Berita WIKI

Kisah si Hantu Timah, di Lokasi Ini Cadangan Mineral Melimpah, Begini Analisa Ilmiahnya  

Ismail (35), mengeluh. Cadangan pasir timah yang dulu memlipah di dusunnya, kini tinggal kenangan. Ia pun terpaksa menambang di kampung seberang...

(bangkapos.com/ferylaskari)
Tampak pekerja tambang beroperasi di lubang camui tambang pasir timah inkonvensional (TI) di Kabupaten Bangka. 

Timah berasal dari batu granit yang terdapat mineral logam casiterit mengandung timah dan logam sampingan lainnya seperti kuarsa, pyrite, galena, mallacite, zircon, hematite (batu besi). Batu granit itu terbentuk karena adanya aktivitas magma dari proses vulkanik atau letusan gunung berapi yang bersifat asam. Sehingga kalau daerah yang terdapat timah, pyrite, zircon, hematite air di sekitarnya relative bersifat asam yang berbahaya untuk kesehatan gigi dan ginjal.

Dari geologi dapat kita lihat bahwa Pulau Bangka merupakan daerah dengan beberapa bukit yang umumnya tersusun oleh batu granit. Bumi ini berlapis lapis dari tua ke muda. Secara logika untuk mempelajari susunan batu paling mudahnya kembali kita membayangkan kue lapis.  Di mana lapisan paling bawah adalah berumur paling tua, sedangkan paling atas berumur paling muda.

Dari mana bisa tahu umur batuan ini ? Umur dari suatu daerah diketahui dari batuan yang terbentuk, batuan ini diketahui umurnya dari fosil yang dikandung dan dengan menggunakan radioaktif (metoda absolute dan metoda realtif).

Batuan tertuanya adalah batuan metamorf atau batuan ubahan yang berumur paleo-perm yaitu sekis, pillit dengan sisipan kuarsa dan batu gamping. Kemudian pada zaman trias terbentuk batuan beku diabas yang diterobos oleh magma yang bersifat granitic. Kemudian yang paling muda yaitu batu pasir, lempung dan lensa batu gamping.

Setelah itu kembali terjadi vulkanik dimana magma ini keluar kepermukaan menerobos semua batuan dari yang paling bawah. Jadi Pulau Bangka ini terjadi dua kali penerobosan magma atau proses vulkanik. Sehingga umur batuan granit di Bangka terbagi menjadi dua yaitu granit tua yang berumur trias dan granit muda yang berumur yura.

Granit muda inilah yang dianggap sebagai pembawa kasiterit yang ekonomis ( timah yang berlimpah) baik timah putih maupun timah hitam yang dikenal sebagai timah primer, timah banyak dijumpai dalam urat-urat kasiterit (Katili,1967 ;Sitanggang,  1974).  Pada  pliosen diendapkan  formasi  ranggam  yang terdiri  dari  perselingan  batupasir  dan batulempung. Sementara  pada  Zaman Kuarter  (kala  Holosen)  terbentuk  endapan alluvial.

Struktur  geologi  yang  berkembang  di Pulau  Bangka  terdiri  dari  sesar  naik, sesar  geser,  sesar  normal,  struktur lipatan,  kekar  dan  beberapa  kelurusan struktur  lainnya.  Struktur  lipatan umumnya  terbentuk  pada  fasa  batuan berumur.

Diketahui bahwa Pulau Bangka dan Belitung dikelilingi oleh laut dan dominasi presentase kawasannya adalah air permukaan. Pada Zaman Tersier dan Kuarter, Pulau Bangka berada pada ketinggian yang tinggi di atas muka air laut. Sehingga pelapukan dan erosi batuan disini berlangsung sangat intensif. 

Hal inilah yang sangat berperan dalam pembentukan cebakan timah sekunder yaitu cebakan disungai-sungai purba yang bukan saja kaya akan timah, tetapi juga tersebar di banyak tempat. Intensitas erosi atau pengikisan  air laut yang sangat tinggi terhadap batu granit di Bangka, menyebabkan kualitas timah di cebakan primer ini tidak lebih baik dari pada kualitas timah di cebakan sekunder atau sungai-sungai. Jumlah dari timah primer di Bangka sangat sedikit karena sudah dibawa/tertransportasi oleh air laut menuju sungai-sungai purba.

Cebakan timah di Bangka yang berbentuk urat-urat dan mengandung banyak turmalin dan topaz (grup kuarsa) yaitu Pemali, Sambunggiri, Tebrong. Bagaimana bentuk timah yang terbentuk diurat-urat kassiterit??  Relatif berukuran besar-besar dan berbutir.

Untuk daerah Pamali ini sendiri spesial dan tidak mengherankan kalau disana banyak terdapat cebakan timah primer dan sampai ditemukan timah yang ukurannya besar, berlembar dan berupa jejaring tipis, karena Pamali merupakan salah satu daerah yang terjadi mineralisasi primer dengan Tipe ‘Greissen dan Stockwork”

Deposit  timah  alluvial  dalam  adalah  deposit  timah  alluvial  yang  ditemukan  pada  kedalaman  lebih  40  meter  dari permukaan.  Pulau  Bangka  memiliki cukup  banyak  deposit  ini,  terutama  di daerah  – daerah  pesisir  atau  lepas pantai.  Hal  ini  diduga  terjadi  karena pada  Zaman  Kuarter  Pulau  Bangka berada  di  tepi  Cekungan  Belakang Sumatera  (South  Sumatera  Back  Arc Basin) dan  terbagi menjadi pulau-pulau kecil  yang  dibatasi  oleh  laut.

Berbeda dengan pulau Belitung yang terjadi adalah sebaliknya. Di Pulau Belitung, mineralisasi terjadi jauh dari badan granit. Pada Zaman Tersier dan Kuarter, Pulau Belitung  berada pada elevasi  rendah  dari elevasi muka air laut sehingga proses  pelapukan  dan erosi  oleh air laut ini tidak  terlalu  intensif, menyisakan  indikasi  kehadiran  cebakan  primer  di  banyak  tempat.

Sehingga pembentukan  cebakan  sekunder  (placer)  di sungai sungai Belitung   tidak seintensif  seperti di Pulau Bangka. Kenapa seperti itu? Karena proses pembentukan batuan di Pulau Belitung sangat berbeda dengan Pulau Bangka. Pulau Belitung merupakan pulau yang memiliki perbukitan dengan ketinggian antara 120 meter hingga 510 meter di atas permukaan laut dan hal penting yang harus masyarakat tahu bahwa Pulau Belitung ini perbukitannya dialiri oleh sungai-sungai  pola aliran dendritik. Pola aliran dendritik itu adalah pola aliran seperti jari dan banyak cabang-cabangnya. Hal inilah yang menyebabkan daerah kita banyak anak sungai dan didominasi oleh air.

Batuan tertua adalah Formasi Kelapa Kampit yang terdiri dari batupasir, batusabak dan batulumpur yang merupakan cebakan timah primer. Kemudian terbentuk formasi tajam yaitu batupasir kuarsa sisipan lanau dan terjadi proses pergerakan bumi yang kuat sehingga terlipat dan terbentuklah Gunung Tajam. Kedua formasi diatas berumur karbon-permian,yang kemudian terjadi proses magma dari dalam bumi membentuk formasi siantu. Tetapi magma ini bersifat basa bukan asam. 

Sumber: bangkapos.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved