahir di Halmahera, Maluku Utara, 20 Juni 1939.

Baca Juga: Jarang Tampil, Tinggalnya di Inggris, Inilah Fakta Tentang Istri Mohammed bin Salman

Dilansir bangkapos.com dari Harian Kompas, Kamis (6/10/2016), nama lengkapnya adalah Abdul Gafur Tengku Idris.

Pada era kepemimpinan Presiden Soeharto dia menjabat sebagai Menpora, yaitu periode 1983-1987.

Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Menteri Muda Urusan Pemuda pada 1978-1983.

Selain itu dia juga sempat menjabat Wakil Ketua MPR RI pada 1997-1999.

Mencetuskan Haornas

Ketika menjabat Menpora, Gafur mencetuskan Haornas (Hari Olahraga Nasional) yang dibentuk melalui Kepres No 67 tahun 1985.

Haornas diperingati setiap 9 September.

Selain itu dia juga menjadikan bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa saat peringatan Sumpah Pemuda.

Namun dia kecewa lantaran Bulan Bahasa tak terdengar lagi gaungnya.

Baca Juga: Ujian Berat Pemain Timnas U-19 Lawan Kroasia, Shin Tae-yong hanya Butuh Bukti Bukan Menang

"Nama-nama berbau asing malah bertebaran di klaster-klaster dan menjadi nama kota baru yang dibangun para pengembang. Saya tidak anti bahasa asing, tapi sebaiknya gunakan padanannya dalam bahasa Indonesia,” katanya waktu itu.

Dia bersyukur karena dalam hidupnya bisa ikut serta dalam Tritura 1966.

Menurutnya Tritura mendewasakannya dalam belajar menuntut hak.

Sejarah mencatat, kejatuhan rezim Orde Lama dimulai dari demonstrasi mahasiswa melalui tuntutan Tritura pada 1966.

Saat berusia 77 tahun, dia bersyukur karena telah diberi umur panjang, telah melewati usia 70 tahun.

"Saya menikmati hidup sebagai orang tua yang diberi umur panjang, di atas 70 tahun. Semua aktivitas politik, sosial, kenegaraan sudah saya lalui. Tuhan memberi saya kesehatan lahir dan batin meski tak lagi aktif di dunia politik,” kata Gafur.

Maju di Pilkada Maluku Utara

Dia menganggap tugasnya di dunia politik sudah selesai.

Baca Juga:  Dua Wartawan Dikeroyok saat Meliput Kasus Perselingkuhan Oknum Kades, Polisi Baru Tangkap 2 Pelaku

Ia menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar pada era ketika Akbar Tandjung menjadi ketua umum partai berlambang beringin itu.

Abdul Gafur juga pernah terlibat pilkada Maluku Utara.

Dikutip Harian Kompas, Jumat (6/7/2001), Abdul Gafur berpasangan dengan Yamin Tawari terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara periode 2001-2006.

Hal itu ditetapkan dalam sidang paripurna DPRD Maluku Utara di Ternate, Kamis (5/7/2001). Meski begitu, sempat ada pemungutan suara ulang, karena disinyalir ada politik uang.

Dilansir Harian Kompas, Minggu (28/4/2002), secara resmi Gafur-Yamin ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara periode 2002-2007 pada Jumat (26/4/2002).

Baca Juga: Pasien Corona Tewas Mengenaskan, Bunuh Diri Loncat dari Lantai 13 Rumah Sakit

Keputusan itu diambil dalam Rapat Paripurna Khusus yang digelar, menyusul desakan yang tertuang dalam Maklumat Rakyat Maluku Utara, yang menghendaki Gafur dan Thaib ditetapkan sebagai gubernur dan wagub.

Tak berhenti sampai di situ. Ketidakjelasan siapa yang menjadi pemimpin Maluku Utara itu terjadi hampir setahun.

Dikutip Harian Kompas, Sabtu (20/4/2002), akhirnya keluar Keputusan Presiden (Keppres) No 54/M Tahun 2002 yang menunjuk Sinyo H Sarundajang sebagai Pejabat Gubernur Maluku Utara.

Dia diberi tugas khusus segera mempersiapkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur definitif untuk masa jabatan 2002-2007.

Gubernur dan wakil gubernur yang terpilih akhirnya adalah pasangan Taib Armayn dan Prof Madjid Abdullah, dikutip Harian Kompas, Selasa (29/10/2002).

Kembali maju Pilkada

Dilansir Harian Kompas, Selasa 23 Juni 2009, namanya kembali mencuat pada Pilkada Gubernur Maluku Utara 2007.

Dia kembali mencalonkan diri bersama Abdurrahim Fabanyo.

Kiprahnya tak hanya di dunia pemerintahan, Gafur juga memiliki karya berupa buku. Salah satunya berjudul Hari-hari Terakhir Seorang Presiden.

Dikutip Harian Kompas, Rabu (26/7/2000), buku itu diluncurkan di Jakarta pada 24 Juli 2000.

Abdul Gafur menyimpulkan bahwa sosok Soeharto adalah negarawan.

Soeharto memilih mundur demi keselamatan bangsa daripada kekuasaan pribadinya.

Dia menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

"Apa yang akan terjadi, kalau Pak Harto tidak mau mundur? Kehancuran yang melanda bangsa ini akan semakin parah," katanya.

Hari-hari Terakhir Seorang Presiden setebal 227 halaman itu mencoba membawa ingatan pembaca pada peristiwa Mei yang memaksa Soeharto turun dari kursi kepresidenan yang didudukinya selama 32 tahun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Meninggal Dunia karena Covid-19, Berikut Sepak Terjang Abdul Gafur, Menpora di Era Soeharto",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved