Racunnya Bisa Bikin Kaya Mendadak, Kalajengking Emas Harta Berharga dari Israel, Inilah Kehebatannya
Racunnya Bisa Bikin Kaya Mendadak, Kalajengking Emas Harta Berharga dari Israel, Inilah Kehebatannya
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC |
Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap hexapoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagi manusia; sengatan menghasilkan efek lokal, seperti rasa sakit, pembengkakan.
Namun beberapa spesies kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, dan anggota dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus. Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah Mus muscullus.
Asal usul kalajengking
Kalajengking purba muncul pada pertengahan Masa Paleozoikum, kira-kira 400 juta tahun yang lalu. Berbeda dengan kalajengking pada umumnya, bentuk kalajengking purba lebih sederhana.
Tubuhnya terdiri dari banyak ruas-ruas yang terlindung cangkang tipis. Perbedaan lainnya adalah ukuran tubuh beberapa jenis kalajengking purba yang mencapai 100 kali ukuran kalajengking masa sekarang, 2 hingga 3 meter. Selain itu, kalajengking purba juga hidup di air.
Manfaat racun kalajengking untuk kehidupan manusia:
1. Penghilang rasa sakit
Dalam sebuah studi yang dirilis tahun 2013, ternyata racun kalajengking mengandung zat yang bisa digunakan sebagai penghilang rasa sakit.
Ahli dari American Friends of Tel Aviv University juga mengatakan cara kerja racun ini mirip seperti morfin.
Racun peptida yang ditemukan dalam racun kalajengking berinteraksi dengan saluran natrium dalam sistem saraf dan otot sehingga bisa meredakan rasa sakit.
2. Cegah kegagalan transplantasi jantung
Beberapa pasien yang mengalami penyakit jantung disarankan dokter untuk melakukan transpalantasi.
Namun, melakukan transplantasi jantung memiliki risiko yang sangat tinggi bagi pasien.
Untunglah para ahli kini sudah menemukan obat yang terbuat dari racun kalajengking.
Obat ini disebut-sebut bisa mencegah terjadinya risiko kegagalan transplantasi jantung.