Andi Arief Terng-terangan Sebut Moeldoko yang Ingin Rebut Partai Demokrat dari AHY
Andi Arief Terng-terangan Sebut Moeldoko yang Ingin Rebut Partai Demokrat dari AHY
Selain itu, satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu.
Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan.
AHY menyebut, tokoh yang akan mengambil alih itu, akan menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik.
"Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti dengan paksa Ketum Partai Demokrat tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum Partai Demokrat, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," katanya.
Dan para pelaku, kata Agus, merasa yakin pasti sukses karena didukung para pejabat tinggi lain.
"Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka meng-klaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya," ujarnya.
"Tentunya kami tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence) dalam permasalahan ini," ucap AHY.
Moeldoko: Jadi Itu Urusan Saya
Nama Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut hendak mengkudeta kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.
Terkait tudingan tersebut, Moeldoko pun kemudian bereaksi dan angkat bicara.
Akan tetapi, Moeldoko meminta agar pihak Partai Demokrat tidak dengan mudah menuding Istana.
Ia juga mengingatkan agar Demokrat tak mengganggu Presiden Joko Widodo.
"Jangan sedikit-sedikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan, sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini," kata Moeldoko melalui konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021) malam.
Moeldoko menyebut bahwa Presiden Jokowi tak tahu menahu soal isu ini.