Mengenal Fakta Bunga Edelweis, Bunga Abadi di Gunung yang Tak Boleh Dipetik yang Semakin Langka

Bunga edelweis merupakan salah satu tumbuhan yang dinilai langka dan dilindungi Undang-Undang. Bagi pelanggar yang nekat memetiknya akan dikenai...

Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
Bunga Edelweiss di Gunung Semeru. (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya) 

BANGKAPOS.COM -- Bunga edelweis merupakan salah satu tumbuhan yang dinilai langka dan dilindungi Undang-Undang.

Bagi pelanggar yang nekat memetiknya akan dikenai sanksi pidana dan denda maksimal Rp 50 juta.

Dilansir bangkapos.com dari kompas.com melalui Harian Kompas (10/10/1982), tumbuhan edelweis (Anaphalis javanica) merupakan sejenis perdu yang menjadi salah satu famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sembung-sembungan).

Umumnya, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 4 meter.

Menurut catatan Amir hamzah dan M. Toha (The Mountain Flora of Java), di Gunung Sumbing pernah dijumpai tumbuhan edelweis yang tingginya mencapai 8 meter dan diameter batang lebih dari 15 cm.

Satu Keluarga Positif Covid-19, Penambahan 10 Kasus di Kota Pangkalpinang

Zikir Hasbunallah Wanikmal Wakil Penentram Hati hingga Penolong saat Menghadapi Situasi Sulit

Kisah Trik & Strategi Mata-mata China Pakai Diplomasi Ranjang Hingga Berhasil Tembus Gedung Putih

Selain itu, mereka juga mencatat bahwa tumbuhan ini diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun.

Lalu, apa itu bunga edelweis dan apa saja pesonanya?

Serangga hinggap di bunga Edelweis di Taman Edelweis, Desa Wisata Edelweis, Desa Wonokitri, Jawa Timur.(Dokumentasi Teguh Wibowo)

Karakteristik edelweis

Seorang ahli Botani berkebangsaan Jerman, Von Faber mengungkapkan bahwa sistem perakaran edelweis berkembang secara horizontal.

Hal itu berkaitan dengan adanya mikorhiza pada akar edelweis.

Menurutnya, mikorhiza lebih menyukai lapisan tanah yang dekat dengan permukaan, karena cendawan (jamur) sangat membutuhkan oksigen.

Tumbuhan edelweis bukanlah jenis bunga yang asing bagi sebagian besar para pendaki gunung di Tanah Air.

Dewi Perssik Tak Gengsi, Malah Jalin Hubungan Baik Hingga Beri Bantuan Materi untuk Saipul Jamil

Bagi mereka yang sering mendaki Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Papandayan, Gunung Kerinci, Gunung Welirang, Gunung Rinjani atau gunung-gunung lain tentu dapat menjumpai jenis tumbuhan yang hidup berkelompok ini.

Jika Anda ke Gunung Rinjani, pendaki dapat menemukan keindahan hamparan edelwis di Plawangan Sembalun.

Kemudian jika di Gunung Lawu, edelweis bisa ditemukan di sepanjang jalur menjelang puncak Hargo Dumilah.

Sementara, jika Anda mendaki jalur Candhi Cetho, bunga edelwis dapat langsung dilihat di sabana pertama sebelum Pos Bulak Peperangan sampai Pasar Dieng.

Begitu populernya, edelweis membuat daya tarik sehingga banyak pendaki yang menjadikannya sebagai maskot dan merupakan "oleh-oleh" tersendiri jika menjumpainya langsung di tempat hidup aslinya.

Bahkan, tidak jarang para pendaki berusaha untuk mengambil dan mencoba untuk ditanam di pekarangan rumahnya.

Tak hanya itu, edelweis juga disebut capo gunung, sembung lango, sendoro atau widodaren ini pada masa silam.

Artinya, tumbuhan ini merupakan salah satu jenis yang diagungkan oleh sebagian masyarakat di Indonesia.

Biji Labu Manjur Cegah Keriput dan Masalah Kulit Wajah, Rasakan Juga Manfaat Cuci Muka Pakai Air ini

Konon, orang-orang yang pergi ke Gunung Gede menganggap tumbuhan ini berasal dari surga dan membawa rumpun sebagai suatu karunia atau keberkahan.

Hal serupa juga sempat dilakukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Agung, Bali.

Dijuluki bunga abadi

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (2/9/2020), bunga edelweis dijuluki sebagai bunga abadi lantaran tumbuhan ini memilki waktu mekar yang lama hingga 10 tahun lamanya.

Hormon etilen yang ada pada bunga edelweis bisa mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama.

Kendati demikian, pesona bunganya dapat terjaga lebih lama.

Sementara itu, bunga edelweis umumnya memiliki waktu mekar pada April-Agustus tiap tahunnya.

Adapun waktu ini merupakan waktu mekar saat musim hujan telah berakhir.

Gisella Anastasia sebut Iblis Memang Pintar Banget, Sebut Cerai dengan Gading Keputusan yang Salah

Mekarnya bunga edelweis di bulan-bulan tersebut dikarenakan pancaran matahari yang masih intensif untuk proses perkembangan edelweis.

Meski dikenal sebagai bunga yang tumbuh di daerah gunung, edelwis juga memiliki cara bertahan hidup yang kuat, bahkan di tanah tandus sekalipun.

Sempat diperjualbelikan

Padang edelweis Papandayan(Ako Rondo PA)
Padang edelweis Papandayan(Ako Rondo PA)

Mirisnya, populasi bunga edelweis kian berkurang lantaran keberadaannya sering diusik oleh pendaki yang jahil.

Keindahan edelweis membuat pendaki berulah memetik dengan seenaknya.

Tindakan ini pun berulang dari tahun ke tahun.

Mengutip Harian Kompas, 22 Juni 1994, ratusan pendaki Gunung Ciremai sebagian ada yang langsung ke puncak, dan sebagian ada yang mendirikan perkemahan.

Dari ratusan pendaki ini, hampir semua memetik bunga edelwis tersebut. Bahkan, mereka membiarkan rantingnya tetap patah.

China Luncurkan Roket Lintasi Wilayah Kalimantan Timur & Jawa Timur, Bagaimana Jika Bawa Hulu Ledak?

Ramainya pendakian ini juga berdampak terhadap lingkungan alam di Gunung Ciremai.

Sebab, tindakan mereka dikhawatirkan mengancam kelestarian bunga edelwis di kawasan puncak gunung.

Pada Agustus 2004, bunga edelweis justru diperjualbelikan di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo.

Penduduk setempat meyakini, bunga edelweis sudah hancur akibat dijamah terus oleh penjarah.

Berdasarkan pemberitaan Harian Kompas, 18 September 2004, di kawasan wisata Kawah Sikidang, Dieng, bunga edelweis diperdagangkan sebagai souvenir.

Bunga langka itu dijual per paket seharga Rp 5.000 pada turis yang mengunjungi obyek wisata tersebut.

Adapun edelweis yang diperdagangkan, kebanyakan sudah dimodifikasi. Ada yang dijual polos, dan tidak sedikit bunga yang telah diberi pewarna, seperti disemprot warna merah, biru, hijau, dan kuning.

Terungkap Perceraian Gisella Anastasia, Akui Menyesal Cerai dari Gading: Itu Keputusan yang Salah

Menurut sejumlah penduduk di Dieng, penjarah bunga edelweis melakukan aksinya saat mencari kayu atau sewaktu ke Gunung Prau untuk menanam pohon cemara.

Para penjarah mengambilnya tanpa memilih dan asal petik. Akibatnya, pemetikan tanpa seleksi itu menyebabkan banyak bunga yang rusak dan nyaris punah.

Undang-undang

Perlu diketahui, bagi pendaki yang kedapatan memetik bunga edelweis dapat dikenai sanksi.

Sebab, bunga ini dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem.

Selain itu, orang yang memetik bunga edelweis juga melanggar UU Nomor 41 Thaun 1999 dengan ancaman penjara paling lama satu tahun dan denda maksimal Rp 50 juta.

Tempat budidaya

Meski keberadaannya kerap diusik oleh para pendaki yang sembrono, ada juga tempat budi daya bunga edelweis yakni di Gunung Bromo.

Duel Maut di Bangka, Eko Warga Lampung Tewas Ditikam di Sungailiat, Edi S Dibacok Saat Tagih Hal ini

Budi daya ini sudah dijalankan sejak 10 November 2018 dengan peresmian Desa Wisata Edelwies di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Edelwis hasil budi daya sekelompok petani dapat dijual sebagai oleh-oleh wisatawan yang datang.

Adapun tindakan jual beli hasil budidaya ini legal dan resmi, karena terdapat perbedaan fisik baik edelweis asli dan edelweis budi daya.

Bunga edelweis hasil budi daya tampak lebih gemuk dan subur dibanding edelweis yang tumbuh liar di pegunungan.

Tumbuh di pegunungan

Bunga bernama latin Anaphalis javanica ini merupakan salah satu tumbuhan yang hidup di dataran tinggi. Biasanya, bunga tersebut sangat mudah ditemukan di daerah pegunungan.

Di Indonesia, pemandangan indah hamparan Bunga Edelweis bisa dijumpai di beberapa gunung, seperti Gunung Papandayan, Gunung Gede, hingga Gunung Rinjani.

Fakta Oh In Hye Meninggal Dunia, Ditemukan Pingsan di Rumah Hingga Diduga Mencoba Bunuh Diri

Ditemukan 200 tahun lalu

Diketahui, Bunga Edelweis sudah ditemukan di Indonesia sejak 200 tahun yang lalu.

Saat itu, seorang analis asal Jerman bernama Georg Carl Reinwardt, menemukan Bunga Edelweis di lereng Gunung Gede, Jawa Barat, sekitar tahun 1891.

Pendaki Wanita di Gunung Lawu Petik Bunga Edelweis

Sebelumnya diberitakan seorang pendaki wanita yang naik ke Gunung Lawu tengah menjadi pembicaraan warganet.

Wanita itu menjadi perbincangan banyak orang karena memetik bunga abadi Edelweis dari puncak gunung.

Pendaki yang belum diketahui identitasnya tersebut ramai dibicarakan warganet setelah videonya diunggah di media sosial.

Siapa Sangka Cuci Muka dengan Air Dingin Secara Rutin Dapat Manfaat Menakjubkan ini, Dicoba Yuk

Gunung Lawu (ardiyantaa.blogspot.com)
Gunung Lawu (ardiyantaa.blogspot.com)

Dalam video yang diunggah di Instagram oleh akun @mountnesia.

Hingga Selasa (15/9/2020) siang, video pendaki wanita memetik bungan edelweis di Gunung Lawu tersebut sudah ditonton sebanyak 142.591 kali.

Dalam video yang diunggah oleh @mountnesia tersebut, seorang pendaki pria tengah merekam aktivitas pendaki wanita yang memetik bunga berjuluk bunga abadi di jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar. 

Perekam video yang juga merupakan pendaki, tampak sudah berusaha memperingatkan pendaki wanita itu.

Namun, pendaki pemetik Edelweis itu pun terlihat acuh dan tak menghiraukan peringatan.

"Mbak, kok metik (edelweis) mbak? Kata siapa mbak? Kata siapa boleh (memetik)?" ucap perekam video yang tak diketahui namanya itu.

Kemudian, wanita tersebut terlihat menghampiri perekam video sembari membawa sepucuk edelweiss di tangannya.

Sama-sama Megah, Begini Nuansa Rumah Maia Estianty di Paris dan Rumah Nia Ramadhani di Beverly Hills

"Sedikit kok (mengambilnya)," ucap pendaki pemetik Edelweiss itu lirih sembari berjalan meninggalkan pendaki pria tersebut.

Tertulis keterangan perkiraan kejadian ini terekam pada Minggu (13/9/2020) di Gupakan Menjangan, salah satu titik di jalur pendakian Lawu via Candi Cetho.

Memetik Edelweis memang dilarang dan ada peraturan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 yang mengaturnya.

Selain itu, seseorang yang memetik bunga Edelweis juga melanggar UU Nomor 41 Tahun 1999 dengan ancaman penjara paling lama satu tahun dan denda maksimal Rp 50 juta.

Memetik bunga Edelweis dilarang karena tumbuhan ini termasuk langka dan dilindungi.

Tanggapan Bascamp

Salah satu pihak basecamp Candi Cetho, Eko tak bisa berkomentar banyak ketika dimintai keterangan oleh Kompas.com, Senin (14/9/2020) melalui sambungan telepon.

Menurut dia, hingga kini belum ada informasi apa pun yang bisa diberikan terkait kronologi dan siapa pendaki yang melakukan hal memalukan tersebut.

Atta Teriak Ketakutan Ditodong Pistol oleh Parto saat Jodohkan Adiknya ke Amanda Caesa: Kayak Mafia!

Presiden Erdogan Didesak Militernya untuk Lawan Eropa, Bentrokan di Mediterania Timur Bakal Pecah

"Kami masih belum bisa mencari informasi, soalnya kan orangnya ini gak kelihatan, pakai masker dia. Kan kita jadi gak bisa tahu, gak kelihatan gitu mukanya," kata Eko.

Namun, ia bisa mengatakan bahwa yang merekam kejadian ini merupakan sesama pendaki, bukan dari pihak basecamp.

Selain itu, kata dia, pihak basecamp juga sudah lama memberikan informasi perihal larangan memetik Edelweiss saat pendakian.

Informasi itu pun sudah diberikan ketika para pendaki berada di basecamp.

Untuk itu, ia mengira bahwa pendaki wanita tersebut merupakan orang yang baru pertama kali mendaki.

"Sudah ada semua itu. Harusnya pendaki sudah tahu semuanya. Mungkin dia baru pertama mendaki. Kemungkinannya," terangnya.

Hingga kini, pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho masih dibuka untuk umum.

Adapun jalur pendakian resmi Gunung Lawu adalah Cemara Sewu, Cemara Kandang, dan Candi Cetho.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved