Jazilul Duga Gatot Nurmantyo Ingin Jadi Capres
Pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal pengantian dirinya terrkait instruksi pemutaran film G20S/PKI ramai dibahas.
BANGKAPOS.COM - Pernyataan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo soal pengantian dirinya terrkait instruksi pemutaran film G20S/PKI ramai dibahas.
Gatot kembali mengungkit itu lewat kanal YouTube Hersubeno Point belum lama ini.
Isu ini pun kembali ramai dibahas dam menjadi pemberitaan sejumlah media.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menduga Gatot Nurmantyo ingin jadi capres.
Dugaan itu ia sandarkan pada pernyataan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo baru-baru ini berhubungan dengan keinginan Gatot untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Pernyataan Gatot yang dimaksud adalah ketika dia mengaku diganti dari jabatannya sebagai panglima TNI karena menginstruksikan pemutaran film G30S/PKI.
“Saya juga husnudzon bahwa Pak Gatot ini juga pengen jadi presiden, ngga ada masalah, karena beliau kan mantan panglima,” ucap Jazilul dalam diskusi daring bertajuk “Mantan Panglima, Maumu Apa?”, Minggu (27/9/2020).
“Jadi saya berhusnudzon beliau sebagai seorang mantan panglima itu sah-sah saja di negara yang juga dibangun bersama-sama ini,” sambung dia.
Menurut dia, pergantian pejabat adalah suatu hal yang normal dilakukan oleh pihak yang berwenang.
Ia mengatakan, pergantian Gatot sebagai panglima TNI beberapa tahun silam juga telah sesuai mekanisme yang ada, yaitu melalui persetujuan DPR.
Maka dari itu, Jazilul menilai, pernyataan Gatot bersifat politis karena memiliki makna tersembunyi.
Makna tersembunyi itu, katanya, yang membuat pernyataan Gatot menjadi ramai dibicarakan publik.
“Pernyataan Pak Gatot itu menjadi rame justru bukan karena pernyataannya, karena ada makna explicit-nya, kalau saya diganti gara-gara pemutaran film G30S/PKI, maka presiden itu tidak suka kebijakan saya terkait pemutaran film,” ucap dia.
Jazilul menuturkan, pernyataan itu yang kemudian menjadi polemik sehingga menimbulkan dugaan.
Salah satunya adalah dugaan Gatot sedang bermain politik karena ingin mencalonkan diri pada pilpres mendatang.
Di samping polemik tersebut, Jazilul menilai hal yang terpenting adalah agar tidak melupakan sejarah bangsa.
Ia mengingatkan agar jangan sampai peristiwa serupa terulang kembali.
“Peristiwa G30S/PKI ini peristiwa yang juga terkait dengan peristiwa kelam di bangsa ini, jangan terulang kembali atas nama aliran apapun termasuk komunisme, atau aliran lain yang dapat merusak,” tuturnya.
Sebelumnya, lewat kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot menyatakan bahwa pergantian jabatannya sebagai Panglima TNI berkaitan dengan instruksinya untuk memutarkan film G30S/PKI.
"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI. Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu. Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube, Rabu (23/9/2020).
"Saya bilang, 'Terima kasih', tapi justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya, dan benar-benar saya diganti," kata Gatot.
Dibantah
Pernyataan Gatot tersebut telah dibantah oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian.
"Kalau untuk itu kan karena memang sudah masa jabatan Pak Gatot sudah selesai dan memang sudah waktunya pergantian rutin pimpinan TNI. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemutaran G30S," kata Donny saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).
"Jadi saya kira terlalu jauh dan agak kebablasan mengaitkan antara pemutaran film G30S dengan pencopotan beliau," ucap Donny.
Profil Gatot Nurmantyo
Kehidupan awal
Melangsir Tribunnewssiki.com, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo adalah mantan panglima TNI periode 2015-2017.
Gatot Nurmantyo lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960.
Gatot Nurmantyo dibesarkan di keluarga yang berlatar belakang militer.
Ayahnya bernama Suwantyo pensiunan Letnan Kolonel Infanteri di Kodam XIII/Merdeka Sulawesi Utara yang pernah jadi Tentara Pelajar.

Di saat perang kemerdekaan, ayah Gatot Nurmantyo bertugas di bawah komando Jenderal Gatot Subroto yang kemudian mengilhami sang ayah untuk menamakan anaknya dengan nama ‘Gatot’.
Sejak kecil, Gatot Nurmantyo dan keluarganya selalu hidup berpindah-pindah dikarenakan tugas sang ayah.
Gatot Nurmantyo menempuh pendidikan dasarnya di daerah Cimahi, Jawa Barat sebelum akhirnya pindah ke Cilacap, Jawa Tengah.
Di Cilacap, Gatot Nurmantyo bersekolah disana hingga kelas 2 SMP dan kemudian pindah ke Solo.
Gatot Nurmantyo merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1982 dan memulai kariernya di pasukan infanteri baret hijau Kostrad.
Awalnya, Gatot Nurmantyo tidak bercita-cita untuk menjadi tentara melainkan dirinya ingin menjadi seorang arsitek.
Namun dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya yang sulit, ia akhirnya memilih menjadi tentara seperti keinginan ayahnya. (1)
Rekam jejak
Lulusa dari Akademi Militer pada 1982, Gatot Nurmantyo kemudian memulai kariernya dengan bergabung sebagai pasukan infanteri baret hijau Kostrad.
Jabatan pertama yang disandang Gatot Nurmantyo adalah sebagai Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda.
Gatot Nurmantyo pernah diterjumkan dalam operasi Seroja di Timor Leste pada 1983-1984.
Setelah itu, Gatot Nurmantyo kemudian pindah menjadi Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih dan Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana. (1)
Bebrabagi jabatan pernah diembannya selama bertugas di Papua.
Setalah itu, Gatot Nurmantyo dipindahtugaskan ke Jakarta dan menjadi Kasdivif 2/Kostrad lalu ke Dirlat Kodiklat.
Pada 2010, Gatot Nurmantyo menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer dan setahun kemudian ia diangkat menjadi Pangdam Brawijaya menggantikan Mayor Jenderal TNI Suwarno.
Pada 2013, Gatot Nurmantyo naik jabat menjadi Pangkostrad menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir.
Tahun berikutnya, Gatot Nurmantyo kembali naik jabatan dan menjadi KSAD pada masa pemerintahan Presiden SBY.
Pada 2015, Presiden Jokowi memilih Gatot Nurmantyo sebagai calon tunggal panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Moeldoko dan namanya telah diusulkan Jokowi ke DPR pada (9/6/2015).
Pada tanggal 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi Panglima TNI. (2)
Jabatan
- Danton MO 81 Kiban Yonif 315 Dam II/Slw
- Dankipan B Yonif 320
- Dankipan C Yonif 310
- Kaurdal Denlatpur
- ADC Pangdam III/Slw
- Ps Kasi 2 Opsrem 174/PTM
- Danyonif 731 REM/PTM
- Dandim 1707/Merauke
- Dandim 120/Jayapura
- Sespri Wakil KSAD
- Danbrig 1/Pks Dam Jaya
- Asops Kasdam Jaya
- Danrindam Jaya
- Danrem 061/Suryakencana (2006-2007)
- Kasdiv 2 Kostrad (2007-2008)
- Dirlat Kodiklatad (2008-2009)
- Gubernur Akmil (2009-2010)
- Pangdam V/Brawijaya (2010-2011)
- Komandan Kodiklat TNI AD (2011-2013)
- Pangkostrad (2013-2014)
- KSAD (2014-2015)
- Panglima TNI (2015-2017) (3) .
Sebagian artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul "Wakil Ketua MPR Duga Gatot Nurmantyo Ingin Calonkan Diri Jadi Presiden" dan TribunnewsWiki.com dengan judul Gatot Nurmantyo