China Nyalakan 'Matahari Buatan', Diperkirakan 10 Kali Lebih Panas dari Inti Matahari, Ini Bentuknya

China Nyalakan 'Matahari Buatan', Diperkirakan 10 Kali Lebih Panas dari Inti Matahari, Ini Bentuknya

twitter@xwcd2015
Matahari buatan China. 

China Nyalakan 'Matahari Buatan', Diperkirakan 10 Kali Lebih Panas dari Inti Matahari, Ini Bentuknya

BANGKAPOS.COM, BEIJING -- China dikabarkan telah berhasil menyalakan reaktor fusi nuklir yang mereka sebut sebagai " matahari buatan" untuk pertama kalinya.

Adapun kabar tersebut disampaikan oleh media pemerintah pada Jumat (4/12/2020) sebagaimana dilansir dari AFP.

Pengoperasian reaktor fusi nuklir tersebut menandai kemajuan besar dalam kemampuan penelitian tenaga nuklir Negeri “Panda”.

Reaktor bernama HL-2M Tokamak tersebut adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China.

Para ilmuwan di China juga berharap perangkat tersebut berpotensi membuka sumber energi bersih yang kuat.

Baca juga: Kebiasaan Gila Ratu China, Konsumsi ASI Sampai Ciptakan Peternakan Berisi Wanita, Diperas Susunya

Baca juga: Beginilah Cara Aneh Raja Thailand Bersenang-senang dengan para Selirnya, Miliki Lebih 20 Selir

Baca juga: Mary Trump Sebut Donald Trump Kejam dan Harus Masuk Penjara Usai Tinggalkan Gedung Putih

Reaktor tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celsius, menurut surat kabar People's Daily.

Itu berarti, panas yang dihasilkan reaktor tersebut kira-kira 10 kali lebih panas dari inti matahari di mana suhunya sekitar 15 juta derajat Celsius.

Karena tenaga dan panas yang dihasilkan sangat besar, reaktor yang terletak di Provinsi Sichuan tersebut sering dijuluki sebagai “matahari buatan”.

"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya sebagai cara untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tetapi juga memiliki signifikansi besar untuk pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," tulis surat kabar People's Daily.

Ilmuwan China sendiri telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Mereka berencana untuk menggunakan perangkat tersebut bekerja sama dengan para ilmuwan yang mengerjakan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (ITER).

ITER merupakan proyek penelitian fusi nuklir terbesar di dunia yang berbasis di Perancis, yang diharapkan akan selesai pada 2025.

Baca juga: Kayak di Sinetron, Amanda Manopo Nangis Billy Syahputra Beri 3 Hadiah Ini, Nyesal Pernah Unfollow IG

Fusi nuklir yang diteliti melalui ITER yakni menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Mekanisme fusi nuklir tersebut berkebalikan dari proses fisi nuklir yang digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved