Berita Pangkalpinang
Jembatan Bahtera Sriwijaya Butuh Dana Rp 15 Triliun, Dibangun dari Desa Sebagin Hingga Tanjung
Jembatan Bahtera Sriwijaya yang menghubungkan Bangka Belitung dengan Sumatera Selatan memasuki babak baru.
Penulis: Riki Pratama | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM,BANGKA--Jembatan Bahtera Sriwijaya yang menghubungkan Bangka Belitung dengan Sumatera Selatan memasuki babak baru.
Gubernur Sumsel Herman Deru dan Gubernur Babel Erzaldi Rosman bersepakat membangun jembatan dari Desa Sebagin, Bangka Selatan ke Desa Tanjung Tapak Sumsel.
Diperkirakan, jembatan sepanjang 13,5 Km dengan biaya Rp 15 Triliun itu akan mulai dibangun pada 2023.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemprov Babel, Noviar Ishak, mengatakan, untuk maket gambar dan permiraan biaya baru bisa disampaikan apabila telah selesai Detail Engineering Design (DED).
"Kalau perkiraan biaya, baru bisa dihitung setelah FS (study kelayakan) dan lebih detail lagi setelah DED (Detail Engineering Design). Maket baru dibuat setelah DED," jelas Noviar Ishak kepada Bangkapos.com, Jumat (18/9/2020)..
Dia juga menjelaskan saat ini belum ada gambar atau animasi terkait rencana pembangunan jembatan Bahtera Sriwijaya tersebut.
"Belum bisa, kalau pun ada, animasi saja, pemilihan dan bentuk struktur belum ada. Tetapi untuk perkiraan sementara, kasar, kalau membandingkan dengan jembatan yang sudah ada Suramadu, misalnya total biaya bisa sebesar Rp 15 Triliun," jelas Noviar.
Selain itu, Noviar sempat menjelaskan mengenai pembahasan pembangunan Jembatan Bahtera yang sudah lama mereka lakukan sejak tahun 2019.
"2019 lalu pernah ketemu dua Gubernur Babel dan Sumsel dengan Menteri Bappenas, tetapi belum masuk program stategis Nasional walau sudah mengarah ke sana, tetapi belum masuk. Lalu tahun 2020 Kementrian PUPR melajukan tahapan (FS) uji kelayakan," ungkap Noviar.
Dia menambahkan, terkait alternatif titik yang disepakati bersama dua Gubernur yakni Desa Sebagin, Bangka Selatan ke Desa Tanjung Tapak Sumsel, memiliki faktor keuntungan dan lokasi yang sering digunakan masyarakat untuk transportasi laut.
"Daerah itu secara umum digunakan masyarakat untuk bertransportasi lewat laut, karena jaraknya pendek. Apabila tahapan FS telah dilakukan Desember selesai, tahun depan masuk DED selesai 2023, bila uang ada, langsung sudah. Ibaratnya, kita memberikan ke orang tua, lalu ia mengatakan silakan kerjakan," kata Noviar.
(Bangkapos.com/Riki Pratama)