Pendaki Bukit Maras Hilang
Kisah Dukun, Paranormal Gunung Maras Bangka Membantu Soekarno Perang Melawan Irian Barat
Kisah Dukun, Paranormal Gunung Maras Bangka Membantu Soekarno Perang Melawan Irian Barat
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Bahkan kebakaran yang melanda kawasan tersebut yang terjadi pada OKtober tahun 2015 diselimuti kisah mistis.
"Ada warga yang melihat tiga naga keluar dari Maras sebelum kebakaran," kata Kadus Buhir Desa Berbura Karnadi.
"Di tempat kita ada juga warga yang mimpi melihat Maras terbelah dua dan mengeluarkan api," ungkap Karnadi.
Menurutnya, saat kebakaran melanda kawasan lereng bukit Maras hingga dekat permukiman warga Dusun Buhir, warga melihat sosok ular naga yang seakan-akan mengejar manusia.
"Naga itu seolah-olah mengejar manusia. Warga melihatnya jelas lengkap dengan mata dan kumisnya," ucapnya.

Atok Putih
Warga setempat menyebutnya bukit Pasir Putih lantaran sering melihat ada benda putih di bukit tersebut.
"Sering ada penampakan benda putih atau orang nyebutnya atok putih," ungkap salah seorang warga Buhir saat memantau kebakaran yang melanda Bukit Pasir Putih di tahun lalu.
Batu Tapa
Di Bukit Maras, juga terdapat tiga batu yang berbetuk meja, kursi dan tempat tidur.
Batu ini konon biasanya digunakan orang untuk bertapa selama 40 hari 40 malam.
Menurut kisah tokoh masyarakat H Suwandi bin Wahab warga Kampung baru (Kampung Pangkal Niur) dikutip dari kanal YouTube Begagit TV Official, Senin (7/9/2020)
Batu Tapa ini dipercayai juga perwujudan dari mulut naga.
" Batu Tapo, ada tiga meja batu disitu, orang biasa bertapa 40 hari. terserah mau kaya atau mau jadi jagoan atau apa, itu terserah dari niat kita kesitu," ujar H Suwandi.
Bukit Tambun Tulang
Kisah Bukit Tambun Tulang itu juga cerita tersohor sejak zaman dahulu.
Konon bukit yang berada di sebelah barat laut gunung maras ini terdiri dari tumpukan tulang akibat mereka yang terperangkat dengan merdunya suara Buluh Perindu.

Buluh Perindu
Buluh Perindu merupakan dua batang pohon bambu yang saling bergesekan sehingga menimbulkan bunyi atau suara yang merdu.
Mereka yang mendengar suara tersebut seolah akan terhipnotis dan tidak akan kemqana-mana, hanya mendengarkan suara dari buluh perindu tersebut.
" Kisah ini tersohor di di Bangka kalau orang ksitu kalau tidak ada 'alat' (amalan-red) tidak Bismillah tidak ada modal jadai jangan coba-coba kesitu. Hanya saja sayangnya buluh perindu tersebut sudah mati," ujar H Suwandi.
Kalau dulu, diceritakan kakek berumur 83 tahun ini, biasanya orang mengambil dauh atau pelepah dari buluh perindu. daun maupun pelepah atau dahan akan dibuat minyak dan biasanya dijadikan untuk memikat wanita atau pelet.
Pari Putih
Di atas bukit Maras atau Gunung Maras biasa disebut orang Bangka terdapat sumur batu, dimana di dalamnya terdapat air yang dihuni oleh Pari Putih.
" Siapa saja orang biasa bisa melihat pari tersebut kalau dia sedang beruntung. jadi bisa diliaht Parinya," ungkap Haji Suwandi.
Tips ke Bukit Maras
Gunung Maras terletak di Kampung Buhir, Kabupaten Bangka. Dari kota Sungailiat, Gunung Maras hanya berjarak 70 km, sedangkan dari Belinyu hanya berjarak 35 km.
Kalau mau mendaki ke Maras, banyak kendaraan umum yang bisa mengantarkan kita sampai ke Kampung Buhir.
Setelah sampai di Kampung Buhir, kita harus menitipkan kendaraan kita di Rumah Juri Kunci Gunung Maras.
Sebelum mulai mendaki pun, kita harus minta izin dulu kepada Juri Kunci Gunung Maras untuk menjaga keselamatan dan memberItahu kalau kita akan berkemah di Puncak Maras.
Setelah meminta izin, kita bisa mulai berjalan kaki untuk mencapai kaki Gunung Maras.
Jika Anda ingin mendaki ke puncak Bukit Maras di Desa Berberura Kecamatan Riausilip, gunakanlah jalur atau rute dari Dusun Buhir desa setempat.
Jalur Buhir-Puncak, dimulai dari depan lapangan bola Buhir, ke arah jalur pipa Pam, belok kanan untuk menuju puncak.
Ketika tiba di pos satu, pendaki bisa istirahat di bukit Semut atau Bukit Meruyan.
Jika pendakian dilanjutkan, akan melintasi Pos dua Tembikar, setelah itu baru puncak.
Jalur Buhir jalur paling aman, ikuti rute yang jalannya sudah licin, karena sudah lama dirintis dan jalur Buhir paling sering digunakan sebagai jalur pendakian.
Lama pendakian sampai ke puncak, sekitar 3-4 jam.
Kalau lewat jalur pendakian dari Rambang, itu tidak bisa dilakukan, karena jalur tersebut sudah ditutup.(Bangkapos.com,Zulkodri)