11 Kontroversi Cai Changpan Napi Narkoba Mantan Tentara China yang Pelariannya Berakhir Dramatis
Cai Changpan dikenal dermawan Dia juga fasih berbahasa Indonesia dan jago kungfu. Cai disebut mampu menjebol papan tebal hanya dengan dua jarinya.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Cai Changpan alias Cai Ji Fan alias Antoni mengakhiri pelariannya dari penjara pada hari ke-33 secara dramatis.
Napi terpidana mati atas kasus 135 kilogram sabu-sabu pada 2016 itu ditemukan tewas diduga gantung diri di tempat pembakaran ban, hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/10/2020).
Hasil autopsi menunjukan tak ada luka akibat benda tumpul atau tajam, kecuali hanya luka jeratan pada leher.
Selama 33 hari, Cai Changpan yang disebut sebagai mantan tentara China karena pernah ikut pendidikan militer itu, diduga berada di hutan.
Dia diburu tim khsusus dibantu sejumlah anjing pelacak.
Sebelum tertangkap hidup-hidup, dia keburu mengakhiri pelariannya dengan cara gantung diri di tempat pembakaran ban.
Tempat itu disebut pernah dijadikan tempat penyimpanan narkoba pada masanya.
Tak pernah ada pernyataan langsung dari Cai Changpan mengenai diri dan sepak terjangnya selama melarikan diri.
Berikut kontroversi kisah Cai Changpan yang dirangkum bangkapos.com dari sejumlah berita di Kompas.com, Grid.id, dan jejaring Tribunnews.com:
1. Pernah kabur dari rutan Mabes Polri
Aksi kabur dari penjara yang dilakukan Cai Changpan sudah dua kali.
Sebelum kabur dari Lapas Tangerang, dia pernah kabur dari penjara rutan Mabes Polri.
Awalnya Cai Changpan diringkus polisi pada 3 November 2016 bersama barang bukti 20 kg sabu-sabu.
Dari sana, polisi mengungkap penyimpanan puluhan kilogram sabu di gudang penyimpanan kompresor. Total 135 kilogram sabu diamankan polisi.
Cai kemudian sementara ditahan di rutan Mabes Polri di Cawang. Di sana ia kabur dengan cara melubangi tembok kamar.
Namun tak lama setelah itu, tiga hari kemudian, polisi kembali menangkap Cai Chang Pan di Sukabumi.
Saat itu vonisnya belum diputuskan dan masalah kaburnya tidak diungkapkan dengan detail.
Cai Changpan divonis hukuman mati pada 19 Juli 2020 berdasarkan putusan bernomor 385/Pid.Sus/2017/Pn.Tng.
Dalam persidangan, Cai Changpan memberi keterangan bahwa sabu seberat 135 kilogram siap edar itu milik koleganya, WN Hongkong yang bernama Ahong.
Changpan mengaku hanya disuruh menyimpan mesin kompresor kiriman dari luar negeri yang ternyata berisi sabu.
Jika misinya mengedarkan narkoba di Indonesia lancar, keuntungan yang didapat Cai Changpan lebih dari Rp 500 juta.
2. Kabur dari penjara yang kedua
Tak ada upaya hukum lanjutan dari pihak Cai Changpan sekalipun ia masih punya hak sebelum dieksekusi mati.
Namun, Cai Changpan kembali membuat geger.
Dia kabur dari lapas Tangerang dengan cara membuat galian yang tembus ke gorong-gorong pada Senin (14/9/2020).
Berdasarkan keterangan teman sekamarnya yang didapatkan polisi, pria yang juga bernama Antoni itu menggali lubang di dalam kamar lapasnya tujuh jam setiap hari selama delapan bulan.
Dua kantung plastik besar berisi tanah bekas galian dibuang ke tong sampah setiap hari.
Detik-detik ia berjalan santai saat kabur dari penjara terekem jelas di CCTv.
Cai Changpan disebut masih sempat membeli rokok, pulang ke rumahnya, sebelum bersembunyi di hutan.
Melangsir kompas.com, pelarian itu baru diketahui empat hari kemudian, yaitu pada 18 September 2020.
"Sudah delapan bulan dia lakukan kerja untuk menggali lubang tersebut, dengan panjang sekitar 30 meter dan dalam 2 meter," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, 29 September 2020.
Baca juga: Cara Cai Chang Pan Bertahan Hidup di Hutan Sebelum Gantung Diri Terungkap, Ini Hasil Autopsinya
3. Diburu 291 anggota tim khusus dan anjing pelacak
Sebelum ditemukan dengan kondisi meninggal dunia, Cai Changpan selama ini diduga bersembunyi di Hutan Tenjo, Bogor.
Polisi menyebut luas hutan tersebut mencakup 7 kelurahan.
Cai Changpan yang berbekal pendidikan militer China disebut punya kemampuan survival di hutan.
Jejaknya sempat terendus karena barang-barang diduga milik terpidana mati itu tertinggal di pondok yang ada di hutan tersebut.
Pencarian gembong narkoba tersebut memakan waktu lebih dari satu bulan lamanya.
Tak tanggung-tanggung, polisi sampai mengerahkan 291 anggota tim khusus dan anjing pelacak untuk memburu Cai Chang Pan.

Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Pratomo memimpin langsung pencarian Cai Changpan.
Pasukannya menyusup ke pedalaman Hutan Tenjo dan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Banyak fenomena alam selama pencarian.
"Kalau boleh cerita, fenomena alam banyak sekali. Kami dapati saat pencarian, mulai bertemu Genderuwo malam-malam di hutan dan sebagainya," cerita Pratomo melalui sambungan telepon, Senin (19/10/2020) seperti dilangsir tribunnews.com.
Baca juga: 4 Fakta Baru Cai Chang Pan Ditemukan Tewas Gantung Diri, Sudah Membusuk dan Ancam Keamanan Pabrik
4. Tewas gantung diri di tempat yang pernah simpan narkoba
Bekas pabrik pembakaran ban tempat Cai Changpan ditemukan gantung diri berada di Kampung Cikidung, Desa Koleang, Jasinga, Bogor, Jawa Barat,
Warga sekitar bernama Rouf menuturkan lokasi pembakaran ban ini dulunya memang milik Cai Chang pan.
“Kalau lokasi pembakaran limbah ban ini dulunya memang punya pelaku, dan sejak dua minggu kemarin tak ada aktivitas apapun,” ujar Rouf, Senin(19/10/2020) seperti dilangsir Tribun Ternate.
Camat Jasinga Hidayat Saputradinata bercerita, gudang bekas pabrik pengolahan ban bekas itu sempat digerebek dan ditemukan ratusan kilogram sabu pada 2015.
Sejumlah aset dan usaha tersebut kemudian dijual kepada orang lain.
Hidayat menjelaskan, pengolahan bekas ban tersebut sudah tidak aktif sejak beberapa tahun lalu.
Sebab, sebelumnya tim pengawas Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) mendapat banyak pengaduan masyarakat terkait polusi pembakaran ban.
Selain itu tidak ada izin aktivitas dan bangunan.
"Kita ini yang jadi kena, karena Jasinga sudah zona merah peredaran narkoba dimulai sejak kasus 2015. Nah sekarang alhamdulillah untuk ke depannya tidak ada lagi masalah karena sudah pasti akan terputus mata rantai kasus narkoba setelah Antoni ditemukan dalam kondisi bunuh diri," ujarnya
5. Aset Cai Changpan
Camat JAsinga Hidayat mengatakan Cai Changpan memang sempat memiliki sejumlah aset berharga.
Beberapa di antaranya berupa bidang tanah dan usaha bisnis pengolahan ban.
Sejauh ini, beberapa bisnis seperti di Tenjo sudah dikelola oleh istri Cai dibantu sejumlah karyawan.
Namun, untuk aset dan bisnis di wilayah Jasinga, sudah dijual jauh sebelum Cai Changpan mendekam di penjara.
"Dulu itu dia ke sini memang cari tempat (bisnis) baru selain di tempat istrinya di Tenjo itu," kata Hidayat.
6. Cai Changpan jago kung fu dan bisa jebol papan dengan dua jari
Menurut warga, Cai Changpan yang juga punya nama alias Cai Ji Fan adalah sosok juga jago kungfu.
Satu di antara kemampuannya adalah bisa menjebol papan tebal dengan dua jari tangannya.
Tokoh masyarakat Tenjo, Bogor, Jawa Barat, Umeng Tarmidi mengaku pernah melihat Cai latihan.
"Saya dulu pernah lihat dia latihan jarinya bisa tembus pasir, dia juga ahli toya," kata Umeng.
7. Menikah empat kali, dermawan dan fasih berbahasa Indonesia
Cai Chang Pan, lanjut Umeng, juga dikenal sangat dermawan.
Terpidana Mati itu kerap membantu warga yang kesulitan di sekitar tempat tinggalnya.
Umeng juga menceritakan Cai juga mahir bercakap-cakap dengan Bahasa Indonesia.
"Bahasa Indonesia fasih seperti bukan orang asing. Pakaian juga mau berkumuh-kumuh. Kalau pakai kemeja lengannya selalu digulung. Karena tidak pernah berulah mungkin saja warga di sini membantu," kata Umeng.
Kata Umeng, Cai sudah menikah sebanyak empat kali kali.
Istri pertama Siti Rohayah asal Desa Babakan sudah meninggal.
Istri kedua Nuryannah warga Desa Cilaku punya anak satu.
"Dua istrinya lagi tidak ada di Tenjo," kata Umeng.
Terpisah, istri Cai Changpan, Nuryannah mengatakan rumah tersebut bukan pemberian Cai Changpan.
Dia belum pernah diberi apapun oleh Cai Changpan
"kalau rumah ini baru pas sebelum Pak Antoni ditangkap juga belum ada, Pak Antoni ditangkap gak lama saya bikini rumah, ini tanah bukan dari Pak Antoni ini tanah warisan dari orangtua saya, Pak Antoni belum ngasih apa-apa ke saya, belum ngasih rumah belum ngasih tanah belum ngasih apa-apa ke saya," tutup Nuryannah.
8. Punya empat nama
Napi yang merupakan warga China memiliki sejumlah nama samaran, mulai dari Yongapa, Cai Ji Fan, dan Cai Changpanm dan Anoni
Terakhir, warga di Tenjo dan Jasinga lebih mengenalnya sebagai Antoni.
Nama Antoni semakin dikenal karena riwayatnya yang menikah dengan Nuryana.
Mereka di Tenjo dan memiliki bisnis usaha di Jasinga.
Warga kerap kali melihat keberadaan Antoni keluar masuk Tenjo dan Jasinga melewati hutan di antara pegunungan.
9. Rutin pergi ke China enam bulan sekali
Istri kedua Cai Changpan, Nuryannah angkat bicara mengenai awal mula perkenalannya dengan Cai Changpan.
"Saya kerja cuma satu hari, saya gak betah, saya pulang lagi, begitu saya gak kerja pak Yongfan ke rumah, gak kelamaan minta sama orang tua nikah,sama pak Antoni nikah sirih ," kata Nuryannah dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube Talk Show tvOne dalam tayangan Menyingkap Tabir.

Menurut Nuryannah, Cai Changpan memiliki pabrik pembakaran ban di wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor.
"punya pabrik ban di Cilaku, kampung sini, pas masih sama istri yang Koyah," kata Nuryannah.
Mesti sudah belasan tahun di Indonesia, rupanya Cai Changpan rupanya masih berkewarganegaraan China.
Dia rutin pergi ke China untuk memperbaharui paspornya.
"kalau pak Antoni di sini bawanya paspor, cuma 6 bulan sekali langsung pulang lagi ke China, dicap lagi paspornya, balik lagi ke Indonesia," terang Nuryannah.
10. Hanya ingin peluk anak saat tiba di rumah
Detik-detik Cai Changpan tiba di rumah setelah kabur dari penjara pada Senin (14/9/2020) silam juga diungkap Nuryannah.
Kata dia, Cai Changpan memang sempat datang ke rumahnya di kawasan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Cai Changpan datang ke rumahnya tepat di hari ia kabur dari Lapas Tangerang.
"pak Antoni baru sekali hari Senin pas kejadian kabur, pagi jam setengah 7an," kata Nuryannah.
Saat itu, Cai Changpan tak mengatakan banyak hal.
Nuryannah menceritakan, suaminya saat itu hanya datang hanya ingin menemui satu sosok, yaitu anaknya.
"Pak Antoni gak bilang apa-apa ke saya, langsung keadaan buru-buru nemuin anaknya aja, " kata Nuryannah.
Nuryannah juga mengungkap ucapan Cai Changpan saat ingin bertemu dengan anaknya.
Nuryannah bahkan menangis ketika menceritakan ucapan Cai Changpan.
"gak ada ngobrol apa-apa cuman nanyain anaknya , 'mana anak saya, saya pengen gendong pengen meluk' langsung berangkat lagi (nangis) gak ngomong apa-apa," kata Nuryannah sambil terisak menangis.
Nuryannah mengatakan saat itu Cai Changpan sangat terburu-buru.
Ia menduga Cai Changpan saat itu tengah ketakutan.
"gak ngomong apa-apa pak pak Antoni, keadaannya buru-buru mungkin ketakutan atau apa saya gak tau, sampai sekarang belum ke sini lagi," kata Nuryannah.
Meski mendekam di dalam penjara, namun Cai Changpan rupanya rutin menghubungi Nuryannah lewat video call.
"saya sudah lama gak kunjungan semenjak corona, video call paling nanyain anaknya aja, 'gimana kabarnya udah makan apa belum', gak pernah ngomongin macem-macem," kata Nuryannah.
11. Cai Changpan diduga merasa terdesak
Gantung diri jadi jalan terakhir pelarian Cai Chang Pan di hari ke-33 ia kabur dari penjara Lapas Tangerang.
Polisi mengungkap bagaimana cara Cai Chang Pan, terpidana mati kasus narkoba yang ditemukan tewas gantung diri di Hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/10/2020) lalu.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan Cai Changpan diketahui sudah tewas 12 jam sebelum jasadnya ditemukan.
Nana menjelaskan, Cai Changpan ditemukan tewas bunuh diri di pabrik pembongkaran ban itu pada Sabtu (17/10) pukul 20.00 WIB.
"Jadi perkiraan waktu mati (Cai Changpan) Jumat jam 20.00. Makanya, ketika ditemukan, jasad dia masih utuh. Belum lama" kata Nana.
Kapolda menduga Cai Changpan panik lantaran telah mendengar lokasi persembunyiannya telah terendus oleh pihak kepolisian.
"Jadi dia merasa mungkin sudah terdesak dengan adanya anggota kami tim khusus gabungan ini yang terus menyusuri beberapa lokasi khususnya di hutan Tenjo. Sehingga ada rasa yang bersangkutan merasa bahwa tempat dia untuk berlindung agak sulit," kata Nana.
Nana memastikan Cai Changpan tidak mengalami luka-luka kekerasan di bagian tubuh lain.
Sebaliknya, hasil tes narkoba dan minuman keras terpidana juga negatif.
"Yang kedua tidak ditemukan luka-luka lain dan yang ketiga tes penyaring nafza dan alkohol dari urine negatif," jelasnya.
Atas dasar itu, Nana mengatakan Cai Changpan kehabisan nafas dan mati lemas karena gantung diri dengan tali tersebut.
Sebaliknya, jenazah nantinya akan diserahkan kepada lapas kelas 1 Tangerang.
"Jadi penyebab matinya adalah kekerasan tumpul darah pada leher yang menyebabkan kan kehilangan nafas dan mati lemas. Selanjutnya saat ini untuk almarhum terpidana mati masih di rumah sakit Kramat Jati dan dalam waktu dekat akan kami serahkan ke lapas pimpinan Lapas kelas 1 Tangerang," ujar Kapolda.
Nana Sudjana menjelaskan, awalnya pihaknya mendapat informasi keberadaan Cai Changpan dari warga sekitar.
Warga melaporkan bahwa setiap malam ada seseorang yang mencurigakan berada di dalam pabrik pembakaran ban sekitar Hutan Tenjo.
"Warga sampaikan ke kepala desa Koleang kemudian disampaikan ke anggota bahwa di sekitar pembakaran ban kalau malam ada seseorang yang mencurigakan dan menginap," ujar Nana.
Nana menjelaskan, anggotanya menerima laporan warga pada 16 Oktober 2020.
Tim khusus yang terdiri dari anggota Polda Metro Jaya, Polres Tangerang, Brimob dan Lapas Tangerang kemudian menuju ke lokasi.
"Pada tanggal 17 kita lakukan upaya penggeledahan dan ditemukan terpidana mati menggantung diri di lokasi tersebut," kata Nana.
Cai Changpan diduga sudah tahu akan digerebek sebab beberapa petugas keamanan pabrik tempat persembunyiannya sudah tak kembali. (bangkapos.com/ kompas.com/ grid.id/tribunnews.com)