Kerang Good Looking, Jajanan Seafood Pinggir Jalan, Gak Enak Gak Usah Bayar

Sebelumnya, Fito memiliki usaha di Ibu Kota Jakarta, ada empat gerobak es jeruk yang tersebar di berbagai daerah.

Dua gerobak es jeruk di area kampus, satu di pusat kota dan satu di daerah rumahnya.

Awalnya usaha minuman segar itu berjalan baik-baik saja dan berhasil memberi pekerjaan untuk orang lain.

Namun, awal tahun 2020, Jakarta dilanda banjir yang cukup besar hingga berdampak pada usahanya.

Dua minggu tak beroperasional, minggu pertama buka masih tetap sepi hingga akhirnya hal tak diinginkan kembali terjadi.

Virus corona menghampiri Indonesia pada bulan Maret 2020, berhasil mengambrukan usaha yang telah dikelolanya bertahun lamanya itu.

"Kuliah banyak diliburkan, aktivitas dibatasi, akhirnya usaha pun tak berjalan baik dan harus gulung tikar," ujar Fito mengisahkan perjalanan saat membuka usaha.

Sekitar bulan November 2020, ia memutuskan untuk ke Bangka Belitung tepatnya di Sungailiat.

"Saya keturunan Jakarta dan ada darah Bangka juga dari ibu, orang sini. Jadi kembali ke sini, kemudian kepikiran untuk buka usaha baru," kata Fito.

Dengan semangat juang yang tak padam, ia beranikan diri membuka usaha jajanan seafood pinggir jalan.

"Biasanya di restoran kalau makan seafood, harga juga mahal. Jadi saya kepikiran untuk buat nuansa berbeda, kaki lima, harga lebih murah," sebut Fito.

Belajar secara mandiri, terhitung sudah dua bulan usaha ini berjalan, awalnya terhitung jari pelanggan yang membeli.

Namun seiring waktu berjalan, pelanggan mulai berdatangan dan kembali lagi untuk menyantap masakannya .

Sesuai jargon, gak enak gak usah bayar, dengan kepercayaan diri itu, dan cita rasa yang terus diutamakan, ini menjadi nilai jual tersendiri bagi kuliner ini.

"Iya masih ada untungnya walau murah, karena ini kaki lima jadi operasional tidak sebesar di restoran. Banyak yang balik lagi, sekarang juga sudah mulai meningkat penjualan, syukurlah," tutur Fito.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)