Misteri Hilangnya Tiga Bocah di Langkat, Lahan Istimewa, Orang Bunyan hingga Diyakini Masih Hidup

Sejumlah kabar dari mulut ke mulut beredar di masyarakat, bahwa kejadian misterius ini ada kaitannya dengan

Editor: Iwan Satriawan
Dedy Kurniawan / Tribun Medan
Lokasi tempat tiga anak hilang misterius saat bermain di area kebun sawit LNK, Kamis (29/10/2020) 

BANGKAPOS.COM-Kasus misterius hilangnya tiga orang bocah di areal perkebunan sawit di Langkat disebut ada kaitan dengan penggarapan lahan area kebun sawit, sekitar lokasi ketiga anak tersebut diperkirakan hilang.

Sejumlah kabar dari mulut ke mulut beredar di masyarakat, bahwa kejadian misterius ini ada kaitannya dengan penggarapan lahan area sawit oleh pihak LNK.

Di mana area lahan lokasi tempat anak hilang, dalam catatan sejarah dan leluhur masyarakat merupakan lahan yang diistimewakan untuk masyarakat setempat sejak zaman kolonial Belanda.

"Sekarang lahan ini digarap LNK, kalau gak salah sejak 2010, dulu ya tanah pemerintah kami setahunya. Dulu ini sebagian memang ada tanah yang diperuntukan ke masyarakat zaman orangtua kami dulu. Awalnya permukiman ini di atas dekat danau itu, lama kelamaan bergeser ke mari," kata Alamsyah, orangtua satu anak yang hilang misterius Alfisah Zahra (7), seperti dilangsir Tribun Medan pada berita berjudul Tiga Anak Hilang Misterius di Langkat, Ortu Korban Cerita Kontak Batin dengan Anaknya yang Tersesat.

Momen terakhir kalinya terekam kamera 3 anak hilang misterius di Langkat.
Momen terakhir kalinya terekam kamera 3 anak hilang misterius di Langkat. (YouTube Tv One)

Misteri tanah terlarang itu juga ditanggapi seorang praktisi spiritual Ki Ageng ketika diminta pandangannya.

Dia mengatakan, hilangnya ketiga korban berkaitan dengan terusiknya komunitas atau kehidupan makhluk di dimensi lain, yang disebut kaum orang Bunyan.

Selain itu, ada kaitan keterusikannya orang Bunyan atas aktivitas garapan.

"Mereka orang Bunyan merasa terusik, dengan aktivitas pengarapan lahan yang sudah ada perjanjiannya. Jadi mereka ingin memberi pesan dengan hilangnya para korban. Ada area lahan yang sudah diistimewakan, tidak bisa diganggu dalam perjanjian, dan sekarang itu diusik," ungkapnya Pada hari ke-23 pencarian, warga mengatakan kawasan mereka sudah mulai sepi.

Bahkan, pihak kepolisian dari Polsek Salapian dan Polres Langkat sudah mulai meninggalkan Dusun Pulka.

Proses pencarian sudah tidak seheboh pada sepekan pertama, di mana ratusan orang dari berbagai elemen berdatangan ke Dusun Palka.

Tak Kunjung Ditemukan 

Tiga anak yang hilang misterius di areal perkebunan, Dusun Palka, Kecamatan Salapian, Langkat Sumatera Utara, belum juga ditemukan.

Saat ini 23 hari sudah ketiga anak tersebut hilang tak keruan rimbanya.
Segala upaya pencarian sudah dilakukan.

Terbaru, pengakuan datang dari seorang orangtua korban, Alamsyah.

Dia adalah orangtua satu dari tiga anak hilang misterius tersebut, Alfisah Zahra (7).

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved