Virus Corona
Kenapa Komorbid Diabetes Pada Pasien Covid-19 Bisa Sangat Berbahaya? Ini Cara Penanganannya
Kenapa Komorbid Diabetes Pada Pasien Covid-19 Bisa Sangat Berbahaya? Ini Cara Penanganannya | #VirusCorona #Covid-19
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM - Sejumlah kasus meninggal dunia dengan status terpapar Covid-19 adalah disertai dengan penyerta diabetes ataupun diabetes mellitus.
Lantas, kenapa penyakit penyerta atau (komorbid) diabetes pada orang yang terpapar Covid-19 bisa sangat berbahaya?
Bangkapos.com mengulas bahayanya komorbid Diabetes ini dari dua artikel yang telah tayang di kontan.co.id dan kompas.com.
Kontan.co.id melaporkan, neberapa waktu lalu, seorang pasien Covid-19 di kota New York hampir meninggal dunia.
Bukan karena virus mematikan paru-parunya, tetapi karena diabetes tipe 2 yang dideritanya mengamuk di luar kendali.
Melansir Yahoo News, saat berada di unit Covid-19 di rumah sakit Kota New York, glukosa darah pasien yang berusia 74 tahun itu melonjak ke tingkat yang berbahaya.
Fluktuasi glukosa darah menjadi lebih parah setelah dia dipulangkan.
“Itulah efek Covid-19,” kata Ruth Horowitz, MD, kepala divisi endokrinologi dan metabolisme di Greater Baltimore Medical Center, yang tidak terlibat dalam perawatan pasien tersebut.
“Ada beberapa hal yang sangat unik untuk diabetes dan Covid-19,” kata Horowitz seperti yang dikutip Yahoo News.
Untuk satu hal, menderita diabetes — terutama jika kadar glukosa darah tinggi — secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi Covid-19, bahkan kematian.
Analisis Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit terhadap 2.681 orang di bawah usia 65 yang meninggal dengan Covid-19 menemukan bahwa hampir setengah dari mereka juga menderita diabetes.
Dokter juga melihat peningkatan resistensi insulin — ketidakmampuan menggunakan insulin untuk menyerap glukosa — pada pasien diabetes dan Covid-19, yang menyebabkan kadar glukosa darah melonjak.
Selain itu, dokter melaporkan kasus ketoasidosis pertama kali — komplikasi diabetes di mana tubuh memecah lemak alih-alih glukosa untuk energi, yang mengakibatkan penumpukan asam dalam darah yang berpotensi fatal.
Menurut Brenda Swanson-Biearman, DNP, seorang praktisi perawat dan asisten profesor di Rangos School of Health Sciences di Duquesne University di Pittsburgh, penyebab lain yang perlu diperhatikan: Covid-19 dan steroid yang terkadang digunakan untuk mengobati diabetes dapat menyebabkan kadar gula darah yang sangat tinggi.
Yahoo News memberitakan, penelitian yang muncul bahkan menunjukkan bahwa Covid-19 dapat memicu diabetes pada beberapa orang yang belum mengidap penyakit tersebut.
“Covid-19 memiliki dampak yang mendalam dan belum pernah terjadi sebelumnya pada pengendalian glikemik pada banyak pasien dengan dan tanpa riwayat diabetes yang diketahui,” kata Joshua Miller, MD, direktur medis perawatan diabetes di Stony Brook Medicine di New York. "Persyaratan insulin [dengan Covid-19] sangat tinggi dengan banyak pasien."
Terlebih lagi, diabetes sering kali sejalan dengan masalah kesehatan lain yang membuatnya lebih sulit untuk melawan Covid-19, seperti obesitas, penyakit jantung, dan penyakit ginjal, yang banyak di antaranya dapat mengganggu aliran darah.
Arti Thangudu, MD, ahli endokrinologi di Complete Medicine di San Antonio, mengatakan diabetes sangat berbahaya karena saat Anda mencoba menyembuhkan infeksi (seperti Covid-19), Anda membutuhkan semua sifat penyembuhan yang baik yang mengalir melalui darah.
Menurut analisis oleh APM Research Lab, tingkat diabetes sangat tinggi pada orang kulit hitam, Hispanik, dan Pribumi.
Ini menjadi salah satu kemungkinan alasan mengapa kelompok ini terkena Covid-19 secara tidak proporsional. Tingkat kematian Covid-19 mereka lebih dari tiga kali lipat dari orang kulit putih pada usia yang sama.
Para dokter mengingatkan, orang yang memiliki diabetes harus bisa mengelola penyakitnya selama pandemi.
Kenakan topeng. Cuci tangan Anda. Jarak sosial. Menurut Leonor Corsino, MD, dari Duke University School of Medicine, tiga tips menghindari Covid-19 ini sangat penting bagi penderita diabetes.
Itu karena orang dengan kadar glukosa darah tinggi yang terjangkit Covid-19 lebih cenderung membutuhkan ventilasi mekanis.
Baca juga: Awas, 5 Makanan Ini Bisa Sebabkan Diabetes, Kurangi Porsinya Atau Disesuaikan Kebutuhan Harian
Paling Sering Ditemukan pada Pasien Covid-19
Melangsir kompas.com, Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah.
Diabetes merupakan salah satu komorbid (penyakit penyerta) yang paling sering ditemukan pada pasien Covid-19.
Hal itu diungkapkan oleh Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPd-KEMD selaku Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).
“Diabetes adalah salah satu penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien Covid-19, selain juga hipertensi dan penyakit kardiovaskular,” tuturnya dalam konferensi pers virtual “Inovasi dan Transformasi Penanganan Diabetes Secara Individual Selama Pandemi Covid-19” oleh Sanofi Indonesia, Jumat (7/8/2020).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 1 Mei 2020, dari 800 kasus kematian akibat Covid-19, ditemukan sebanyak 83 kasus diabetes.
“Berdasarkan data, pasien diabetes dengan Covid-19 cenderung lebih berat dan lebih banyak meninggal jika sudah masuk rumah sakit,” tambah Suastika.
Jika diabetes bisa dicegah, lanjut ia, maka angka kematian akibat Covid-19 bisa jadi jauh lebih rendah.
Baca juga: 5 Jenis Olahraga untuk Membantu Penderita Diabetes Mengelola Gejala Penyakitnya
Pencegahan umum dan pencegahan khusus
Suastika menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang tidak memahami penyakit diabetes. “Riset Dasar Kesehatan tahun 2018, sebanyak dua pertiga dari penduduk Indonesia tidak mengetahui bahwa diri mereka diabetes.
Ini sangat menjadi ancaman, karena bisa jadi langsung komplikasi,” tuturnya.
Itulah pentingnya mengecek kadar gula darah secara rutin, dan melakukan pengobatan dari hulu atau pencegahan.
“Gejala klasik dibetes adalah banyak minum, banyak kencing, juga berat badan yang turun drastis. Sisanya adalah gejala komplikasi seperti kesemutan, luka tidak sembuh-sembuh, infeksi pada kemaluan,” papar Suastika.
Covid-19 menjadi tantangan untuk para penderita diabetes berobat ke rumah sakit. Kepatuhan berobat terhambat oleh lockdown, isolasi, karantina, dan akses pelayanan.
Oleh karena itu, Suastika menjelaskan ada dua jenis pencegahan yang bisa dilakukan oleh penderita diabetes.
“Pertama adalah pencegahan umum. Ini seperti pencegahan biasa, dengan mencuci tangan yang benar, menjaga jarak, menghindari bepergian. Tujuannya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” papar ia.
Pencegan kedua bersifat khusus.
Bagi para pasien diabetes, setidaknya ada enam hal yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah:
1. Mengendalikan kadar glikemik
2. Lebih sering memantau gula darah
3. Menstabilkan keadaan jantung dan ginjal
4. Menjaga asupan makanan
5. Latihan fisik
6. Kreatif di tengah karantina.
Baca juga: Ini Bahayanya Minuman Bersoda bagi Pasien Diabetes
Pengelolaan diabetes dengan Covid-19
Suastika menjelaskan para penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 bisa melakukan beberapa hal:
1. Covid-19 ringan: obat yang digunakan diteruskan, baik obat oral maupun suntikan
2. Covid-19 sedang: pertahankan obat yang sudah digunakan. Jika ada gangguan makan dan gejala bertambah berat, pengobatan bisa diganti dengan insulin
3. Covid-19 berat dan kritis: wajib masuk RS dengan obat insulin.
Suastika mengatakan bahwa telemedicine atau penyediaan obat yang lebih panjang dapat mengurangi putusnya pengobatan bagi pasien diabetes.
Head of Medical Department Sanofi Indonesia, Dr Mary Josephine, menyebutkan bahwa telemedicine dan terapi kombinasi secara individual bisa dilakukan.
“Terapi diabetes dilakukan secara individual. Penanganan seperti ini menjadi salah satu sarana untuk pengobatan diabetes yang memberikan hasil lebih efektif dan optimal,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, Sanofi Indonesia juga bekerjasama dengan PERKENI memberikan informasi pada tenaga medis dan masyarakat untuk manajemen diabetes, khususnya di tengah pandemi Covid-19. (kontan.co.id/kompas.com/Dedy Qurniawan)
Artikel ini disarikan dari berita Kompas.com yang berjudul "Waspada, Penderita Diabetes Pengidap Covid-19 Lebih Banyak Meninggal" dan kontan.co.id yang berjudul Risiko komplikasi diabetes dengan Covid-19 sangat berbahaya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/10-tanda-diabetes-1-saja-dialami-harus-segera-periksa-ke-dokter.jpg)